BAB I : TERJEBAK HUJAN

16.2K 399 108
                                    

Entah sudah berapa kali Chandra mengumpatkan kekesalannya karena orang yang ditunggu olehnya dan Clarissa tidak kunjung datang. Kondisi tersebut, diperparah dengan sinyal ponselnya yang memang sudah beberapa hari ini sangat jelek. Mood laki-laki itu benar-benar sedang rusak.

"Kenapa temanmu belum datang juga?" Pertanyaan yang sama itu bahkan sudah dilontarkan Chandra hampir sepuluh kali.

Bagi Chandra waktu adalah kesempatan untuk menghasilkan uang dan peluang bisnis baru. Jadi, dia sangat benci menunggu apalagi tanpa kepastian.

"Sial," umpat Chandra lagi. Rupanya, orang mereka tunggu belum juga terlihat di pintu masuk kafe.

"Sekarang kan lagi hujan, jadi mungkin mereka terjebak macet. Sabar ya, Sayang." Clarissa menutupi rasa kecewanya dengan berusaha memperbaiki suasana hati kekasihnya itu.

Ada beberapa alasan yang membuat Clarissa pantas merasa kecewa saat ini. Pertama, teman yang ditunggunya itu sudah terlambat lebih dari 30 menit. Kedua, dia terpaksa harus mendengar ocehan kesal dari Chandra yang bahkan sejak tadi hanya sibuk dengan ponsel ditangannya. Baiklah, Clarissa tahu kalau dia tidak bisa bernegosiasi dengan Chandra mengenai masalah waktu. Jadi, dia harus mengalah.

"Sudah lama aku merindukanmu. Apa kamu merindukanku juga, Sayang?" rayu Clarissa dengan nada menggoda secara tiba-tiba. Dia berharap bahwa suasana hati Chandra akan membaik setelah mendengar rayuannya barusan.

Demi Tuhan, Chandra paham kalau Clarissa sedang berusaha menarik perhatiannya saat ini. Namun sayang, yang pria itu butuhkan saat ini hanyalah sinyal. Bukan apapun atau siapapun, termasuk juga Clarissa. Oh, god!

Melihat prianya yang tetap fokus pada ponsel ditangannya, tidak membuat wanita itu kehabisan akal. Clarissa meraih tangan kanan Chandra yang masih sibuk dengan ponselnya. Wanita itu menuntun telapak tangan kekasihnya tersebut ke tengah meja dan meremasnya perlahan. Demi Tuhan, yang diinginkan Clarissa saat ini hanyalah bisa menikmati waktu kebersamaan mereka berdua. Tidak lebih.

"Sure! I miss you too," ucap Chandra disertai dengan seulas senyum diakhir.

Senyuman itu masih sama seperti senyuman yang pertama kali Clarissa lihat pada pria itu dua tahun lalu. Sebuah senyum yang mampu membuatnya terus terbayang-bayang selama seminggu penuh. Senyuman yang membuat dirinya jatuh ke dalam pesona pria itu. Senyum indah yang memperlihatkan deretan gigi putih dengan dua lesung pipi yang membingkai di setiap ujung bibir milik pria itu. Ditambah dengan jakun seksi yang semakin menambah kadar ketampanannya.

"Aku senang karena ternyata kamu juga merindukanku, Sayang. Jadi, nikmatilah sore kita yang syahdu ini. Mengharapkan sinyal di cuaca yang buruk seperti ini hanya akan membuatmu bertambah kesal. Lagi pula, seharusnya kita bisa lebih menikmati momen tanpa sinyal saat sedang berduaan di kafe romantis saat dingin seperti ini," Clarissa berceloteh panjang-lebar dengan disertai kerlingan mata genit di akhir celotehannya.

Clarissa bahkan telah berdamai dengan dirinya dan enggan memaksa Chandra untuk bisa mengoceh panjang-lebar seperti dirinya. Yang terpenting bagi Clarissa saat ini adalah dia mengetahui bahwa Chandra juga menyimpan kerinduan untuknya meskipun mungkin dalam tingkatan yang berbeda.

Chandra melirik ke wajah cantik Clarissa. Wanita itu memiliki bentuk wajah tirus dengan kulit seputih gading. Sorot mata abu-abu yang dalam namun juga lembut. Di lengkapi dengan alis tebal dan bulu mata yang lentik. Hidung yang mancung dan rona bibir yang tampak penuh dan menggoda. Wanita cantik yang mampu membuat pria manapun jatuh ke dalam pesonanya.

Clarissa dapat merasakan bahwa lirikan mata Chandra sekarang sudah berubah menjadi tatapan intens, sehingga dengan sengaja gadis itu memamerkan kesensualan leher dan pundak telanjangnya yang mulus dengan cara menyibakkan rambut panjangnya kesamping. Ada perasaan puas yang menggelitik dalam diri Clarissa setiap kali berhasil menggoda kekasihnya yang terkenal pendiam itu. Apapun kelebihan dan kekurangan Chandra, seolah sudah menjadi pelengkap bagi cintanya.

Deal With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang