Murid Baru

128 19 4
                                    

Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah, setelah tiga hari yang lalu ayahnya (Derson Xelano) mengurusi surat kepindahannya.

Ari sudah terbiasa berpindah-pindah sekolah sejak SMP dan untuk kesekian kalinya, ia menempati sekolah baru, mengikuti dimana ayahnya kini akan bekerja. Dan lagi, Ari harus beradaptasi dengan orang serta lingkungan yang baru saja ia kenal. Sudah pasti, kejenuhan terkadang kerap menghampirinya.

Krinngg... Kringg...

Teriakan jam di atas nakas begitu memekakan gendang telinganya.

Kriiinngg... Kriinngg

Dibenamkan kepalanya dalam-dalam ke bantal, bermaksud meredam suara itu. Namun, usahanya sia-sia bantal yang ia gunakan nyatanya tak mampu meredamnya.

Dengan mata yang masih terpejam, dijulurkan tangannya untuk meraih jam yang masih terus berdering. Hanya butuh sekali lempar saja, benda tak berdosa itu menghantam lemari dengan keras dan tak berbentuk lagi. Tercipta seulas senyuman di bibirnya.

Tidak ada lagi gerakan dari Ari, rupanya ia sudah kembali ke alam mimpi. Hingga...

Tokk... Tok... Tokkk...

"Ar buruan, udah siang nih!"

"Woy, Ar! Lo masih ngebo?!" teriak Ata dibalik pintu sambil terus mengetuk.

Ari tak bergeming, malah ia semakin menarik selimut yang beberapa saat lalu ia kibaskan untuk menutupi dirinya.

Acara begadang tadi malam membuatnya enggan untuk menyudahi tidurnya. Begadang? Cih, begadangnya Ari bukan begadang jadi petugas ronda, tapi begadangnya Ari itu begadang yang TIDAK BERFAEDAH. Semalaman ia hanya berkutat dengan game saja.

Dreett... Drettt.... Dreettt....

Alis Ari nampak bertaut, pertanda tidurnya terusik lagi. Setengah terpejam dan jengkel, diambilnya ponsel itu dari atas nakas.

"What the--" umpat Ari tertahan, ketika nama Ata muncul diponselnya. Dan melempar ponselnya ke samping dengan sembarang.

Lagu Billionaire ~ Bruno Mars terdengar dari ponselnya.

Digaruk rambutnya kasar, "Apa lagi sih?!" ucap Ari kesal dan menjawab panggilan itu.

Ata : "Bangun, nyet!! Ini udah jam 7."

Seketika mata Ari melotot dan langsung melesat ke kamar mandi tanpa menutup panggilan dari Ata. 10 menit setelah itu, ia sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya.

Ata terpelongo mendapati Ari sudah bertengger rapi di samping mobil dengan seragam lengkapnya.

"Lo.. Gak mandi?" tanya-nya.

Ari bersiul tak menjawab pertanyaan Ata, "Emang, gak salah lagi..." ucapnya mengantung. "Gue ganteng, bos!" Narsis Ari sambil berkaca pada spion mobil.

"Anjirr, jijik gue." kata Ata lengkap dengan ekspresi jijiknya medengar kenarsisannya Ari.

"Eh tunggu, lo bilang udah jam 7? Tapi, kenapa jam gue masih jam setengah 7, ya?" kata Ari sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.

Skakmat. Ata seketika membuang pandangannya dan menggaruk tengkuknya kikuk.

"Ngaco lo. Buruan naik!" Perintah Ata mengalihkan pembicaraan.

***

Senyuman indah menghiasi wajah manis Kesyah. Hari ini adalah hari spesial baginya, karena sekarang Ata bakalan jadi murid baru di sekolahnya. Bagaimana dia bisa tahu hal itu? Tadi malam Ata mengabarinya lewat line kalau dia bakalan satu sekolah dengannya lagi. Walau dia juga heran bagaimana Ata bisa mendapatkan ID line miliknya.

Memory of RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang