10. Aku Mau Adik

28K 1.3K 110
                                    

Sakura mondar-mandir gelisah dia sudah beberapa kali melongokkan kepalanya ke lantai bawah dari balik jendela kaca besar yang ada di ruang kerjanya. Jam sekolah Sanosuke berakhir pukul sebelas siang, tapi sampai sekarang – pukul dua siang – Sanosuke belum dia temui. Sakura sudah berusaha menghubungi nomor Sasuke, membombardir ponsel suaminya dengan pesan yang berisi peringatan untuk menjemput Sanosuke di sekolah tapi satu pun tak ada balasan yang Sakura terima, panggilan pun tak di jawab oleh Sasuke.

Sakura sangat khawatir, sangat khawatir sekali kalau-kalau Sasuke lupa menjemput Sanosuke atau bahkan sengaja tidak menjemput Sanosuke. Hatinya gusar bukan main memikirkan nasib Sanosuke saat ini.

Pikiran buruk berkeliaran dalam otaknya, bagaimana kalau Sanosuke diculik orang? Bagaimana kalau Sasuke tidak menjemput dan Sanosuke berjalan sendiri untuk pulang, bahkan Sanosuke tak hafal jalan menuju apartemen Sakura dan Sasuke. Bagaimana kalau Sasuke menjemput Sanosuke tapi dia tidak mengantar Sanosuke kemari tapi malah membuangnya di pinggiran jurang?

"Astaga! Apa yang kau pikirkan Sakura!?" Sakura menjambak rambut pink-nya demi menghilangkan pikiran-pikiran buruk tentang Sanosuke.

"Ya Tuhan! Kenapa Sasuke-kun tidak menjawab teleponku!" Keluh Sakura dengan menghempaskan tubuhnya dikursi kerja.

"Kau terlihat gelisah sekali?"

Sakura mendongak dan mendapati teman satu ruangannya masuk. "Suami dan anakku tak dapat kuhubungi." Adunya dengan nada frustasi.

"Anak?"

Sakura mengangguk tanpa menatap temannya itu. Sakura tau pasti dia bertanya-tanya anak siapa yang dimaksud Sakura, tapi persetan dengan apa pandangannya tentang anak tersebut, yang jelas Sanosuke itu anak Sakura!

Ponsel Sakura berbunyi dan dengan kecepatan super Sakura mengangkat panggilan yang masuk ke dalam ponselnya.

"Sasuke-kun kenapa kau tidak menjawab teleponku!?" Maki Sakura saat panggilan baru saja terhubung.

"Nanti saja ku ceritakan, sekarang turunlah bantu aku membawa Sanosuke."

Mata Sakura membulat. Sanosuke? Kenapa dengannya? Kenapa Sasuke tidak langsung mengajak Sanosuke masuk? Apa terjadi sesuatu dengan anak itu?

Ucapan Konan yang mengatakan pada Sakura bahwa Sanosuke memiliki kelainan jantung membuat Sakura ketakutan setengah mati akan kondisi anak itu. Tanpa pikir panjang Sakura berlari keluar dari ruangannya, masuk ke dalam lift dan menekan angka 1 untuk membawa lift tersebut turun ke lantai dasar.

Tepat saat lift berhenti di lantai dasar, Sakura segera berlari tanpa peduli tatapan orang yang melihatnya dengan pandangan aneh karena Sakura bertelanjang kaki berlarian keluar dari lift.

Sakura menoleh ke kanan dan ke kiri sesampainya di lobby kantor, dia mencari-cari keberadaan Sasuke yang memintanya turun ke lantai dasar. Matanya menyipit saat melihat bayangan yang sangat mirip dengan Sasuke tengah keluar dari mobil, dan tak salah lagi itu mobil Sasuke.

"Sasuke-kun!" Sakura berteriak saat melihat Sasuke kesulitan mengeluarkan Sanosuke dari dalam mobil. Dia berlari tanpa alas melalui aspal tempat parkir yang panas karena terpanggang matahari. Yang ada dalam otaknya saat ini hanyalah Sanosuke, dia takut anak itu kenapa-napa.

"Sasuke-kun, kenapa dengannya?" Tanya Sakura panik saat melihat Sasuke menggendong Sanosuke keluar dari mobil.

Sasuke mendelik tak suka dengan nada bicara Sakura. "Kau ini kenapa?"

"Kenapa kau balas bertanya? Kau apakan Sanosuke?!" Sakura naik pitam juga lama-lama dengan suaminya ini.

"Aku tak mengganggunya! Dia hanya tidur, kenapa kau menyebalkan sekali!" Omel Sasuke seraya meninggalkan Sakura yang masih berdiri di parkiran. Baru beberapa langkah Sasuke berbalik lagi dan menghampiri Sakura. "Bawakan tas Sanosuke." Sasuke menyerahkan kunci mobilnya pada Sakura dan melanjutkan langkahnya.

Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang