BAB 11 : SELINGKUH

8.3K 259 73
                                    

Clarissa menggeser tombol hijau pada ponselnya, saat mendapat panggilan masuk dari Chandra. Wanita itu bahkan baru ingat, kalau hari ini, mereka belum bertukar kabar sekalipun.

"Hai, Cla. Dinner, yuk!" ucap Chandra to the point.

Ya, Chandra memang bukan tipe pria yang suka berbasa-basi meskipun terhadap kekasihnya. Namun aneh, entah kenapa suara yang biasanya terdengar hangat itu, kini justru terdengar datar di telinga Clarissa. Seolah rasa cintanya ke Chandra telah menguap entah kemana.

"Aku ada meeting malam ini. May be next time ya."

"Ya udah, kalo kamu emang sibuk banget. Jangan lupa jaga kesehatan ya."

"Iya...." Clarissa menjeda ucapannya sesaat karena menyadari tatapan cemburu dari pria di hadapannya. "...oh ya, aku mau lanjut nyiapin materi meeting untuk nanti malam. See you."

"I miss you."

Tanpa membalas pernyataan rindu dari Chandra, Clarissa langsung memutus sambungan telepon.

Maaf,  karena ada hati lain yang sekarang harus aku jaga, batin Clarissa sambil menatap pria dihadapannya - Jimmy.

"Apa itu telepon dari tunangan mu?" tanya Jimmy dengan nada tidak suka yang ketara.

Ya, Jimmy berhak cemburu, karena sekarang dia juga berstatus sebagai kekasih Clarissa.

"Lebih tepatnya calon mantan tunangan...." Clarissa menjeda ucapannya sejenak lalu tersenyum, "...sekarang biarin aku tetap bersamanya dulu, karena aku harus  mencari waktu dan alasan yang tepat untuk mengakhiri pertunangan kami ini."

"Jadi, kamu akan menyingkirkannya?" Pertanyaan Jimmy barusan, menohok tepat di hati Clarissa.

Apa kamu setega itu untuk menyingkirkan Chandra hanya untuk Jimmy, Cla? dewi batin Clarissa seolah sedang berprotes pada dirinya sendiri.

"Ya." Bibir Clarissa mungkin bisa mengucapkan kata itu dengan sangat enteng. Namun tidak dengan hatinya. Dada wanita itu disesaki oleh rasa bersalah.

Tidak! Kamu tidak akan setega itu, Cla. Dia sangat mencintaimu dan bukankah kamu sudah menerima lamarannya? Jangan membuatnya merasakan luka yang pernah kamu rasakan dulu, dewi batinnya lagi-lagi mengajukan protes, sehingga membuat rasa bersalah dalam diri Clarissa semakin besar.

Namun sayangnya, rasa bersalah itu mendadak lenyap saat dia melihat senyum di wajah Jimmy. Senyuman itu seolah telah menjadi candu untuknya sejak bertahun-tahun silam. Dan senyuman itu juga lah yang membuatnya tertarik pada Chandra.

Clarissa masih ingat dengan jelas, saat  pertama kali dia jatuh cinta pada senyuman Chandra. Senyuman yang membuatnya tidak bisa berhenti tersenyum selama seminggu. Sebuah senyuman yang sebenarnya hanya mengingatkan dia pada cinta pertamanya – Jimmy.

Ya, kedua laki-laki itu memiliki senyum yang hampir serupa. Mereka sama-sama memiliki lesung pipi yang tercetak jelas saat tersenyum. Dengan kata lain, Chandra hanya dijadikan Clarissa sebagai pengecoh dari takdir buruk yang dialaminya saat itu. Miris!

Namun sekarang, Jimmy nya telah kembali dan Clarissa telah siap untuk mengakhiri pelariannya dan menghapus nama Chandra dari hidupnya.

Semua berawal sejak kepulangan Clarissa dari club pada malam itu....

~~ Flashback on~~

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Clarissa pada Jimmy yang telah menunggunya di depan pintu sejak tadi.

"Aku ingin meminta maaf atas kejadian di club tadi." Mata Jimmy menatap Clarissa dengan sendu.

Clarissa menatap Jimmy dari ujung rambut sampai kaki. Hatinya merasa ngilu saat melihat laki-laki yang pernah sangat dicintainya itu terlihat kacau.

"Kenapa kamu kembali?" tanya Clarissa sangat penasaran.

"Aku hanya ingin mempertanggung jawabkan perbuatan ku. Dulu kita masih sangat muda dan aku belum siap menikah. Tapi jujur, aku slalu merindukanmu...," Jimmy menghela napas sejenak. "...aku memang pernah menjadi pria brengsek, tapi aku berjanji akan membuatmu bahagia, Cla."

Clarissa bergeming, sekelebat pikiran melayang di otaknya. Entah apa yang hatinya rasakan. Yang pasti bukan lagi kemarahan ataupun kebencian. Hatinya tersentuh, rasanya ingin menangis tapi dia masih sangat terluka. Luka yang bahkan belum kering sepenuhnya.

Clarissa melirik ke arah Jimmy yang menatapnya dengan intens. Tidak disangka olehnya kalau kemarahan yang awalnya berkobar seperti api perlahan mencair setelah mendengar pengakuan Jimmy barusan. Ya, Jimmy selalu mempunyai cara untuk meredakan emosi Clarissa atau memang, hatinya masih belum berubah.

Clarissa menghela napas panjang lalu mempersilahkan Jimmy untuk masuk ke dalam apartemennya. Sebuah hunian yang menjadi saksi bisu tentang kenakalan remaja mereka dulu. Ya, Clarissa dan Jimmy dulu sering bercinta di dalam apartemen ini.

Dan di detik ini juga, Clarissa tidak bisa lagi memungkiri kalau dirinya masih sangat mencintai Jimmy - pria yang pernah mengenalkannya tentang arti cinta pertama dan juga luka.

"Maaf, untuk kejadian di club tadi," ucap Jimmy saat Clarissa mengobati memar di wajahnya.

Waktu seakan berhenti, saat mata mereka beradu dan seolah menimbulkan godaan untuk saling bercumbu. Hingga tanpa sadar, wajah mereka saling mendekat dan tanpa perlu waktu lama, bibir itu telah bertemu pasangannya. Membuat mereka berdua semakin terhanyut dalam setiap cumbuan. Hingga hembusan napas seolah saling membelai diiringi degup jantung yang mulai tidak beraturan.

Ciuman Jimmy saat ini terasa sangat berbeda dengan yang dia lakukan di club beberapa jam lalu. Clarissa merindukan Jimmy  yang mencumbunya seperti ini - penuh kehangatan dan juga cinta.

Clarissa menarik ujung kemeja yang di kenakan Jimmy lalu menyusupkan telapak tangannya ke balik kemeja pria itu dan menyentuh setiap bagian yang ingin dia sentuh. Begitu pula sebaliknya. Jimmy pun menyentuh setiap inchi  dari tubuh Clarissa yang ingin dia sentuh. Perlahan, mereka masing-masing sudah jatuh ke dalam kegelapan yang penuh hasrat dan juga gairah.

Hingga yang terdengar sesudahnya, hanyalah suara pakaian dan zipper  yang jatuh ke lantai yang lalu disusul dengan desah bersahutan dari pasangan yang sedang bercinta tersebut.

~~Flashback off~~

@@@

Malam ini, club lebih ramai daripada biasanya. Sehingga sejak beberapa jam lalu, Angela terpaksa mondar-mandir mengantar minuman alkohol itu ke pemesan, baik yang ada di lantai atas ataupun bawah. Gerakannya mendadak terhenti saat secara tidak sengaja melihat sepasang kekasih yang dikenalnya sedang bercumbu mesra.

Angela masih ingat dengan jelas, siapa wanita itu. Dia adalah wanita baik hati yang memberikannya uang lima ratus ribu beberapa minggu lalu. Sekaligus juga wanita jahat yang telah merampas ciuman dari pangeran impiannya. Dan bagi Angela sekarang, Clarissa tidak lebih baik dari para jalang. Karena buktinya dia kini justru bercumbu dengan pria yang dulu hampir memperkosanya. Tragis!

Ya, Angela masih ingat dengan pasti, pada wajah tampan yang beberapa minggu lalu menjadi sasaran tinjunya dua kali.

Sungguh pasangan yang menyedihkan, batin Angela dengan penuh rasa marah.

Angela tidak terima kalau dirinya dikalahkan oleh wanita murahan sekelas Clarissa.  Dan satu hal yang pasti, dia tidak akan pernah rela kalau pangeran impiannya itu dipermainkan hingga terluka.

Tidak akan pernah!

________________________________________________________________________________________________

Hi, guys,

Aku mau makasih banget karena enggak nyangka cerita ini bisa dpt rank 825 di WP untuk romance.. (Sumpah kalian boleh anggap aku lebay. Tapi aku beneran bahagia ^^)

Duh, rasanya gak sabar untuk update chapter selanjutnya. Dijamin lebih seru^^.. So, jangan lupa add to library..

Ohya, untuk yg kalian yg lupa itu flashback dari chapter berapa, aku kasih bocoran. Itu flashback dari bab 7 yg Angela nonjokin Jimmy karena berniat memperkosa Clarissa, tapi ternyata mereka malah "begitu" dengan suka rela di apartemen.. Astaga.. 😅

Enjoy reading

28/1/17

Deal With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang