Bab 3 : TONIGHT

11.6K 304 77
                                    

"The game will begin, honey," ucap Angela sambil tersenyum miring.

Wajah Chandra tergambar jelas dalam otaknya saat dia mengatakan ucapan sesumbar barusan.

Angela sangat berharap kalau Chandra akan memberikan pekerjaan itu untuknya agar dia memiliki kesempatan untuk menggoda dan membuat pria kaya itu jatuh ke dalam pesonanya. Sebuah harapan untuk mencapai impiannya menjadi nyonya kaya.

@@@

Pesta ulang tahun ke-24 milik Clarissa berlangsung meriah. Lampu café sengaja dibuat warna-warni menyerupai lampu disko. Balon bebentuk huruf warna emas juga sengaja dirangkai membentuk kata "Happy Birthday". Selain itu, bar dan balkon mini yang ada, juga sengaja dihias untuk menunjang suasana pesta.

Pesta sudah berlangsung hampir 3 jam, namun rupanya masih banyak tamu undangan yang belum pulang. Kebanyakan dari mereka justru asik beromantis ria bersama pasangannya. Sedangkan sisanya, justru asik bereuni.

Perlahan tapi pasti, Clarissa mulai merasa tersisih dari pestanya sendiri. Dia bahkan mulai dilanda oleh rasa tidak nyaman yang mengganggu.

Balkon di belakang café menjadi tempat yang manarik perhatian Clarissa untuk melarikan diri. Disana, wanita itu menggerutu lagi.

Kenapa kamu belum juga datang?, batin Clarissa dengan nada frustasi.

Hati gadis itu terasa nyeri, saat berfikir kalau dirinya mungkin tidak berarti apa pun bagi kekasihnya. Terbukti, ponsel Chandra bahkan tidak bisa dihubungi sejak sore. Ini adalah pesta ulang tahun terburuk bagi Clarissa, terlebih karena kehadiran pria yang sejak lama tidak ingin dilihatnya lagi - Jimmy.

Clarissa sungguh menyesali bagaimana Jimmy bisa tahu tentang pestanya ini. 

"Tertarik untuk minum Agricola Punica, Cla?" seorang pria bertubung jangkung dengan setelan kemeja putih garis-garis datang menghampiri Clarissa.

Wajah Clarissa terlihat agak masam saat melihat senyum di wajah pria tampan yang kini berdiri tepat di sampingnya. Dari sekian banyak orang di pesta, mengapa harus Jimmy yang berhasil menemukannya.

"Tidak. Aku tidak mau mabuk di pesta ulang tahunku sendiri, Jim," tolak Clarissa dengan halus.

"Rupanya kamu sudah banyak berubah, Cla," ucap Jimmy sambil meneguk sendiri red wine yang tadi ditawarkannya pada Clarissa.

"7 tahun, bukan waktu yang sebentar untuk menahan seseorang tetap pada kebiasaannya, Jim. Ku pikir, kamu juga telah banyak berubah," ucap Clarissa sambil mengamati Jimmy dari atas sampai bawah.

Ya, penampilan Jimmy memang sudah banyak berubah sejak yang terakhir dia lihat dulu.

"Aku tidak pernah berubah, Cla," ucapnya dengan sedikit tawa yang entah mengapa terdengar getir di telinga Clarissa. "Sama seperti malam itu, aku masih penikmat Agricola."

Clarissa menggerakan tubuhnya kesamping. Mencoba menciptakan jarak selebar mungkin diantara mereka. "Percuma kamu ungkit masa lalu kita, karena semua sudah tidak ada artinya untuk ku."

Berbeda dengan Clarissa yang menatap lurus ke arah taman. Jimmy justru lebih tertarik menatap wajah Clarissa dalam-dalam. Ada rasa nyeri yang menyelimutinya saat mendengar pengakuan Clarissa barusan.

"Kenapa?"

"Aku sudah punya kekasih, Jim. Jadi, tolong jangan bahas tentang masa lalu kita lagi." Clarissa tahu kemana arah pembicaraan Jimmy dan dia tidak mau larut lagi pada kisah mereka yang dulu.

"Rasanya sakit mengetahui kamu sudah bersama yang lain, Cla. Tapi ku rasa-," Jimmy menjeda ucapannya sejenak. "Dia tidak teralu mencintaimu. Buktinya, dia bahkan tidak datang ke pesta ini."

Deal With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang