Tok. Tok. "Ju? Lo ada di dalam gak?"
"Masuk." Kata si empu nya dengan intonasi dingin.
"Udah selesai kerjaan nya? Ayok kita pulang."
"Lo gak ngeliat gue lagi sibuk? Kerjaan gue masih banyak nad. Lo pulang duluan aja." Perempuan bernama Nada itu mendegus pelan dan menatap laki-laki di hadapan nya dengan tatapan lekat.
"Yaudah, gue pesan gojek aja ya. Gue pamit." Kata Nada yang sudah membuka ponsel nya dan menunjukkan ancang-ancang untuk memesan gojek online. Namun Julian langsung menarik paksa ponsel Nada kemudian membatalkan pemesanan nya. Julian tidak ada pilihan lain selain mengantar perempuan yang berdiri di hadapan nya ini.
Nada juga pernah membagi cerita nya dengan Julian tentang supir gojek yang gatal nya itu kebangetan. "Dasar jomblo karatan." Nada berkata terus terang di depan supir gojek yang terus menggoda nya dengan meminta nomor telefon lalu meninggalkan nya.
"Udah, gausah lo hubungin lagi gojek sialan itu. Maka nya, besok-besok kalau lo itu mau mesen gojek, liat dulu supir nya. Supir tua apa supir muda."
"Lah, apa hubungan nya coba."
"Ya, kalau supir tua mana berani macam-macam sama anak gadis. Apa lagi kan mereka udah punya istri."
"Gue setuju! Lo emang yang paling pinter."
"Udah ayok buruan cabut."
"Sip sip oke."
~•🌲•~
Penampilan merupakan nomor satu dalam hal mengencani seseorang. Risyad lengkap dengan jam tangan yang melekat di lengan kiri nya terangkat untuk menekan bel rumah seseorang spesial untuk nya.
"Assalamu'alaikum tante." Sambut nya dengan sopan. Tak lupa dengan senyuman khusus nya.
"Waalaikumsalam. Eh, Risyad. Ayo masuk nak."
"Baik tante."
"Ayo duduk di sini. Nyari Lifia ya? Bentar ya tante panggilin." Mama Lifia mempersilahkan Risyad duduk.
"Iya tante." Sahut Risyad.
Tak lama setelah itu Lifia turun lengkap dengan baju lengan pendek harian nya yang bewarna putih di hiasi gambar kucing di tengah nya serta celana jooger bermotif tentara di bawah lutut.
"Eh tumben ris lo ke rumah gue. Ada apa?" Lifia menepuk jidat nya dengan pelan. "Oh iya! Masalah buku catatan fisika lo ya? Maaf ya? Belum gue salin, besok pagi deh gue balikin. Janji." Lifia memberikan jari kelingnya sebagai penaut janji dan itu membuktikan bahwa dia bersungguh-sungguh dengan ucapan nya.
Risyad terlihat menahan tawa nya mati-matian. Seakan-akan ingin meledak.
"Ih kok malah ketawa sih!" Rengut Lifia. Kemudian duduk di samping Risyad dengan mengangkat satu kaki nya di atas sofa.
'Ini cewek gak ada baik-baik nya kalau di rumah. Kalau di sekolah macam bidadari khayangan. Yaelah tiba di rumah nya seperti preman.' Risyad merasakan sesuatu menggelitik hati nya saat mengatakan itu. 'Walaupun lo nya gitu yang suka berubah-ubah kayak bunglon. Gue kekeuh tetap suka kok sama lo.' Lanjut nya tetap di dalam hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/93503205-288-k21879.jpg)
YOU ARE READING
I Can't Stop To Feeling You
Teen FictionI CAN'T STOP TO FEELING YOU "Eim!" Teriak seorang lelaki membuat Yerim menoleh ke belakangnya. "Hm, kenapa?" Kata Yerim dengan raut wajah senang. "Gue sayang sama lo." Ungkap lelaki itu. "Iya, gue tau kok" Ucap Yerim tersenyum. "Trus?" "Ya trus apa...