oppa? hanya oppa?

345 67 8
                                    

       Disebuah ruangan yang kental dengan nuansa ketentaraan, terlihat seorang namja berperawakan tegap dan berbadan besar, tengah meringkuk diatas meja kerjanya.
"Tidak... Gadis itu tidak mungkin shin hye, apa dia masih hidup? Oh ya tuhan. Apa yang akan dia pikirkan tentang ku? Jika pun dia masih hidup, kenapa baru muncul sekarang? Ya tuhan, apa yang harus ku lakukan? Apa aku harus menemuinya?... Ya! Tidak ada jalan lain, aku harus menemuinya apapun yang terjadi." ujar namja itu.
.

.

.

      Shin hye telah selesai mengajar saat matahari sudah memancarkan cahaya jingga. Saat ini ia sedang membereskan buku buku yang berserakan diatas meja, setelah itu keluar dari posko nya.

Disisi lain, donghae telah selesai memeriksa posko posko yang menampung korban bencana.
Beberapa orang yang lewat menyapa nya dengan ramah. Bagaimana tidak, puluhan bahkan ratusan nyawa telah berhasil diselamatkan oleh kapten gagah nan tampan itu.

Tidak sengaja, donghae melihat sosok shin hye yang hendak keluar dari poskonya.
Seringai jahil muncul di sudut bibir casual donghae. Dengan satu gerakan, donghae berlari seperti anak kecil dan...

Grep...

Tangan nya melingkar sempurna di pinggang ramping shin hye. Shin hye yang terkejut akan hal nekad donghae pun menegakkan badannya.
Dagu lancip milik donghae sudah bertengger di pundak shin hye. "Donghae apa yang kau lakukan? Bagaimana bila ada anak anak yang lihat?" ujar shin hye berusaha menepis tangan donghar tetapi gagal. "Memang kenapa? Mereka pasti akan berfikir kita ini pasangan yang  harmonis. Lagi pula aku butuh pundak mu untuk bersandar. Kau tau aku lelah setelah berkeliling?" kata donghae sambil memajukan bibirnya persis seperti anak kecil. "Kau seorang kapten, bagaimana bila bawahan mu melihatnya?" kali ini shin hye berhasil lepas dari pelukan donghae. Donghae hanya mendengus sebal. "Ish! Mereka pasti akan mengerti bila aku membutuhkan kasih sayang. Hei! Kapten juga manusia biasa yang bisa jatuh cinta pada siapapun, aku bukan robot." katanya yang masih memakai bahasa ala anak kecil. "Terserah!" setelah mengucapkan kata kata ketus itu, shin hye pergi meninggalkan donghae.

"Apa kau ingat sesuatu nona park? Kau punya hutang jawaban kepada ku!" kata donghae setengah berteriak. Hal itu membuat shin hye mematung ditempat. Suasananya jadi canggung sekarang. Sedetik kemudian, donghae berlari ke arah sang pujaan hati itu.
"Jadi apa jawaban nya? Kau yang menentukan hari ini aku dapat pujaan hati, atau hati ku harus hancur untuk yang pertama kali karena seorang yeoja? Itu keputusan mu nona."
"Eem... Donghae... Sebenarnya..."

"Shin hye!!" terdengar teriakan seorang namja dari belakang tubuh shin hye.

Saat shin hye berbalik...

"Kyungsoo? Ada apa?"
Tanya shin hye pada namja bermata bulat dan mungil itu. Kyungsoo menghampiri shin hye dan donghae. "Sedang apa kalian disini?" tanya nya yang seperti mengintrogasi donghae. Matanya menatap donghae dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "Emm... Kami hanya..." baru shin hye ingin menjawab.

"Sudah ku katakan, bila telah selesai mengajar, usaha kan kembali ketenda secepatnya. Jangan bicara dengan orang ketika sudah ingin malam. Jangan terlalu lama diluar jika hari sudah petang. Kenapa kau tidak menurut?" wajah kyungsoo memang datar, tapi tersirat kecemasan yang menguasai jalan fikirannya.
Shin hye hanya diam tak menjawab, karena ia tau kyungsoo sangat khawatir padanya.
"Hah!... Ya sudah ayo pulang." kata kyungsoo seraya menggandeng tangan shin hye.
Tapi sedetik kemudian donghae yang mencengkram tangan kyungsoo dan dibuahi tatapan mematikan oleh kyungsoo.
"Biarkan aku bicara dengan shin hye sebentar saja. Aky janji dia akan selamat sampai di tenda." kata donghae dengan kepercayaan dirinya. "Baiklah... Tapi pulangkan dia dengan selamat atau kepala mu akan jadi taruhannya." setelah itu kyungsoo meninggalkan donghae dan shin hye...

BULLETPROOF GIRL (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang