London, a few years ago.
Setelah beberapa hari tidak berbicara denganku, Jane mengajakku bertemu pada jam istirahat di belakang sekolah. Aku menunggu selama lima menit. Dia datang bersama dua teman barunya. Jane menghampiriku, mengangkat tangan ke udara, lalu mendaratkan telapak tangannya di pipiku. Terasa panas.
"He is mine," ucapnya.
Aku meringis. Alisku bertaut dalam.
Jane menekan kedua pipiku dengan kasar. "Are you deaf?" bisiknya di telingaku.
"I'm listening, Jane," jawabku lirih. Namun, Jane tiba-tiba menjambak rambutku hingga aku memekik dan memelototinya. "You must have a good reason for this!"
Jane tertawa renyah. "Okay, Abby," mendorong kepalaku sekaligus melepas jambakannya, "how could you do that to me?"
Aku menarik napas panjang, berusaha mempertahankan akal sehat dalam menghadapi Jane yang terbakar amarah. "What did I do to you?"
Jane mengarahkan jarinya di depan mataku. "You know that I like Ethan!"
Aku terperangah. "The boy you love? I didn't do anything. I've never talked to him."
Jane menyeringai. Matanya dipenuhi kebencian. "He told everyone that he liked you. People say that you only hit on your friends' boyfriends. I shouldn't be friends with someone like you, Bitch!"
Aku mendengkus, jengkel. "The gossip spreads so quickly and I were left alone," gumamku, menatap sekeliling dan tertawa. Kedua teman barunya tidak beranjak dari tempat mereka berpijak. Pasti menikmati hiburan gratis.
Jane menarik kerah bajuku. "Now, I want to hurt you."
Aku menepis kuat tangannya. "How dare you!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternally [Telah Terbit]
Teen FictionDi hari pertama kepindahannya ke sekolah baru, Abby merasa tertimpa nasib buruk. Bertemu Thomas-Ketua Geng Wolverine-justru mengantarkan Abby pada serangkai penindasan. Yang tanpa dia tahu, adalah cara cowok itu mencari perhatian. Abby menjauhi Thom...