Doyoung sedikit canggung kalau kumpul ber-5. pasalnya ucapan Taehyung masih berdengung di telinga Doyoung.
"kalo gua jawab iya lo mau ngapain, Doy?"
sebelumnya Doyoung gak kaget kalau Yuta nyimpen perasaan ke Yerin.
iya Doyoung udah tau.
dari pas mereka kenal, Yuta udah sering cerita tentang cewek di kelasnya. meskipun Yuta bercerita tanpa menyebut nama, Doyoung udah tau siapa cewek yang disukai Yuta.
karena pada waktu itu Doyoung menyimpan rasa pada perempuan yang sama.
kenapa Doyoung bisa jadian sama Yerin? itu berkat omongan Momo yang tiap hari gak berhenti bilang,
"udah tembak aja jangan diem doang emang tahan mendem perasaan?"
omongan sahabatnya itu membuatnya memberanikan diri nembak Yerin didepan gerbang sekolah. mereka belum pernah ngobrol atau pun saling bertukar pandang kalau berpapasan. bahkan chattingan gak pernah.
awalnya Yerin bingung mau bilang iya atau nolak. tanpa disadari Yerin mengucap iya. baru saat mereka jadian, mereka memulai percakapan. dan pada saat itu mereka bertukar id line.
sedikit canggung. itu yang dirasakan Doyoung dan Yerin. tapi seiring waktu mereka mulai terbiasa. dan Yerin tau Doyoung itu orangnya gak bisa romantis bahkan kalau ngomong kadang suka nyelekit. kalian juga pasti udah tau kalau Doyoung gak pernah nelpon Yerin duluan.
karena dia terlalu gugup. wajar aja ini pertama kalinya Yerin pacaran. antara polos dan bego kita gak tau pasti.
bahkan saat hari jadi mereka yang ke-berapa bulan, Doyoung sama sekali gak pernah ngucapin. iya ingat, cuma dia gak mau bilang. selalu Yerin yang mengucapkan duluan. meskipun sedikit sedih tapi Yerin tau Doyoung pasti ingat tanggal jadi mereka. ya maklum namanya juga cewek pasti berharap pasangannya ngucapin 'selamat hari jadi yang ke-2 bulan sayang', misalkan.
Doyoung terlalu kaku untuk berduaan dengan Yerin.
karena Doyoung merasa bahagia dan masih gak percaya bisa mendapatkan gadis seperti Yerin.
"Doy lo mau ikut gak?" tiba-tiba Yuta menyandar di bahu Doyoung.
"kemana?" Doyoung balik nanya.
"nemenin Taeyong beli rubik. mau gak?" Yuta ndusel-ndusel bahu Doyoung.
percuma Yut, rayuanmu gak manjur ─author
"kan bisa beli sendiri," kata Doyoung yang berarti nolak ajakan Yuta.
"ayolahhh kasian si kemoceng gak ada tebengannya."
"Taehyung bisa naik angkot sendiri."
"temen macam apa lo Doy," Yuta menyandarkan diri ke kursi sambil menatap Doyoung sinis.
Doyoung menghela nafas. dia memutar badan menghadap ke Yuta yang ada disebelahnya.
"sekarang gua nanya?"
Yuta mengedip-ngedipkan mata. "nanya apa?"
"temen macam apa yang gak pernah bilang kalau suka sama pacarnya temen sendiri?"
"oh lo udah tau?" Yuta memasang ekspresi datar.
Doyoung hanya diam, dia terus memandang Yuta dengan tajam.
"kalo iya emang kenapa Doy? gua akuin gua suka Yerin. dan gua──"
"jalan bareng Yerin kemaren," perkataan Doyoung membuat Yuta bungkam. sekarang Doyoung terlihat seram di mata Yuta.
"anu Doy, gua──"
"gak ijin gua dulu?" bahu Yuta melemas. Doyoung sama sekali tidak mengalihkan pandangannya.
"bagus bener lo. sampe pasang foto Yerin di wallpaper."
skakmat.
Yuta udah gak bisa bilang apa-apa. kayak mau mati rasanya.
"Doy, sori Doy gua──"
"gua mau nemenin Taeyong beli rubik asal lo gak ikut," tangan Doyoung mengepal──memukul meja sampai Yuta kaget dan orang-orang disekitar menoleh ke arah mereka berdua.
Yuta merasa bersalah.
── 🌼 ──
Yerin celingukan didepan lobi sambil sesekali mengecek ponselnya. sambil menggesekkan sepatu diatas tanah, Yerin mendongakkan kepala melihat Doyoung udah berdiri didepannya.
"Duyung? kok tumben ngampirin aku?" tanya Yerin senang.
"kenapa? gak boleh?" Doyoung jawabnya judes. senyuman dibibir Yerin perlahan menghilang.
"kok jawabnya gitu? aku kan cuma nanya," Yerin gak percaya Doyoung keliatan marah didepannya secara langsung. biasanya Doyoung marah lewat telpon, itu pun kalau Yerin ganggu aktivitas Doyoung.
"mau nungguin Yuta ya? mau pergi bareng lagi?"
Yerin menganga. bibirnya bergetar. bukan karena merasa terpergok tapi karena Yerin takut Doyoung bertambah marah.
"iya memang kemarin aku pergi bareng Yuta. tapi aku gak ada maksud apa-apa kok, beneran. aku nemenin dia beli headband. gak ada kejadian apa-apa lagi. tanganku bahkan sama sekali gak megang tangannya Yuta," Yerin menjelaskan dengan cepat sambil menunjukkan telapak tangannya.
"dan aku bakal percaya?" nada bicara Doyoung gak berubah.
"kamu serius gak percaya? kok kamu jadi gitu sih sama aku? biasanya kamu cuek dan gak peduli sama apa yang aku lakuin," Yerin sewot karena baginya Doyoung udah keterlaluan.
"iya gak percaya."
"Doyoung! gua jalan sama Yuta karena apa? GUA GAK ADA YANG JEMPUT DAN KEBETULAN YUTA ADA DISANA TERUS NGAJAKIN BELI HEADBAND SEBELUM PULANG. kamu ... apa pernah nganterin aku pulang?" air mata Yerin menetes sedikit demi sedikit.
Doyoung diam.
"aku minta kamu buat anterin pulang aja gak mau. aku tau kalo kamu capek habis pulang sekolah, butuh istirahat. aku gak pernah ngeluh, aku mau berlama-lamaan di sekolah nungguin Mama pulang."
"memangnya kamu gak pernah nelpon aku duluan? kamu pernah bales chatku? gak pernah kan? terus ... buat kamu, aku ini apa? maaf kalo sikap aku begini, dan udah kelewatan buatmu sebagai pacar," Yerin menunduk──mengusap air mata dengan jemarinya.
tangan Doyoung gemetar. begitu juga dengan kakinya. matanya melirik ke kanan lalu ke kiri. ia mendongakkan kepala untuk menahan air matanya.
"Yer ... Yerin," bibir Doyoung bergetar. Yerin mendongkakkan kepala dengan mata yang masih berlinangkan air.
"kita break ya? kamu cuma beban buat aku."
setelah memgucapkan itu Doyoung pergi meninggalkan Yerin. Yerin memandang punggung Doyoung dengan perasaan gak percaya.
Yerin ingin berteriak sekarang tapi mulutnya tertahan karena rasa ketidak percayaannya dengan fakta bahwa Doyoung, kekasihnya memintanya untuk break.
dan di belakang etalase lobi, diam-diam Taeyong, Taehyung, Kai, Yuta dan Momo menguping percakapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ─ doyoung × yerin ✔
Fanfictionpunya pacar rasa nggak punya pacar ©2016, markchalatte