Bagian 30 {Married}

112 9 0
                                    

.

.

.

Lore kembali ke Villa. dan bergegas mencari Eliza.

"Eliza, dimana kau ?" -Lore sedikit berteriak. 

Eliza kemudian datang dengan banyak buket bunga ditangannya. Melihat itu Lore hanya dapat memasang tampang kepo. 

"apa yang kau lakukan?" -Lore

"aku ? hanya merangkai bunga, karena aku sangat bosan, Ace benar benar berbakat menumbuhkan bunga-bunga indah, lihat Villa ini menjadi lebih indah bukan ?" 

Lore hanya ber oh ria. Benar saja, Eliza tidak tau masalah apa yang akan dia hadapi, makanya kenapa dia bisa setenang itu hari ini. 

"dimana Khan dan Ace, bukankah mereka seharusnya menjaga mu!" 

"Kami disini TUAN, sejak tadi kami disini, Tuan saja yang tidak memperhatikan" Itu Khan. 

"OHHHHH" -Lore

"Aku ingin membahas sesuatu yang penting pada kalian" -Lore.

Akhirnya mereka semua berkumpul diruang tengah. Lore mulai menjelaskan semua rencananya, tentu saja kecuali rencana berbahaya, karena dia tau Eliza akan mengkhawatirkannya sepanjang hari. 

"Jadi, begitu, dan Khan tolong kau bisa siapkan ini secepatnya" pinta Lore sambil menyerahkan secarik kertas.

Khan membaca seklias kertas itu. "Tentu Tuan". Selesai mengucapkan itu, Khan beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Lore, untuk menyiapkan apa yang diprintahkan. 

"Kau juga bisa kah melakukan sesuatu untuk ku Ace, tolong beri tahu Tante Anna, aku benar-benar tidak ingin membuatnya khawatir." itu permintaan Eliza. Ace hanya mengangguk dan menghilang dari tempatnya. semuanya seolah dikerjar waktu, tidak boleh ada menit yang terbuang sia sia bagi mereka. 

Villa megah itu kini hanya tersisa mereka berdua. Eliza dan Lore. Keduanya hanya diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Bagaimanapun itu pernikahan mereka berdua, tetap saja ada rasa gugup antara keduanya. Lore mengatakan mereka akan segera menikah. Eliza bahkan belum lulus sekolah menengah atasnya, tapi dia akan menikah dalam waktu dekat, jika keadaan normal maka orang-orang akan menganggapnya hamil duluan atau mereka sudah tidur bersama. 

"Eliza, apa kau masih ingin menolaknya kali ini ? em- aku akan mengikatmu seumur hidup, tidak mungkin bisa melepaskannya, ji- jika kau benar-benar ingin menolaknya aku akan mencari jalan lain untuk melindungimu." entah mengapa tiba-tiba Lore kesulitan untuk berbicara. 

"Aku mencintaimu Lore, tidak ada alasan untukku menolaknya" jawab Eliza lembut. kini mereka berhadap-hadapan. saling memandang satu sama lain. Saling mencari apa masih ada keraguan dalam mata masing-masing. Mereka tidak menemukannya, justru sebaliknya keyakinan dan ketulusan yang terpancar sangat jelas pada manik mata keduanya.

"Maafkan aku membuat hidupmu menjadi sangat rumit seperti ini" Lore membawa Eliza dalam pelukannya. Malam itu keduanya terlelap dengan saling memeluk satu sama lain. merasakan kenyamanan dan kehangatan yang hanya ada jika mereka saling bersama. 

Lore tidak menceritakan semuanya pada Eliza. Bukan berniat untuk berbohong kepadanya. Tentang masalah Cullen dan surat yang Cullen tulis. Semua itu masih kemungkinan yang di buat Cullen, belum tentu benar bukan? kali ini Lore mencoba menyerahkan pada takdir. Bukankah orang tua Eliza juga mengatakan sejauh apapun mencoba menolak takdir, takdir itu akan kembali dengan sendirinya, hanya mungkin dengan cara yang sedikit berbeda. 

.

.

Pagi hari tiba, Tante Anna telah berada di Villa pagi itu. Entah kapan tepatnya dia tiba disana. Eliza masih terlelap pastinya. 

Tante Anna berada didalam kamar Eliza, mengamati keponakannya itu dengan seksama. Tidak menyangka keponakan kecilnya itu akan menikah, bahkan Eliza belum lulus kuliah. Tante Anna tau betul apa yang tengah terjadi. Eliza harus menghadapi takdirnya, takdir yang Bundanya coba sembunyikan namun nyatanya takdir itu datang kembali tanpa disengaja. 

"Kau harus kuat Eliza, karna bundamu juga sangat kuat sebelumnya" guman tante Anna. 

Sejak tiba Tantenya itu belum sekalipun beranjak meninggalkan Eliza, ia setia menunggui keponakannya itu yang sedang terlelap. Lore ? Lore beranjak pergi ketika Tante datang. Katanya banyak hal yang harus disiapkan, meski sebelumnya sudah disiapkan tapi tetap saja rencananya kan berubah.

Eliza menggeliat dari tidurnya, merasakan seseorang memperhatikan dengan intens, Eliza mengucek matanya, mencoba menyesuaikan dengan cahaya matahari yang masuk pagi itu. 

Mata yang masih setengah sadar itu mengerjap beberapa kali, seolah tidak yakin dengan apa yang di lihatnya.

"Tante Anna?" Lirih Eliza.

"Iya, El. ini tante, kau baik-baik saja bukan ?" sahut Tante Anna sambil menggenggam tangan kecil Eliza.

"kapan tante datang ? kenapa tidak membangunkanku?" tanya El

"pemuda yang bersama mu sebelumnya mengatakan kau belum lama tertidur, dan kurang tidur makanya Tante hanya diam dan menungguimu terbangun" Tante Anna berujar, kali ini tangannya berpindah mengusap surai lembut Eliza. 

"Ma-maafkan aku, Ak- aku ti-tidak sempat menceritakannya" Eliza sedikit terisak, dia tau betul Tante Anna pasti sangat khawatir dan Eliza justru meninggalkannya begitu saja. bagaimana pun Tante Anna satu satunya keluarga yang Eliza punya sekarang. setidaknya itulah yang ELiza pikirkan. 

"El, tenanglah, Tante sudah sangat tau apa yang kau alami sekarang. Bundamu, Lia, sudah menceritakannya, tentang pemuda tampan yang beberapa hari terakhir menemui putrinya. Saat itu juga bundamu akhirnya sadar, bahwa bagaimanapun takdir ini ada dalam kisahmu Eliza" jelas Tante Anna lembut. 

"Tante-" ucapannya terpotong, Eliza masih terisak

"Tente bisa tolong ceritakan tentang Bunda padaku ?" Pinta Eliza.

Akhirnya pagi itu, sebelum segala acara dimulai, kisah masa lalu kembali didengar oleh Eliza. Tante Anna menghabiskan waktu yang ada untuk bercerita tentang kisah cinta indah yang pernah terjadi. 

Bukankah kisah cinta yang berakhir bersama tetaplah kisah indah, terlepas kedua sejoli itu berakhir bersama dalam keadaan apa bukan ? 

.

.

Ace menghampiri Eliza yang sedang duduk dipinggir kolam. Eliza sedang memandang jauh kedepan, Villa yang dia lihat beberapa hari terakhir berubah jadi sebuah pesta pernikahan dalam semalam. Benar benar hebat.

"Apa yang kau pikirkan Eliza?" itu Ace

"tidak ada, aku hanya sedang menikmati waktu santai ini, aku tau banyak maslah yang terjadi, hanya saja kalian tidak memberitahuku bukan !" Eliza tersenyum menatap Ace

"semuanya baik-baik saja Eliza, Tuan Lore melakukannya segera karna Tuan tidak bisa terus berada disisimu, dan Tuan juga sangat mencintaimu Eliza" sahut Ace. 

"baiklah-baiklah aku akan percaya padamu" jawab Eliza sambil sedikit terkekeh. 

"Eliza benar benar peka" batin Ace.

"omong omong Ace, dimana Lore, aku belum melihatnya sejak pagi?" -Eliza

"Tante Anna melarangnya bertemu denganmu, katanya meski telat, tapi pengantin tidak boleh saling bertemu. Kau tau, Tuan benar benar sangat kesal sekarang" jawabnya sambil terkekeh.

"Ada-ada saja" Eliza membalas kekehean tersebut. 

"Eliza, bukankah kau seharusnya bersiap-siap" -Ace

"Ah, benar juga, aku terlalu santai karna acaranya dirumah hahahahahahaha" 

Eliza beranjak dari duduknya, berjalan santai menuju kamarnya. Ini hari bahagia untuknya, maka dia juga harus bersemangat untuk itu. 

"ini sekali seumur hidupku, aku harus menikmati hari ini, entah kapan hari hari tenang ini akan terus berlangsung"  batin Eliza. 

To Be Continue

The next chapter will be a wedding party for Mr. Lorence and Mrs. Lorence

I hope you guys still enjoy this story... 

Vampire DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang