Maaf kalo banyak typo:)
***
Bel istirahat telah berbunyi, dan itu berarti hukuman yang diberikan pada abi sudah selesai. Abi pun langsung bergegas meninggalkan lapangan itu dan langsung menuju kantin. Tak lupa dengan kotak bekal yang masih dipegangnya.
Tadi memang abi sudah Line Tiara agar langsung kekantin. Jadi disinilah mereka, di tempat yang rame dan penuh sesak apabila masuk jam istirahat.
Abi langsung menuju tempat duduk yang biasa dia dan Tiara makan. Dan benar saja, disana sudah ada Tiara yang sedang duduk manis sambil memainkan ponselnya, tak mau menunggu lama abi langsung duduk dihadapan Tiara.
"Duh Ra, bagi minum" abi yang datang pun langsung meneguk gelas yang berisi es teh manis milik Tiara sampai habis tak tersisa.
"Yaampun! Lo ini ngagetin gue aja" omel Tiara.
"Hhh, lega juga. Lo tau gasi rasanya tenggorokan gue kaya mau kebakar. Eh bukan deng, udah kebakar malah. Anjir panas banget di Sono. Gak lagi dah gue dihukum sama Bu Rosita. Ga nanggung-nanggung kalo ngasih hukuman. Untung tadi Lo ngasih gue makan, kalo engga mah udah pingsan kali gue" Tiara yang mendengar abi menyeloteh panjang lebar hanya bisa mendengus sambil memutar bola matanya.
"Gila ya! Lo ngomong kaya apaan tau. Lagian juga siapa suruh Lo ga ngerjain pr dari rumah" oceh Tiara sambil melempar sedotan yang ada di gelasnya tadi ke arah abi.
"Yakan gue ga sempet"
"Terus juga, yang ngasih makanan itu bukan gue tapi Radhin. Gue hanya menjalankan amanah aja" ucap tiara.
"Ya sama aja pokoknya lah. Eh tapi, itu beneran dari dia?" Tanya abi sambil mencondongkan badannya ke Tiara.
Melihat hal itu, Tiara langsung memundurkan wajahnya dan mendorong wajah abi dengan kelima jarinya.
"Yee biasa aja dong. Ampe maju-maju gitu. Iya itu beneran dari dia, kaget kan Lo? Gue aja yang dapet amanah kaget"
"Ohh gitu" abi mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Yaudah, Lo mau pesen apa?" Tanya tiara.
***
Di lain tempat, Radhin sedang bercengkrama dengan Larissa di taman belakang sekolah. Taman itu memang jarang dikunjungi oleh murid-murid di jam istirahat seperti ini.
"Radhin, nyanyi dong. Udah lama ga denger kamu nyanyi pake gitar itu" pinta Larissa sambil memasang wajah kelasnya dan tak lupa puppy eyes nya.
Sekarang Radhin memang sedang membawa gitar kesayangannya. Fyi, selain jadi vokalis, Radhin juga pandai bermain gitar.
Radhin yang gemas melihat tingkah laku Larissa, langsung mencubit kedua pipi Larissa dengan gemas.
"Iiihhh gemess. Iyaiya aku nyanyiin, tapi dikit ajaya"
"Yeyyy" Larissa langsung bersorak kegirangan.
Matamu melemahkan ku
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur
Ku tak pernah merasa, ku tak pernah merasa begini
Oh mungkin inikah cinta pandangan yang pertama
Karna apa yang kurasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta, mulai darimana
Ohh darimana
Dari matamu, matamu ku mulai jatuh cinta
Ku melihat-melihat ada banyangan
Dari mata, kau buat ku jatuh
Jatuh terus, jatuh ke hati
"Ihh bagusss" kata Larissa.
"Kamu ini" Radhin tersenyum sambil mengusap pelan rambut larissa dengan gemas.
"Lagi dongggg Radhin, pleasseee" lagi-lagi Larissa memasang wajah melasnyaa.
Krringgggg....
"Yahh bel" Larissa langsung mengerucutkan bibirnya yang pink itu.
"Yaudah yuk kekelas" ajak Radhin yang kini sudah berdiri. Mengulurkan tangannya ke Larissa.
"Tapi nanti kerumah kamu ya, aku pengen denger kamu nyanyi lagi. Aku juga kangen sama mama kamu" pinta Larissa.
Larissa dengan keluarga Radhin memang sudah saling mengenal baik. Bahkan mamanya Radhin pernah ingin mengadakan acara tunangan untuk radhin dan Larissa. Tapi mereka berdua menolak mentah-mentah. Bukan karna mereka tidak ingin, tapi terlalu cepat kata mereka berdua.
"Iyaiyaaa"
"Yeeyyy. Yaudah yuk masuk" Larissa pun menerima uluran tangan Radhin dan berjalan meninggalkan taman itu.
***
Bunyi surga pun telah didengar, ya itu bel pulang sekolah.
"Yasudah kita sudahi dulu pertemuan kita sampai sini, kalian boleh pulang" ucap guru yang berada di kelas 12 ipa 1 sambil akhirnya melenggang pergi dari kelas itu.
Anak-anak pun juga langsung bergegas pergi meninggalkan kelas itu.
"Bi gue duluan ya, udah dijemput" kata Tiara.
"Iyaa, hati-hati ya"
"Sipp" Tiara pun pergi meninggalkan kelas itu.
Sekarang yang berada dikelas itu hanya tinggal Radhin dan abi. Ya, berdua.
Tepat saat Radhin berjalan disampingnya untuk keluar kelas, tiba-tiba abi mengingat sesuatu.
"E-eh Radhin" ucap abi dengan gugup.
Merasa namanya dipanggil, Radhin pun menoleh dan mengangkat sebelah alisnya dengan mata yang seolah-olah berkata kenapa.
"I-ini kotak bekal Lo. Ma-makasih yaa" abi pun menyodorkan kotak bekal milik Radhin sambil menundukkan kepala.
Melihat hal itu, Radhin langsung mengambil kotak bekal itu dan pergi meninggalkan abi.
Abi yang menerima perlakuan dingin Radhin pun hanya bisa terdiam di bangkunya.
Hah, ni orang kenapa dingin gitu. Kemarin-kemarin ramah. Apa gue salah ngomong ya. Batin abi.
"Bodo amat lah" ucap abi sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
"Kenapa Lo?"
Abi yang tadinya sedang merapihkan bukunya, langsung mendongakkan wajahnya ketika mendengar seseorang yang menyahuti omongannya. Dan saat itu juga abi terdiam melihat sosok itu.
Pasti ni orang mau minta maaf karna sikap dingin dia ke gue. Ucap abi dalam hati sambil tersenyum.
"Gue mau ambil hape gue. Ketinggalan di kolong meja"
TETOTTTTT. Salah besar.
Abi yang mendengar jawaban Radhin hanya bisa tersenyum kikuk.
"Nih orang kenapa" gumam Radhin dengan menaikkan sebelah alisnya.
Radhin yang tak mau ambil pusing, langsung meninggalkan abi di kelas itu.
Setelah Radhin keluar kelas, abi baru tersadar dari lamunan nya itu.
"Ih bodohh! Geer banget sih lo bi" abi pun menepuk-nepuk kepalanya sendiri.
"Udahlah, mending gue pulang terus mandi biar otak gue jernih" abi langsung merapihkan kembali buku-bukunya tadi. Setelah dikiranya selesai, abi langsung pergi meninggalkan kelas itu.
************************************
Maaf kalo kurang dapet feel nya. Namanya juga penulis pemula, tapi bakal di usahain lebih bagus lagi kok dari ini.
Kalo kalian kurang suka, bisa komen di bagian yang kalian gasuka. Itu juga bisa buat masukan buat aku. Makasih yaa:)
***
Jgn lupa vote dan comment nya!!!!:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Teen FictionPHO? Tentu itu tidak ada dalam kamus Abi. Tapi apa jadinya jika, Abi tiba-tiba masuk didalam hubungan Radhin dan Larissa? Dan mengubah semuanya? Abigail : "Gamungkin kan gue suka sama dia yang jelas-jelas udah punya pacar?" Radhin : "Ngapain sih gue...