Bagian 15 {khawatir}

2.8K 223 11
                                    

"Kalian berhutang penjelasan kepada ku!" Lore langsung to the point ketika mereka bertiga telah duduk satu meja bilik Lore.

"Tunggu adikku bagaimana keadaan nona cantik itu?" Jeff hendak beranjak mendekati Eliza.

Namun sebelum Lore yang menghentikan Jeff dengan caranya, Cullen lebih dulu memegang bagi Jeff.

"Baiklah" Jeff hanya mendengus kesal.

"Akan aku ceritakan sampai detailnya. Jadi-"

"Lalu dari mana kalian mendapatkan tanda ku?" Lore yang sudah tidak sabaran langsung bertanya.

"Sabarlah, belum sampai disitu"
"Saat kami (Jeff/Cullen) memikirkan cara menyelamatkan mu dirumah Eliza, tiba-tiba Tante Eliza memberikan ide itu, awalnya kami bingung bagaimana mendapatkan tanda itu sedangkan kamu ada dalam tahanan. Tiba tiba aku teringat darah ayahmu. Hanya darah ayahmu yang sama dengan darahmu karena kamu keturunan Lorance langsung. Kupikir itu akan berbahaya bagi tubuh Eliza karena darah ayah mu terlalu kuat pengaruhnya, tapi ketik Eliza tetap memaksa akan melakukannya ternyata darah itu tidak terlalu berpengaruh pada tubuhnya, hanya memberikAn tanda sesuai harapan. Aku juga awalnya tidak percaya tapi tidak ada waktu untuk tidak percaya sekarang, untung saja aku telat waktu telat sedikit saja kamu sudah punya 2 istri Lore, meski yang satu tidak asli." Cullen selesai menjelaskan.

"Bagaimana kamu mendapatkan darah ayah ?"
"Kenapa kalian melakukan eksperimen berbahaya itu! Bagaimana jika tiba tiba Eliza mati?"
"Dari mana tante Eliza tau tentang tanda itu?"
Pertanyaan Lore datang bertubi tubi.

~Aku sudah menduga Lorence akan bertanya sebanyak ini~ gumab Cullen dalam hati.

"Ayah mu yang memberikan darahnya pada ku sebelum dipergi, awalnya aku hanya akan menyimpannya, tapi sekarang aku tau maksud Ayahmu."

"Karena hanya Eliza perempuan yg sedang dekat denganmu, dia juga memaksa ingin menolong mu!" Kali ini Jeff yang menjawab setelah sejak tadi hanya menjadi pendengar.

"Dan juga tentang Tante Eliza, kami juga belum tau!" Lanjut Jeff.

"Sekarang sia-" pertanyaan Lore tergantung di udara ketok asistennya mengatakan Eliza bergerak.

Lore langsung melesat kearah tempatnya membaringkan Eliza.

Ketika sampai disisi Eliza Lore langsung menggenggam tangan Eliza, seolah memberikan perasaan hangat meski justru tangan Lorence jauh lebih dingin dari balik Es.

"Kau tak apa?" Tanya Eliza yang sudah mulai membuka matanya.

"BISAKAH KAU MEMIKIRKAN DIRIMU SENDIRI SEBELUM MEMIKIRKAN ORANG LAIN. ITU HAL TERBODOH ELIZA, KENAPA KAU MELAKUKANNYA?" Lorence langsung menatap Eliza seakan Eliza melakukan kesalahan.

"Aku mengkhawatirkan Lore" Eliza hanya tersenyum getir sampul membalas genggaman tangan Lore yang sejak tadi semakin erat.

"Kenapa kau begitu marah kepadaku, seharusnya kau mengucapkan terima kasih bukan?" Lanjut Eliza mencoba membuat Lore tenang.

Lorence hanya diam saja menatap Eliza, ~entah apa yang dipikirkan wanita itu ia justru mengkhawatirkan seorang vampir, betapa bodohnya bukan wanita itu.~ batin Lorence.

"Aku tak mau kehilangan seseorang lagi El" tiba-tiba saja kalimat itu terucap dari bibir es Lorence, yang jelas jelas tidak pernah peduli sekitar bahkan dengan perang antar monster pun tapi dia mengkhawatirkan seorang gadis yang notabene manusia.

Dari seberang Jeff dan Cullen yang mengamati Lore tersenyum, sejak kejadian itu, Lorence tidak pernah peduli lagi dengan apa yg terjadi, hingga saat ini dia bertemu Eliza dan kembali ke Lore yang hangat.
"Sungguh kejadian langka" Jeff bergumam yang hanya didengar oleh Cullen di sebelahnya.

Cullen hanya menanggapi gunakan Jeff dengan anggukan. Dalam hati dia berkata ~siapa pun gadis ini, semoga Lorence akan melupakan masa lalunya yang dapat menghancurkannya secara perlahan itu~

Mereka kembali ketempat duduk setelah memastikan Eliza baik baik saja.

"Aku masih penasaran bagaimana Eliza tidak terpengaruh terhadap darah itu, jelas sekali darah ayahmu adalah darah vampir yang bisa dibilang kuat setelah Czar." Cullen memecah keheningan.

Lore dan Jeff juga tampak memikirkan hal yang sama.

"Karena ibuku memberikan ku sesuatu"

Semua lantas menoleh ke asal suara.

Lorence yang tau Eliza berjalan mendekati mereka segera berdiri membantu Eliza.

"Siapa yang membiarkan Eliza berjalan sendiri!" Lore menatap tajam kearah asistennya.

"Tadi-"

"Tadi aku yang memintanya Lore, tenang lah" Eliza yang menjawabnya, dia tau betul sampai mulut asisten Lore itu berbusa Lore tak akan percaya apa yang dikatakannya.

Anehnya Lorence langsung tenang, entah mengapa sentuhan tangan Eliza membuat hatinya hangat.

Sekarang Lore, Eliza, Cullen, dan Jeff berkumpul dalam satu ruangan. Asik dengan pikiran masing-masing.

"Jadi 'sesuatu' itu yang seperti apa ?" Jeff yang mewakili pertanyaan yang sejak tadi ingin ditanyakan oleh Lore dan Cullen.

"Maaf tapi aku tak bisa menujukannya" Eliza menjawab pelan.

"Mengapa ?" Kali ini Cullen yang bertanya.

"Sudahlah, mungkin El tak mau menujukannya karena benda itu sangat berharga baginya" Lore yang menghentikan pertanyaan  terhadap Eliza tersebut.

"Bukan begitu maksud ku Lore, bukannya aku tak mau menujukannya tapi aku tak tau bagaiman cara menunjukannya, itu sebuah benda tapi sekarang benda itu seolah olah tertanam dalam diriku dan aku sendiri pun tak bisa melihatnya." Eliza menjelaskan.

"Memangnya benda seperti apa itu ?" Kali ini Lore juga penasaran.

"Itu sebuah liontin dari batu permata yang diberikan ibuku kepada ku melalui suratnya, dalam surat itu Ibu bilang ini akan berguna bagi ku suatu saat nanti karena ini peninggalan ayahku, aku tak tau apa maksudnya tapi mungkin sekarang aku tau, jika liontin ini akan melindungi dari segala bahaya." Entah hanya Eliza yang menganggap semua itu biasa saja atau ketiga lelaki itu saja yang berlebihan.

Lorence, Cullen, dan Jeff termangu mendengar penjelas Eliza. Sekarang di pikiran mereka hanya terlintas satu kalimat.

Benarkah itu dia.

To be continue.

Maafkanlah El dan Lore yg lama up nya.
Mereka berdua baru ada problem sama si penulis.

Udah up lama ceritanya ngebosenin lagi ya? Ya sudah lah, namanya juga penulis baru belum bisa profesional, Blm tau yang bisa bikin para readers ikut geregetan.

Thanks atas vote+comment nya.

Yang bagian ini juga jangan lupa vote dan comment ya!!! :-)

Vampire DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang