Mistake 9

17 0 0
                                    

Maaf kalo banyak typo:)

***

"Berhubung materi kita selanjutnya adalah wirausaha, jadi ibu akan menyuruh kalian untuk membuat suatu makanan dan kalian jual bersama kelompok kalian. Jadi ibu akan membacakan nama kelompok untuk tugas ini ya" ibu raya pun membuka buku absen yang ada di meja nya.

"Danu dengan ira, Lala dengan Rio, Dodi dengan Tiara,"

Tiara langsung memasang wajah sedihnya, "Yah bi kita ga sekelompok"

"Yauda sih, gapapa kali-kali ga sekelompok" ucap abi cuek.

"Selanjutnya Sultan dengan Ani, Habibi dengan mutiara, abi dengan radhin..."

Kriiinggggg.... Kriingggg. Bel pulang pun berbunyi.

"Yaudah, Karna sudah bel nanti ibu kasih kelompok selanjutnya ke ketua kelas kalian ya, dan yang udah ibu kasih tau kelompoknya, segera kerjakan ya. Minggu depan kalian bawa hasil kerja kalia" ucap ibu raya.

"Baik Bu"

Bu raya pun meninggalkan kelas itu, diikuti dengan murid-murid lainnya.

"Jadi kita mau bikin apa?" Tanya seseorang dari arah belakang abi.

Abi menengok, "hmm, apaya?" Tanya abi.

"Yaudah, ntar jam 4 gue kerumah Lo buat omongin ini" Radhin berdiri dari bangkunya dan meninggalkan abi begitu saja.

Abi tercengang dengan tingkah Radhin yang aneh itu, "apa-apaan sih si Radhin itu?! Kenapa juga gue harus sekelompok sama manusia aneh itu?"

"Alah bilang aja kalo Lo seneng" goda Tiara yang memang sedari tadi masih setia menunggu abi berbicara dengan radhin.

Abi langsung melirik ke arah Tiara dan selanjutnya memutar kedua bola matanya "Apaansi! Udah lah, Yuk pulang" ucap abi seraya menggendong tasnya dan beranjak meninggalkan Tiara.

"E-eh abiii!! Tungguin woyy" teriak Tiara dari dalam kelas.

***

"Hh..hhh.. bi Lo jalan cepet amat sih?! Capek tau" kata Tiara yang sekarang sudah berada di samping abi.

Abi hanya menolehkan kepalanya sekilas, lalu meneruskan langkahnya.

"Eh bi Lo gamau makan dulu apa?" Tanya Tiara.

"Gak. Gue mau pulang. Capek" Tiara pun hanya mendengus pelan.

"Gue duluan ya" ucap abi seraya memberhentikan taksi di depannya.

Tiara pun mengangguk dan melambaikan tangan kanannya "Yaudah, tiati"

***

"Mana sih tuh anak ga nyampe-nyampe" ucap abi yang sesekali melihat depan rumahnya dari jendela balkon kamarnya.

Abi memang sedari tadi menunggu kedatangan Radhin.

"Ngaretnya kebangetan! Dia bilang jam 4, tapi udah jam setengah 5 dia belom Dateng juga. Kalo gabisa Dateng bilang kek, gausah kasih harapan kaya gini. Gue juga bisa bikin sendiri" abi benar-benar dibuat pusing oleh radhin. Sebenarnya bisa saja abi memikirkan tugas ini sendiri, tapikan ini bukan tugas individu.

Abi membuka ponselnya yang sedari tadi dipegangnya "Gue telfon ajadeh"

***

Di lain tempat, hari ini setelah pulang sekolah Radhin mengajak Larissa makan di cafe dekat sekolah.

"Mas dan mbak mau pesan apa?" Tanya pelayan itu.

Radhin pun melihat-lihat buku menu tersebut, "kamu pesen apa yang?" Tanya radhin.

"Aku samain aja kaya kamu"

"Yaudah mbak, steak ayam nya dua sama es lemon tea nya dua" ucap Radhin seraya memberikan buku menu tadi ke pelayan.

"Saya ulangi ya mas pesanannya, steak ayam nya dua dan es lemon tea nya dua"

Radhin pun mengangguk.

"Silahkan ditunggu ya mas pesanannya" ucap pelayan itu.

"Yang kamu kenapa? Kok hari ini kamu diem aja kayaknya?" Tanya radhin.

Hari ini memang Larissa sedikit diam. Biasanya Larissa yang akan selalu menceritakan apa pun yang dia lalui selama di sekolah, untuk hari ini tidak. Larissa hanya akan berbicara jika Radhin bertanya, jawaban yang dikasih Larissa pun begitu singkat. Bahkan Larissa sudah beberapa kali kepergok tidak menyahuti omongan Radhin.

Jika sudah begini, Radhin pasti sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Larissa.

Radhin pun tersenyum manis lalu sebelah tangannya mengusap kepala Larissa dengan sayang.

"Orang tua kamu kenapa lagi?" Tanya radhin.

Larissa pun hanya menggeleng lemah.

Radhin tersenyum lagi, "Kamu gabisa boong sama aku larissa. Yaudah, kalo kamu belom mau cerita sama aku. Kamu boleh cerita kalo kamu udah siap, ak-"

Drrttt....drrrtttt

Ponsel Radhin pun bergetar diatas meja menandakan ada telfon masuk. Karna merasa terganggu, Radhin pun mengangkat ponselnya.

Radhin langsung mengernyitkan keningnya tanda bingung, setelah membaca nama yang tertera di ponselnya itu.

************************************

Kira-kira siapa yaa yang nelfon si Radhin?????

Penasaran gak? Penasaran gak? Haha.
Oiya fyi aja, maafkan ya kalo misalnya nanti jadi lama updatenya, kan liburan hehe. Kalo sempet aku lanjutin kok. *Kaya ada yg nunggu aja
Oiyaa, kasih saran juga dong sama cerita ini. Sangat mengharapkan bgt loh kritik dan saran dari kaliaann

***
Jangan lupa vote dan comment ya!:)


MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang