Disebuah Coffee Shop yang terlihat cukup ramai terlihat seorang laki - laki juga gadis duduk berhadapan di temani dua caramel machiato Mereka adalah Joshua dan Nara. Joshua terlihat berbicara serius pada Nara, Ia sama sekali tidak tersenyum. Gadis di hadapannya terlihat gugup.
"Jadi bisa kau jelaskan semuanya padaku?"
"Eung.." Nara menganggukkan kepalanya cepat
"Kau tahu tidak aku hampir mati frustasi memikirkanmu, aku bahkan tidak tidur semalaman setelah kau menghilang"
"Benarkah? Aku tak menyangka segitu pentingnya diriku bagimu kkk" Nara tertawa manis
"Yak. Berhenti tertawa sekarang waktunya kau jelaskan padaku, cepat"
Nara langsung merubah raut wajahnya menjadi cemberut, sesungguhnya Joshua ingin sekali tertawa ketika melihatnya. Nara menyesap kopi di hadapannya lalu mulai bercerita.
"Baiklah. Waktu itu Ayah dan Ibuku menanyakan keputusanku apakah tetap disini atau pergi ke jepang bersama mereka. Aku mengingat bahwa aku cukup sebentar tinggal di korea tidak salahnya aku memilih lebih lama disini, betulkan?"
"Jadi maksudmu kau akan kembali ke jepang dalam waktu dekat?"
"Bukan seperti itu, aku akan tinggal disini walau harus tinggal di apartemen dekat sekolah"
"Kau serius?!"
"Apakah wajahku seperti pembohong? Tck"
Nara mendecak sebal ketika Joshua menatapnya tidak percaya.
"Lalu mengapa kau pergi ke jepang?"
"Ah.. itu aku ingin menemani mereka ke jepang dan melihat tempat mereka tinggal sehingga aku dapat memastikan mereka aman dan senang disana"
Joshua mengangguk - anggukkan kepalanya tanda ia mengerti setiap penjelasan dari Nara.
"Kapan kau pindah ke apartemen?"
"Besok sepertinya karena besok libur aku tidak mau terlalu lama"
"Baiklah aku akan membantumu" ucap Joshua sambil menyesap minuman di hadapannya
"Untuk apa?"
"Untuk membantumu. Kenapa kau tidak butuh bantuan?"
Joshua mendekatkan wajahnya ke wajah Nara. Wajah Nara memerah lalu segera ia memalingkan wajahnya.
"Ah begitu ya..Ba-baiklah"
Joshua tersenyum lalu mencubit pipi Nara. Nara berteriak sakit dan melempar tatapan kesal pada Joshua.
"Mari kita pulang.."
.
.
.
Ketika di kelas tadi siang Yejin tidak sepenuhnya fokus pada pelajaran, Ia berkali - kali memutar pikirannya kembali pada kejadian dimana dirinya bertemu Mingyu juga seorang gadis yang bahkan ia belum tahu namanya. Ia merasa ketika Hoshi membawanya pergi terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Di lain sisi Hoshi memandangi Yejin yang terlihat tidak fokus, dirinya benar - benar ingin memarahi Mingyu yang seenaknya saja berpegangan tangan dengan gadis aneh itu. Hoshi sadar betul bahwa Yejin menaruh perasaan pada Mingyu namun dengan bodohnya Mingyu menghancurkan hati gadis yang mungkin berada di hati Hoshi. Hoshi hanya memandangi Yejin dan memangku wajahnya dengan lengan kanannya.
"Kwon Soonyoung!!" Terdengar suara Lee saem, sontak Hoshi dengan cepat memalingkan wajahnya namun pandangannya sempat bertemu dengan mata Yejin.
"N-ne saem."
"Apa yang kau lihat?"
"Ah itu saem.."
"Cepat keluar dari kelas!"
Damn. Hoshi mengumpat dalam hati dan bangkit dari benda mati yang ia duduki itu. Hoshi mulai melangkahkan kakinya keluar dari kelas, ia tak lupa membawa ponsel juga earphone.
"Saem!"
Lee saem yang merasa di panggil kembali menolehkan kepalanya mencari siapa yang memanggilnya barusan. Hoshi pun menghentikan langkahnya karena sepertinya ia mengenal dengan suara tersebut.
"Ada apa Yejin?"
"Tadi aku yang mengajak Hoshi bicara jadi sepertinya aku juga harus ikut di hukum..hehe"
Yejin tersenyum kepada Lee saem namun Lee saem hanya mengerutkan keningnya bingung mengapa yejin malah menyerahkan diri agar di hukum.
"Kalau begitu kau ikut keluar dengan Hoshi"
"Ne saem" Yejin membungkukkan badannya memberi salam lalu meninggalkan kelas sama seperti Hoshi yang sudah lebih dulu keluar. Mingyu mengamati Hoshi dan Yejin yang bersikap sedikit aneh menurutnya.
Hoshi menunggunya diluar mengamati Yejin yang aneh karena secara tiba - tiba menyerahkan dirinya untuk ikut dihukum bersamanya diluar.
"Apa yang kau lakukan? kau berbohong huh?" tanya Hoshi
"Tidak.. aku memang tidak mengikuti pelajaran dengan baik jadi bukankah lebih baik aku keluar bersamamu"
"Bisa kita bicara?" tanya Hoshi
"Tentu, taman belakang terdengar bagus"
.
.
.
"Jadi kenapa kau melamun dikelas tadi?"
"Eung- aku memikirkan gadis tadi yang bersama Mingyu, apa kau mengenalnya?"
Hoshi menghembuskan nafasnya kasar, ia bingung apa ia akan mengatakannya atau tidak.
"Dia Cheon Misoo"
"Sudah kuduga tck. aku terlalu bodoh karena berharap pada Mingyu terlalu jauh. Gadis mana yang sebodoh diriku"
"Jangan berkata seperti itu, mau dengar ceritaku?"
Hoshi tersenyum melihat Yejin namun Yejin hanya menatapnya sedih.
"Mungkin lebih baik jika kau mendengarnya" ucap Hoshi meyakinkan
"Baiklah" Yejin mengangguk
"Aku menyukai seseorang, pertama kali aku melihatnya dia terlihat lucu dibenakku. entah dorongan darimana aku mulai mendekatinya namun aku sadar bahwa aku bukanlah satu - satunya lelaki yang menyukainya"
"hmm.." Yejin memandangi Hoshi yang sedang bercerita entah mengapa Yejin tahu benar bagaimana perasaan Hoshi karena ia pun merasakannya. Ya. Yejin memang sedang mengalaminya.
"Entah mengapa aku menyukai senyumnya walaupun aku sadar bahwa senyumannya bukanlah untukku tetapi untuk orang lain. Tanpa sadar dia adalah duniaku"
Hoshi menatap Yejin dalam - dalam. Gadis itu adalah Yejin, Gadis yang berada bersama dia sekarang.
"Aku bisa membantumu untuk dekat dengannya, beritahu aku siapa gadis tersebut"
Mata Yejin berbinar - binar menatap Hoshi. Yejin ingin sekali membantu Hoshi untuk bisa dekat dengan gadis yang baru saja Ia ceritakan.
Hoshi tersenyum pada Yejin. Gadis ini begitu manis hingga Ia lupa bahwa Yejin-lah yang bisa membuat dirinya merasa senang dan sakit disaat yang bersamaan.
"Aku menyukai dirimu, Yejin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore U
FanfictionBerawal dari pertemuan konyol seorang gadis dengan sekelompok siswa laki - laki disekolah barunya yang kemudian menimbulkan berbagai konflik pertemanan, perselisihan bahkan percintaan diantara mereka