32. Troublemaker

18K 898 184
                                    

Keesokan harinya Mebuki dan Yasuo berpamitan pada Sasuke dan Sakura karena harus kembali ke Iwa untuk mengurus perihal surat izin cuti kerja mereka, sementara Natsumi tetap tinggal di rumah Sakura dan Sasuke dengan dalih ingin membantu Sakura mengurus suami dan anak lelakinya.

Sebenarnya Sasuke keberatan karena sudah ada asisten rumah tangga kiriman dari mansion Uchiha yang baru datang tadi malam, lalu untuk apa Natsumi tinggal? Sasuke juga tidak mau keperluannya disiapkan oleh perempuan lain selain Sakura dan Bibi Sumiko – asisten kepercayaan keluarga Uchiha.

Bibi Sumiko sudah hampir 1 tahun kerja di mansion Uchiha, Bibi Sumiko sangat disayang oleh Mikoto karena baik hati dan benar-benar pekerja keras. Bibi Sumiko juga kenal baik dengan Sakura dan Sanosuke, Sakura dan Sanosuke akan lebih nyaman jika Bibi Sumiko yang membantu mereka dirumah ini, bukannya Natsumi orang yang baru dikenal oleh mereka selama satu hari.

Tapi Sasuke tak mungkin mengusir Natsumi begitu saja, semalam dia berdebat cukup sengit dengan Sakura perihal Natsumi, Sakura menuduh Sasuke tidak menghormati keluarga besarnya dan blablabla lainnya. Dari pada diterus-teruskan dan berakhir dengan Sakura marah padanya, jadi Sasuke memutuskan untuk diam dan mengalah.

Sakura dan Sasuke mengantar Ibu dan Ayah mereka sampai di depan halaman, kedua orang tua tersebut diantar oleh taksi menuju bandara Konoha. Setelah mobil melaju meninggalkan halaman keduanya kembali masuk ke dalam rumah, Sakura menggandeng tangan Sasuke yang berjalan di belakangnya menuju dapur, disana sudah ada Bibi Sumiko yang sibuk dengan peralatan masak dan celemek membalut tubuhnya.

"Bibi sudah sarapan?" Tanya Sakura saat dirinya sudah duduk di kursi khususnya – khusus untuk Sakura yang belum mampu duduk di kursi kayu atau keras.

"Belum Saki, setelah ini Bibi akan sarapan pagi. Sasuke, kau mau lagi kopinya?" Tanya Bibi Sumiko pada Sasuke yang sibuk memilin rambut Sakura. Bibi Sumiko memang sudah mendapat perintah untuk tidak memanggil Sasuke dan Sakura dengan panggilan formal, dua manusia itu tak suka dengan embel-embel tuan atau nyonya. Mereka merasa lebih tua dari umur mereka jika Bibi Sumiko memanggil mereka demikian.

"Tidak Bi, jangan beri dia kopi lagi." Sakura menjawab dengan mendelik pada Sasuke.

"Buatkan saja Bi."

"Tidak!" Tegas Sakura pada Sasuke. Lelaki itu terkekeh dan mencium ujung hidung istrinya. Bibi Sumiko yang melihat tuan dan nyonya sedemikian akur hanya terkekeh dan berdoa dalam hati supaya kehidupan rumah tangganya selalu diberkati dan dijauhkan dari masalah oleh Tuhan.

"Saki, kau harus mencoba rebusan daun ini, Bibi sudah buatkan untukmu ini sangat baik untuk Ibu menyusui." Sakura melepaskan lengan Sasuke yang masih melingkari lehernya dan beralih pada Bibi Sumiko.

"Bi, apa itu tidak akan membuat ASI-ku bocor? Aku saja sudah sangat kewalahan dengan yang sekarang Bi." Rengek Sakura.

Bibi Sumiko berpikir sejenak, dia menimbang dan akhirnya memutuskan bahwa Sakura tak perlu meminum ramuan tradisional buatannya setelah sadar bahwa produksi makanan untuk Sarada memang tak mengalami hambatan.

"Maaf ya Bibi aku sudah merepotkanmu." Ucap Sakura sendu.

"Ah tak apa Saki, kenapa kau ini terlalu memikirkan. Lebih baik sekarang cepat sarapan sebentar lagi pasti Sara menangis mencari susu." Bibi Sumiko meletakkan masakan yang sudah dimasaknya ke atas meja makan. Sasuke dan Sakura menurut saja dengan ucapan Bibi Sumiko. "Makan yang banyak Saki, kau tidak lagi makan untuk dirimu sendiri."

Sakura mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

"Saki, mana saudara tirimu?" Tanya Bibi Sumiko setelah selesai menyiapkan sarapana bagi Sasuke dan Sakura.

Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang