Five

383 35 0
                                    

Draco POV

Sinar matahari pagi menyorot masuk kedalam kamarku seperti laser, membuat mataku terasa silau.

"Hoaahhm.."

Segera aku bangun dan bersiap-siap. Ku ambil seragam dan kubuka pintu kamarku. Selanjutnya menuju kamar man...

"MEOW!"

"Merlin!"

Ya ampun, kupikir ada apa. Ekor kucing Si Semak itu ternyata terinjak olehku. Sekarang dia kabur kearah kamar pemiliknya.

"Ada apa, Crookshank?" Suara yang sangat kukenal berasal dari kamar Granger. Ya, itu suara si Granger.

"Kucingmu tuh, berkeliaran sembarangan. Kurung saja dia!" gerutuku.

Granger menatapku. Kulihat dia sudah berpakaian rapi. Jujur saja, aku kadang bingung dia bangun jam berapa.

"Aku tidak tahu masalah apa yang menimpamu,  Malfoy," katanya dengan dingin. "Tapi kuminta, jangan ganggu aku."

"Oh well,  toh aku juga tidak ingin berlama-lama ada di hadapanmu," balasku tak kalah dingin, kemudian secepat kilat aku memasuki kamar mandi.

***

"Kenapa wajahmu,  Mate?"

Aku diam saja mendengar Blaise bertanya padaku sambil makan. Sedangkan aku, diam saja tanpa menyentuh sarapanku yang teronggok diatas meja

"Kau harus sarapan. Bukankah nanti ada latihan quidditch? Kau butuh tenaga untuk itu!"

"Aku tidak lapar," kataku. Yeah,  entah kenapa, selera makanku hilang begitu saja. Pikiranku penuh dengan Granger, perkamennya yang entah siapa yang pakai, kucingnya yang tadi pagi kuinjak ekornya. Huh, mengganggu saja.

"Apa karena Si Granger?" tanya Blaise.

"Kau berisik sekali," gerutuku.

"Hai Drake," tiba-tiba, entah darimana, Pansy tiba di depanku dan tersenyum lebar. "Kenapa tidak menyentuh sarapanmu? Nafsu makanmu pergi kemana?"

"Entahlah."

"Buatku saja," Crabbe menyahut dari tempatnya disamping Pansy.

"Enak saja."

"Kau ada latihan quidditch kan hari ini? Makanlah," bujuk Theo.

"Aku tahu," ujarku jengkel. Kenapa semuanya terdengar berisik dan cerewet sekali? "Tapi kuulangi. Aku tidak lapar.  Tapi tentu saja aku tidak akan memberikan makananku untuk siapapun."

"Jadi? Kau mau bagaimana?" Pansy terlihat sabar menghadapiku.

"Aku tidak tahu juga."

"Apa kau sedang jatuh cinta?" tanya Pansy.

"Apa?" Aku mengernyitkan dahi.

"Jatuh cinta. Kau...tidak jatuh cinta kan?"

"Mana mungkin Draco jatuh cinta," Theo menyahut enteng.

"Tapi..nafsu makan Draco hilang seperti orang jatuh cinta."

"Apa kau sakit?" tanya Blaise.

Oh ya ampun, berisik sekali.

"Aku baik-baik saja, tidak ada apa-apa. Jadi jika kalian tidak keberatan, aku akan keluar dari aula ini."

Aku pergi dan meninggalkan meja Slytherin dengan hati kacau. Aku bingung, ada apa sih denganku?

Nah sekarang, aku akan kemana? Jam sarapan masih berlaku, jadi belum saatnya ke kelas.

Tiba-tiba tanganku bergerak sendiri. Aku tidak menyadarinya. Atau sebenarnya aku menyadarinya dan memang aku yang melakukannya? Oh ya ampun, jangan buat aku bingung lagi!

Tanganku bergerak, mengeluarkan tongkat. Tongkatku bergerak menyihir sebuah flower crown yang cantik, berhias bunga berwarna pink, seperti sakura.

Untuk apa ini? Siapa yang akan memakai ini?

Tiba-tiba satu nama melintas di pikiranku begitu saja.

Granger.

Dia pasti akan cantik sekali memakai ini.

Aku menggelengkan kepalaku. Pikiran darimana sih itu?

***

Aku menyimpan flower crown itu di tempat yang aman di kamarku. Lalu aku membawa buku-buku untuk kelas nanti.

Transfigurasi..Transfigurasi..Transfigurasi..dimana buku Transfigurasi-ku???

"Malfoy!"

"Merlin!"

Aku berbalik kearah pintu, lalu melihat wajah yang familiar.

Granger.

"Apa?" Oh tidak, aku tidak bermaksud menyahut sekasar itu. Tapi, yah, sudah terjadi.

"Kasar sekali," gumamnya pada dirinya sendiri. "Keluarlah, aku ingin menentukan jadwal ke hogsmead."

"Menurutmu kapan?" tanyaku. "Minggu depan?" kata Granger dengan nada tanya.

"Terlalu lama. Bagaimana dengan...lusa?" usulku.

"Terlalu cepat," kilah Granger. "Empat hari lagi? Bagaimana?"

Aku berpikir. Empat hari lagi? Sepertinya bagus juga.

"Oke."

"Baiklah, akan kuberikan jadwal ini ke McGonagall."

Granger keluar dari kamarku dengan cepat. Rasanya seperti selamanya saat rambut keriting itu melambai di hadapanku,  lalu lenyap begitu saja bersama pemiliknya.

Aku berpaling, menatap flower crown sakura itu, tergeletak di dalam laci meja, dengan kosong.

***

Haalooo..ada orang???*slap

Maaf yaa part kali ini sedikit...Author kebanjiran tugas nihh...jadi nggak sempet update banyak banyaaak...

Soalnya kan Author mau ujian juga..gak bisa lama-lama pegang hp..

Maaf ya,

Author.

Love And War (Dramione Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang