Pelajaran bahasa Jepang sedang berlangsung di kelas XII-IPA-5. Yuta semangat banget hari ini karena ada pelajaran kesukaannya. Teriak paling seru tiap guru mengulang pengucapan bahasa jepang dan menjawab bacaan romanji huruf hiragana dan katakana. Sedangkan Yerin yang disebelahnya udah bete-males nyalin catatan di papan tulis.
Yerin nggak pahan banget sama bahasa jepang. Hiragana a-i-u-e-o boro-boro hafal. Ulangan harian dapat nilai bagus juga karena bantuan Yuta. Nggak pernah dia dapat nilai 80 keatas tanpa bantuan cowok mi udon disampingnya ini.
"Gohan o tabemasu!" Yuta teriak yang paling kenceng diantara teman-teman sekelasnya.
"Yut, semangat banget sih?" muka Yerin kusut banget. Kepalanya bersandar di tangan kanannya.
"Semangatlah, pelajaran kesukaan ini!" jawab Yuta sumringah.
"Iya-iya paham. Pantes 4sekawan pada manggil lo mi udon."
"Kocha o nomimasu!" Yuta teriak lagi, dan Yerin tutup kuping nggak tahan dengar suara Yuta.
Kelas XII-IPA-2 sedang berlangsung pelajaran pkn. 4sekawan udah ngantuk-ngantuk dengar gurunya cuap-cuap menjelaskan materi. Kai sibuk maen hp ngechat Krystal-pacarnya, Taeyong dan Doyoung sibuk main sos, dan Taehyung sendiri sibuk liatin kelas XII-IPA-7 lagi olahraga.
"Kalo gua yang menang lo harus traktir bakso di kantin," kata Taeyong.
"Kalo lo yang kalah lo harus gendong gua naik-turun tangga," balas Doyoung.
"Bego, gua mana kuat." Taeyong nggak percaya apa kata Doyoung. Doyoung pura-pura budeg, fokus mau nulis huruf dimana. Sekarang skor mereka 25 sama.
"SOS!!!" teriak Doyoung sambil banting pensil.
"WEEE LO MENANG COEG!" sahut Taehyung tiba-tiba nimbrung.
"SI BEGO MENANG ANJER!" Kai juga ikutan nimbrung.
"ITU BEREMPAT DIBELAKANG NGAPAIN?!"
Doyoung, Taeyong, Kai, dan Taehyung noleh ke depan. Bu Puji sudah marah. Pelan-pelan berjalan menuju tempat duduk 4sekawan dengan kacamata posisi sedikit turun.
"Berdiri!" perintah bu Puji.
"Bu Puji hari ini cantik deh. Duh kerudungnya baru ya? Cocok kok sama Ibu." Rayu Taehyung membuat bu Puji makin marah.
"Kamu mau godain saya? Inget, saya sudah bersuami dengan 6 anak dan sudah menjadi nenek dari 3 cucu," tutur bu Puji menunjukkan angka 3 dengan jari beliau.
"Bu, slow down baby. Jangan marah dulu nanti makin keriput." Sekarang giliran Kai yang merayu bu Puji.
"Sudah dari kemarin saya minta kamu ganti celana, masih aja pake celana pensil kaya gini?" Bu Puji melotot dan memukul paha Kai dengan garis yang ada di meja seberang.
"Bu, jangan marahin mereka doang. Marahin saya juga." Taeyong angkat bicara.
"Kamu ngapain ikut-ikutan? Mau belain temen?" Bu Puji beralih melototi Taeyong.
"Hukum kita aja, Bu. Ngga usah banyak cuap-cuap." Dengan pede, Doyoung berjalan menuju depan kelas. Seisi kelas memandang Doyoung yang berani berkata seperti itu didepan bu Puji, guru PKn sekaligus STP2K.
Taeyong, Kai, dan Taehyung menyusul Doyoung yang berdiri didepan kelas. Dengan kedua tangan posisi istirahat dan mata memandang lurus kedepan. Bu Puji berjalan menghampiri ke-empat murid bandelnya itu.
"Kalian ..."
"Indonesia, tanah airku. Tanah tumpah darahku." Belum selesai Bu Puji berbicara, ke-empat anak bandel ini sudah menjalankan hukuman sebelum di perintah.
"Bukan nyanyi kalian harus ..."
"Indonesia, kebangsaanku. Bangsa dan tanah airku."
"BERDIRI DI LAPANGAN UPACARA SAMPAI JAM PELAJARAN KE-EMPAT SELESAI!"
Sudah memasuki waktu istirahat, Yerin dan Yuta janjian mau ngantin bareng. Beli gorengan buat ganjel perut. Maklumlah belum sarapan.
Selain beli gorengan buat diri sendiri, Yerin juga beliin gorengan buat Doyoung. Doyoung paling demen sama tahu bakso dan bakwan. Yerin seneng bisa beliin gorengan kesukaan Doyoung. Keliatan jelas senyum-senyum ngga jelas.
"Buat Doyoung?" tanya Yuta yang sedang memasukkan kecap dan sambal ke dalam plastik-berisi gorengan.
"Iyalah siapa lagi." Yerin memotong tahu bakso dan bakwan.
"Sayang banget ya?" Yuta tersenyum tipis.
"Iya dong, Yut. Meskipun Doyoung begitu, dia selalu punya cara sendiri untuk keliatan romantis-meskipun dia ngga pernah sadar," kata Yerin.
Sehabis dari kantin, Yerin dan Yuta berjalan menuju XII-IPA-2, kelas Doyoung.
"Doyoung lagi dihukum sama Bu Puji di lapangan," kata salah satu teman sekelas Doyoung.
Yerin berjalan menuju lapangan upacara dengan dua plastik gorengan di tangannya. Bego kok dipelihara sih yang, batin Yerin sambil menggelengkan kepala.
Dan bener aja sampai di lapangan, Doyoung lagi berdiri posisi hormat dibawah bendera. Ngga lupa sobatnya Kai, Taeyong, dan Taehyung ada disana.
"Yang, kamu beneran dihukum ya?" tanya Yerin berdiri disamping Doyoung.
"Hmm," dehem Doyoung.
"Aku bawa gorengan nih." Yerin menyodorkan gorengan milik Doyoung.
"Apa? Gorengan?" Taehyung buru-buru menghampiri Yerin.
"Sori ya bukan buat lo!" Yerin menyingkirkan gorengan dari hadapan Taehyung. Doyoung menerima gorengan yang diberikan Yerin.
"Makasih ya, Rin," sambung Taeyong.
"Yong, sadar!" Kai memukul kepala belakang Taeyong. Taeyong cuma diem dipukul Kai. Nahan sakit ceritanya.
"Ngapa lo diem doang, Yut?" tanya Taehyung yang memperhatikan Yuta diam daritadi.
"Ha? Nggak apa-apa," jawab Yuta. Taehyung menyipitkan mata mengamati Yuta yang selalu aneh tiap Yerin bareng Doyoung.
"Nggak kangen mantan?" tanya Taehyung lagi.
"Diem lo goblok!" tegur Kai yang masih dengan posisi hormat.
"Nggak apa-apa santai aja Kai." Yuta berusaha menenangkan Kai.
"Mending balik ke kelas yok, Yut. Duyungku aku duluan ya," pamit Yerin sambil melambaikan tangan.
Doyoung hanya mengangguk. Ia asyik menikmati gorengan miliknya.
Taehyung, Taeyong, dan Kai memandang Yerin dan Yuta yang berjalan memunggungi mereka.
"Lo yakin kalo Yuta gitu terus ke Yerin?" tanya Taehyung.
"Mau gimana lagi. Dulu sama si Momo juga putusnya kaga jelas," sahut Kai.
"Mending dulu Momo buat gua kalo ujungnya diputusin." Taeyong menjawab dengan nada datar. Kedua temannya menoleh ke arah Taeyong bersamaan seakan tidak percaya dengan perkataan Taeyong.
"Gua bercanda elah." Taeyong kembali ke posisi hormat diikuti Kai dan Taehyung.
Doyoung masih asyik makan gorengan sambil jongkok disebelah Taeyong.
gua bisa denger omongan kalian bego -doyoung
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ─ doyoung × yerin ✔
Fanfictionpunya pacar rasa nggak punya pacar ©2016, markchalatte