Hermione POV
Aku merasa pagi ini adalah pagi yang buruk.
Sebenarnya tidak hanya pagi ini, melainkan pagi yang kemarin, lalu kemarin lusa, lalu kemarinnya lagi, kemarinnya lagi, kemarinnya lagi...
Pokoknya setiap pagi yang kujalani dengan Si Pirang itu menjadi pagi yang buruk.
Coba kita data penyebab memburuknya pagi hariku yang seharusnya indah ini.
Pertama, Malfoy menumpahkan air ke tubuh Crookshank. Akibatnya kucing itu mengeong kencang lalu berlari-lari di asrama. Tidak sengaja sebenarnya, tapi aku baru tahu kalau dia juga bisa seceroboh Ron. Kedua, menggangguku saat mengerjakan karangan dari Prof. Snape. Dia memaksa meminjam bukuku, padahal dia bisa menemukan buku itu di perpustakaan. Ketiga, menumpahkan tintaku. Tentu aku punya tinta cadangan. Tapi memakai tinta yang baru saat tinta yang lama belum habis adalah pemborosan, bukan?
Itu hanya masalah besar. Aku belum menyebutkan berapa kali dia meledekku dan mempermalukan aku. Julukan-julukannya untukku yang buruk itu terdengar dimana-mana. Memang sih, dia tidak pernah bicara denganku diluar asrama kami, jadi mungkin aku tidak bisa menyebutnya 'mempermalukan'. Tapi saat aku berdebat dengannya, seringkali dia mengucapkan sesuatu yang tidak bisa dibantah, lalu saat aku diam dia mulai menampakkan seringainya yang menjengkelkan itu.
Itu membuatku merasa diblok, atau semacamnya. Dan itu memalukan sekali bagi seorang Hermione Granger.
"Hey Mione."
Aku menoleh dan mendapati Ginny, sedang tersenyum. Dia tampak menyenangkan, seperti biasanya.
Aku pun membalas senyumnya. "Hey Gin."
"Mau kemana?" tanya Ginny.
"Aku ada kelas Ramuan sebentar lagi," kataku. "Kau?"
"Kalau aku, ke kelas Mantra," ujar Ginny.
Ginny dan aku diam beberapa saat, hingga kami harus berpisah di persimpangan.
"Nah Hermione, sampai jumpa nanti." Dia tersenyum.
Aku tersenyum balik. "Sampai nanti."
***
Suasana kelas Ramuan ramai seperti biasanya. Penuh kuali dan bahan-bahan untuk membuat berbagai ramuan.
Prof. Slughorn memasuki ruangan dengan tersenyum. Aku tidak tahu dengan yang lain, tapi profesor yang satu ini selalu terlihat ceria.
"Hari ini kalian akan mempelajari Draught of Peace," katanya membuka kelas. "Ada yang tahu apa itu?"
Refleks, aku mengacungkan tangan keatas dan Prof. Slughorn langsung menunjukku.
"Yes, Ms. Granger?"
"Draught of Peace adalah ramuan yang menimbulkan efek kedamaian bagi peminumnya. Beberapa bahannya termasuk moonstone dan cairan hellebore. Draught of Peace juga merupakan standar dalam OWL," jelasku.
"Thank you, Hermione. Ten points for Gryffindor!" seru Prof. Slughorn.
"Jadi sekarang, ambil bahan-bahan yang disebutkan didalam buku Ramuan kalian."
Semuanya segera menyambar kuali dan bahan-bahan Draught of Peace, termasuk moonstone dan cairan hellebore tersebut. Tiba-tiba, aku mendapati Ron membuka pintu dan semua orang menoleh kearahnya.
Termasuk Prof. Slughorn.
"Oh I-I'm sorry, Professor," katanya sambil menunduk. "I'm late."
"Oh it's okay, Mr. Weasley, it's okay," kata Prof. Slughorn. "Kami baru mau mulai. Nah sekarang buka bukumu dan ambil bahan-bahan Draught of Peace."
Ron segera melaksanakan perintah Prof. Slughorn dan menempati tempat di sebelahku.
"Hey Mione," bisiknya sambil cengengesan.
"Kenapa kau terlambat?" tanyaku.
"Kualiku tadi hilang," katanya lalu mengangkat kualinya. "Tapi sekarang sudah ketemu."
"Kenapa?" Dia bertanya. "Kau khawatir padaku ya?"
Aku mendelik. Iya sih, memang seharusnya aku khawatir. Dan, yah, aku melakukannya. Bagi kalian yang bertanya, kenapa aku harus khawatir, maka biar kuberitahu. Karena Ron adalah, ehem, pacarku. Dan memang seharusnya aku peduli padanya kan?
Tanpa banyak bicara, kami memulai proses membuat ramuan itu. Aku dan Ron bekerja sama (err, sebenarnya sih kebanyakan aku yang membantunya, tapi tidak apa) membuatnya.
Setelah ramuan selesai, Prof. Slughorn memeriksa ramuan kami semua.
"Hm, baiklah. Kalian bekerja dengan baik. Ramuan yang paling baik, adalah milik Ms. Granger!"
Langit-langit kelas Ramuan dipenuhi riuh tepuk tangan. Sesudah kelas Ramuan, aku dan Ron keluar dari ruangan itu.
"Dimana Harry?" tanyaku.
"Harry latihan Quidditch," kata Ron. "Kau lihat Ginny?"
"Ginny ke kelas Mantra saat aku ke kelas Ramuan," jawabku.
Kami tiba di persimpangan, saat aku harus ke kiri sedangkan Ron sebaliknya. Aku melambaikan tangan padanya, dan berbalik.
"Wait, Hermione!"
Aku menoleh. Ada apa?
Ron melangkah kearahku dan merogoh sakunya, lalu mengalungkan sesuatu di leherku. Liontin, berwarna silver dengan batu rubi yang cantik sekali.
"Aku membuatnya sendiri," dia tersenyum.
Aku tahu! Merlin's sake, aku tahu itu! Liburan musim panas tahun lalu aku dan Ron menemukan batu ini saat bermain di sebuah sungai kecil. Sebenarnya dia memberikan batu itu padaku, tapi aku menyuruhnya menyimpannya. Dan sekarang, dia membuat batu ini menjadi liontin.
Merlin's sake, ini indah sekali!
"Ada apa, Hermione?" Tatapan Ron menyelidik saat melihat aku diam saja. "Kau...tidak suka?"
"Bukan," lirihku. "Aku..hanya tidak menyangka."
Ya, siapa yang mengira, Ron yang biasa kukenal sebagai laki-laki yang ceroboh, kini memberikan aku sesuatu yang, tidak hanya indah, tapi berarti sekali.
"Thanks, Ron," senyumku sambil mengusap rambutnya.
Ron membalas senyumku dan memelukku. Semuanya terasa menyenangkan.
***
Gimana, Ron sama Hermione? Ron jadi romantis ya?
Vote dan comment nya please. Gue juga terbuka untuk kritik dan saran.Love,
Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And War (Dramione Fanfiction)
RomansaHermione Granger Tidak kukira aku akan menyukaimu. Kau yang selalu membuat aku jatuh dalam pelukanmu, lalu saat aku lengah, kau khianati aku. Kau yang selalu menyeringai saat aku berhasil kau bodohi. Dan tak kukira juga, kau akan pergi dariku. Drac...