One

990 64 2
                                    

"Malfoy! Dimana buku ramuanku?"

"Minggir, Granger!"

"Buku ramuanku! Kemana buku itu?"

"Bukuku! Dimana bukuku?!"

"Malfoy! Dimana buku ramuanku?"

Draco menoleh kearah Hermione dengan jengkel. Sepagian ini dia hanya mencari buku ramuan saja! Apa dia tidak lihat kalau aku juga punya kesibukan lain? gerutu Draco.

"Kau carilah sendiri, Mudblood," jawab Draco cuek sambil memasang dasi.

"Tapi tadi malam kan kau meminjamnya! Sekarang kemana?" Hermione melotot melihat sikap Draco.

"Coba kau cari di ruang rekreasi. Seingatku aku menaruhnya disana."

Hermione langsung berbalik dan mengentakkan kaki ke ruang rekreasi. Kenapa sih tidak dia carikan? Bukankah dia yang menaruhnya disini? rutuk Hermione. Tiba di ruang rekreasi, dia melihat sebuah buku di meja, buku ramuan.

"Ah ini dia! Dasar, tidak bertanggung jawab sekali terhadap barang orang lain! Kalau saja aku bisa menonjoknya sekali lagi!" Hermione mengambil buku itu dan berbalik, dan melihat Draco yang bersedekap sambil menyeringai.

"Siapa yang kau bilang tidak bertanggung jawab, eh?"

"Kau," kata Hermione sambil melotot galak, lalu melewati Draco yang hanya bisa geleng-geleng.

Selalu saja marah-marah di pagi hari, lalu nantinya dia akan mengeluh tentang suasana hatinya yang buruk, dan itu karena aku! Padahal dia sendiri yang membuat suasana hatinya begitu dengan marah-marah, omel Draco dalam hati.

***

Aula besar ramai, dipenuhi anak-anak gryffindor, hufflepuff, ravenclaw dan slytherin yang sedang sarapan. Harry entah dimana. Ginny sedang bercanda dengan teman di sebelahnya, sementara Hermione memelototi Ron yang sedang makan.

"Kau tidak bisa berhenti makan ya?!" ketus Hermione.

"Kenapa?" Ron mengangkat sebelah alisnya. "Aku lapar. Memangnya kau tidak?"

"Sahabatmu hilang lagi! Mana bisa aku makan?!" Hermione melotot.

"Kalau begitu, berbaliklah, dan siapa tahu kau bisa makan dan tidak menggangguku," ujar Ron enteng.

Hermione mengerutkan alis dan berbalik sesuai kata-kata Ron. Harry baru tiba, langsung duduk di samping Ginny.

"Pagi Harry," sapa Ginny sambil tersenyum.

"Pagi Ginny." Harry tersenyum balik, lalu menatap Hermione dan langsung heran, karena Hermione sedang melotot galak padanya.

"Dia kenapa, Ron?" tanya Harry.

"No idea," Ron bicara dengan mulut penuh. "Tanyakan saja padanya."

"Kenapa kau telat sarapan?" tanya Hermione to the point.

"Oh," Harry mengangguk-angguk. Ternyata hanya karena itu, batin Harry. "Ada yang harus kuurus sebelum sarapan."

"Apa?" tanya Hermione lagi.

"Quidditch."

"Kau akan melawan Hufflepuff nanti siang?" tanya Ginny.

"Ya," jawab Harry sambil mengambil roti. "Tapi tadi ada beater yang bermasalah. Tapi jangan khawatir, sudah kubereskan."

Tiba-tiba Hermione melotot galak kearah meja seberang. Ron langsung mengangkat alis lagi.

"Kau ada apa sih?" tanyanya. "Pagi ini sensitif sekali."

"Malfoy meninggalkan buku ramuanku diatas meja di ruang rekreasi tadi malam, dan tidak mengembalikannya padaku. Tadi pagi, bukannya dia mengambilkannya untukku disana, dia malah menyuruhku mengambilnya sendiri," gerutu Hermione. "Dan baru saja, dia menyeringai jelek padaku."

"Bagaimana bisa kau dan Malfoy bertemu di ruang rekreasi?" tanya Ron.

Hermione menatapnya heran.

"Oh ya aku lupa," kata Ron seolah teringat sesuatu. "Asrama ketua murid kan, terpisah."

Hermione menggeleng-geleng, lalu meneguk lagi jus labunya.

Ya, beberapa bulan yang lalu, Prof. McGonagall menjadikan Hermione sebagai ketua murid, berpasangan dengan Draco. Saat itu Draco dan Hermione masih bermusuhan. Julukan 'Mudblood' dan 'Ferret' terdengar dimana-mana. Lalu lama kelamaan, mereka saling bekerja sama, dari mulai pinjam meminjam buku, saling bantu saat mengerjakan pekerjaan dari para guru, lalu saling ledek juga. Mungkin tidak sebentar, tapi mereka mulai akrab meski masih sering bertengkar.

"Tapi, Mione," kata Harry. "Kenapa kau tahu seringainya itu untukmu? Bagaimana kalau itu untuk orang lain?"

"Itu untukku," ketus Hermione. "Aku hafal bagaimana seringai itu meledekku."

"Kalian akan pulang saat liburan natal nanti?" Ginny mengalihkan pembicaraan.

Hermione berpikir. "Mungkin tidak."

Harry menggeleng. "Hmm, tidak."

"Tentu saja tidak," jawab Ron.

"Kenapa kau yakin sekali, Ron?" tanya Hermione.

Ginny terkekeh. "Tahun lalu dia mendapat sweater lagi dari Mom."

"Lalu kenapa? Apa yang salah?" tanya Hermione.

"Itu membuatku terlihat bodoh," sungut Ron. Harry tertawa lebar.

"Seperti biasanya kan, Ron?" Hermione menyeringai meledek Ron.

"Kau sengaja membuatku terpojok begini, Ginny?" gerutu Ron sebal.

Ginny menggeleng. "No, of course."

"Sudahlah, Ron. Jangan menyalahkan Ginny." Hermione tertawa.

"Kurasa kau sudah tertular seringai menyebalkan milik Malfoy, Mione." Ron tertawa, membuat Hermione melotot. Tapi tidak lama, Hermione tertawa juga.

Tanpa menyadari ada yang menatap mereka dengan penuh luka dan benci.

***
Hueeeh, ini fanfict dramione pertama gueee...
Gimana? Gimana? Ginana? Bagus nggak?
Yah tau deh, kalo gaje. Tapi gue akan sangat berterimakasih kalau fanfict ini diapresiasi dengan memberi vote dan comment. Gue juga berterimakasih pada silent reader karena udah baca karya gue, tapi lebih enak kalo di vote.

Apa lagi? Udah kali ya..

Xoxo,

Author

Love And War (Dramione Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang