4. Lelah

69 7 0
                                    

"Masih anak baru aja belagu lo." Kata nya dengan nada penuh dengan jarum.

"Maksud kakak?" Yerim berjalan mundur hingga menabrak tembok di belakang nya.

"Ada hubungan apa lo sama Julian?" Nada mengambil langkah ke depan Yerim hingga tak ada jarak diantara mereka.

"Gak.. Gak ada kak. Kita cuma teman."

"Teman lo bilang?" Yerim menganggukkan kepala nya kemudian menundukkan wajah nya.

"Wah, oke kalau gitu. Lo gak usah dekat-dekat sama dia, soal nya lo harus tau. Dia itu gebetan gue."

'Sialan! Lalu apa hubungan nya dengan gue.' Bathin Yerim.

"Jauhi dia, sebelum sesuatu yang gak lo harapkan terjadi." Kata nya ketus penuh dengan ancaman.

"Ba..baik, kak."

"Udah, sana pergi. Muak gue liat muka lo. Cantik aja enggak." Mendengar kata itu, Yerim berlari ke taman belakang sekolah untuk menenangkan hati nya. Terduduk di hamparan rumput yang luas dengan kaki yang di tekukkan agar dapat meredakan luapan emosi nya yang meledak-ledak.

Kenapa gue bodoh banget. Harus nya gue lawan dia tadi. Gue kan bayar di sekolah bukan untuk di labrak. Awas aja lo Nada. Tunggu gue.

Karena perasaan yang kian membaik Yerim bangkit dan berjalan ke kelas tanpa menatap ke arah depan. BUKH! Yerim menabrak laki-laki yang juga berpas-pasan dengan nya keluar dari depan ruangan OSIS.

"Maaf. Lo gak apa-apa?" Suara laki-laki yang tak asing di telinga Yerim berhasil membuat nya terkejut.

"Gue, gak apa-apa."

"Lo? Ngapain disini?"

"Tadi ada keperluan disana. Minggir deh, nanti gue telat masuk ke kelas." Kata nya menunjuk kooridor baru saja dilewati nya.

"Lo beneran gak apa-apa kan? Maaf, soal nya gue juga buru-buru."

"Gue gak apa-apa."

"Muka lo bilang nya ada apa-apa." Kaa Julian dengan senyuman nakal nya.

"Minggir." Ujar Yerim dengan dingin.

Yerim berjalan pelan menuju kelas lalu mengetuk nya.

"Masuk!" Suara pak Ariq membuat Yerim menahan nafas nya kemudian di hembuskan kembali.

"Maaf pak, saya telat."

"Oke. Jangan di ulangi lagi. Sekarang, ganti baju seragam olah raga lalu langsung pergi ke lapangan."

"Iya pak, sekali lagi maafkan saya." Kata Yerim lalu berlalu meninggalkan kelas nya.

~•🌲•~

Gesekan kaki malas seseorang mengejutkan semua orang yang berada di lapangan. Yerim tetap berjalan menyeretkan kaki nya hingga berhasil menggapai Dhila.

"Lo darimana aja sih?" Dhila terdengar berdecak sebal.

"Toilet." Jawab nya singkat. Mood nya benar-benar turun hari ini.

I Can't Stop To Feeling YouWhere stories live. Discover now