Draco POV
Aku menatap Granger yang sedang membantu Weasel-Bee membuat Draught of Peace.
Aku tidak mengerti kenapa rambutnya makin keriting saja. Sementara wajahnya selalu menampakkan ekspresi sok tahu dan lidahnya selalu marah-marah tanpa alasan. Dan aku juga tidak paham, kenapa dia mau berteman dengan Si Scarhead itu, juga Weasel-Bee.
"What's going on, Mate?" tanya Blaise.
Aku tersadar dan menoleh padanya. "What are you talking about?" Aku balik bertanya.
"Pertanyaan selalu dibalas jawaban, Mate," katanya sambil terkekeh.
"Shut up."
"Well, kau tidak usah menjawab sebenarnya," Blaise menunjuk Granger. "Aku lihat kau sedang menatapnya. Ada apa?".
"Tidak, aku," aku terdiam. "Aku hanya tidak mengerti bagaimana dia bisa menyukai si Weasel-Bee itu."
Blaise terkekeh lagi. "Apa kau cemburu?"
Aku melotot padanya. "It's impossible!"
Blaise kembali terkekeh. Annoying.
"Well, bagaimana disini?"
Aku tersentak dan menoleh ke belakang. Tch, ternyata hanya Slughorn. Aku tidak perlu menjawabnya.
"Hmm, yeah punyamu sudah bagus, Mr. Malfoy." Slughorn berganti memeriksa Blaise. "Aduk lagi, Mr. Zabini."
Lalu Slughorn pergi.
Aku memasang senyum sinisku pada Blaise. Nah, lihat akibatnya kalau kau berani banyak bicara denganku.
***
Aku berjalan cepat meninggalkan kelas Ramuan. Well, siapa yang mau berlama-lama di kelas yang berisi berbagai bau itu?
"Drake! Wait for me!" seru Blaise dari belakang.
Aku memelankan kecepatan berjalanku, dan Blaise langsung berada disampingku dengan napas terengah-engah.
"Kenapa kau begitu buru-buru sih?" komentarnya.
"Kelas itu bau, dan pelajarannya," dengusku. "Cih, konyol sekali! Apa kau mau menginap disana?"
"Tidak sih, tapi tidak perlu berlari juga."
"Aku tidak berlari,"
"Yes, you are."
Aku menatap Blaise yang tersenyum menyebalkan, lalu mengalihkan pandangan ke depan.
Wait. Is that..?
Bloody hell! Kenapa Si Granger dan Weasel-Bee itu berpelukan? Mengganggu pemandangan saja!
Tiba-tiba jantungku berdegup lebih cepat. Amarah seolah membakar diriku.
Strange.
Oke, biar kuulang. Kenapa Granger suka sekali dekat dengan Weasel-Bee?
"Apa yang kau lihat, Drake?" Blaise mengikuti arah mataku, lalu paham apa yang terjadi.
"Berpelukan di depan umum, pemandangan yang merusak. And, Drake," Blaise tersenyum penuh arti. "I know how does it feel."
"What are you talking about?" Aku mendengus. "Lebih baik kita rusak saja 'moment' itu."
Aku dan Blaise menghampiri kedua orang itu. Cih, bahkan ada suara orang mendekat pun mereka tidak melepas pelukannya. Menjijikan.
"Berpelukan di depan umum, huh?" Aku memasang seringaiku. Mereka langsung melepaskan pelukan mereka masing-masing.
"What are you doing, Malfoy?" Woo-hoo, Weasel-Bee terpancing rupanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And War (Dramione Fanfiction)
RomanceHermione Granger Tidak kukira aku akan menyukaimu. Kau yang selalu membuat aku jatuh dalam pelukanmu, lalu saat aku lengah, kau khianati aku. Kau yang selalu menyeringai saat aku berhasil kau bodohi. Dan tak kukira juga, kau akan pergi dariku. Drac...