pergi!!

274 61 7
                                    

Chanyeol menyeka air matanya kasar, ia terus menangis ketika menceritakan tragedi 15 tahun lalu.

"Semua terjadi begitu saja. Sangat cepat, hingga aku tak menyadari apa yang aku katakan..." tapi seberapa kuat nya chanyeol, ia tetap namja kecil yang lemah dan akan terus begitu.

Kyungsoo merasa sangat iba pada sahabat kecilnya itu. Wajahnya memancarkan bila ia sedang memikul seluruh masalah besar di pundaknya. Dan itu tidak mudah...

"Kau telah berubah menjadi namja yang kuat, chanyeol. Tetaplah seperti ini setidaknya sampai shinhye mengerti..." kyungsoo hanya dapat menuemangati nya dari belakang.

"Terimakasih kyunggie..." ucap chanyeol seraya merangkul bahu sahabat nya itu.

"Itulah tugas seorang sahabat yeollie..."

Sedetik kemudian mereka tertawa, tak memperdulikan hari yang sudah berganti malam.
Mereka --kyungsoo dan chanyeol-- terus bercerita mengenai kehidupan mereka setelah tragedi 15 tahun lalu.

Di sisi lain.

Didalam tenda kyungsoo dan jimin, shinhye masih meringkuk diatas kasur kyungsoo dengan air mata yang membanjiri wajahnya. Sesenggukan terkadang terdengar dari nafas shinhye. Ia masih terus saja menangis.

Ini kebiasaan lama shinhye, menangis hingga ia lelah sendiri dan tertidur. Jika sudah tidur dalam tangisnya, ia akan demam keesokan harinya.

Sosok jimin mulai mendekati shinhye...

"Shin, aku sudah membuat bubur untuk mu. Makan lah walau sesuap." titah jimin.
"Aku tidak lapar..."

"Ayolah shin, kau bisa demam besok jika tidak makan..." sohyun, sahabat SMA shinhye ini terlalu mengenal shinhye luar dalam, hingga ia hafal kebiasaan nya.

Shinhye tetap menggeleng, seakan hanya jawaban itu yang ingin dia utarakan.

"Shin, Apa kau mau i----" tiba tiba donghae datang, dan berteriak layaknya anak usia 5 tahun.
Tapi kata kata nya itu menggantung saat netra nya menangkap shinhye sedang meringkuk lemas diatas tempat tidur.

"Hei kau kenapa?" tanya nya sambil duduk di pinggiran kasur itu. Tersirat kecemasan di setiap kata yang ia ucapkan.

Shinhye tak menjawab dan tetap bungkam.

Tangan donghae terulur untuk menyentuh kening shinhye.

"Ya tuhan! Kau demam! Kenapa tidak ada yang tau bila ia sedang demam saat ini?! Kenapa kalian hanya berdiri di sana dan menatapnya?! Apa kalian buta, hah?!!" donghae menyemburkan amarah nya saat mengetahui shinhye demam, dan yang lebih parah, para sahabatnya hanya menyaksikan. Ini kejam, bukan?

Semua hanya diam mendengar donghae marah marah seperti itu.

"Kenapa kalian hanya diam disana? Ayo kita bawa ke posko kesehatan!"

Tiba tiba jimin menepuk bahu dongahe. Dan itu membuat donghae berbalik.

"Ini bukan demam seperti biasa, kapten. Saat mood nya turun, maka shinhye akan demam..." jelas jimin.

"Mood nya turun? A.. Apa jangan jangan... Aku yang membuat mood nya turun?"
"Bukan..." jawab shinhye dengan sisa tenaga seadanya.

"Bukan kau, kapten..." lanjutnya.
Donghae menatap lekat wajah sayup shinhye yang mulai berusaha untuk duduk...

"Tapi..."

∆∆∆

Donghae melangkahkan kaki jenjang nya dengan amarah yang tersirat di mata elang nya.
Ia tidak peduli siapa yang akan ia hadapi kali ini, yang penting orang brengsek itu sudah membuat yeoja nya menagis, donghae tak akan mengampuni nya...

BULLETPROOF GIRL (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang