maybe i finally fell for you

202 16 11
                                    

Frank berhasil mengemudi dengan aman setelah membuat keributan karena mengerem mendadak, tapi nyatanya isi kepalanya masih tak jauh dari ribuan pertanyaan tentang anak laki-laki yang menggenggam erat lengan Gerard.

Dia memarkirkan mobil dan menuyusl Gerard di depan pintu masuk. Jika pun benar anak itu Mikey, Frank bisa melihat kedekatan adik kakak diantara mereka.

Meskipun begitu Frank punya banyak pertanyaan, dan dia tak bisa mengalihkan pandangannya agar tak menatap Michael yang menggelantung di leher kakaknya seperti seorang monyet.

Entah bagaimana Michael punya banyak cara untuk menggelantung ditubuh seseorang, dan untuk yang pertama kalinya dalam hari itu Frank dibuat takjub.

Gerard berjalan disampingnya, ada ekspresi tertekan diwajahnya dan Frank ingin berteriak padanya untuk segera menjelaskan apa yang sedang terjadi.

"Frank!" desis Gerard. "berhenti melakukan itu."

"Melakukan apa?" ucap Frank terkejut, mengambil keranjang belanjaan.

"berhenti memandanginya." Gee membenarkan posisi adiknya di lengannya. "kau membuatnya takut."

"well mungkin jika kau mau menjelaskannya padaku-"

"Frank, aku berjanji padamu." Ucap Gerard cepat, melihat sesuatu di belakangnya, yang dalam hal ini membuat Frank ikut berbalik. Tapi tangan Gerard menyabetnya dan mereka bersembunyi di balik perlengkapan mandi.

"Gee, what the hell!" desis Frank kesal.

Gerard menghiraukan balasan Frank lalu mengintip sejenak kearah tadi. Dia menghela nafas setelah menyadari kumpulan remaja yang memakai baju bertuliskan nama band mereka menghilang di salah satu lorong.

"dengar Frank, mereka disini."

Frank kehilangan amarahnya, dan berubah menjadi serius. Dia sadar jika wajah mereka akan mudah dikenali dimanapun, toh mereka sudah muncul di berbagai acara musik dan tak dapat dihindari jika orang-orang ingin bertemu dengan mereka, tapi berjalan bersama membawa seorang anak laki-laki yang jelas sangat mirip dengan Gerard di muka umum... mereka tak mau menambah pekerjaan Brian untuk mengurusi gosip picisan.

"okay, apa yang harus kulakukan?" tawar Frank.

Gerard mengeluarkan daftar belanjaan dan mereka mulai berbagi tugas.

Selama beberapa menit kemudian, Frank duduk kelelahan disebuah kursi empuk diruangan penuh baju anak kecil. Di depannya Gerard sedang bergurau dengan Mikey, mencoba memilih baju tidur bergambar unicorn ataupun dinosaurus.

"Frank, bagaimana menurutmu?" Tanya Gee memakaikan Mikey onesie hijau t-rex.

Mikey yang memainkan cakar mainannya terkekeh sesaat, mengeluarkan suara-suara buas pada kakaknya.

Frank ikut tersenyum, ada rasa hangat dalam dadanya. "aku rasa dia menyukainya, Gee."

Dia bisa melihat tawa lepas Mikey, sangat berbeda dengan Mikey yang dikenalnya selama ini. Frank bisa mengingat kantung mata dibawah sepasang hazelnya, gerak dingin Mikey, ataupun muka murung tentang apapun yang ada dikepalanya, tapi anak laki-laki yang dilihatnya sekarang ini begitu bahagia. Sulit ia percaya jika seseorang yang penuh dengan tawa bisa berubah menjadi bongkahan bata yang siap runtuh tiap saat.

"kau tau, kau punya keluarga seperti itu, sangat beruntung, kawan." Ucap salah satu pegawai kepadanya. Frank mencoba membalasnya tapi mukanya menjadi merah.

"mereka bukan-" kalimat Frank terputus, dia tak bisa menemukan jawaban yang tepat. Rasa hangat di dadanya terasa nyata, dan dia ingin meninju tembok sebelah karena tak bisa menyangkal perasaannya.

mungkin aku akhirnya jatuh pada Gerard.

Bunyi ponsel disakunya mengalihkan pikirannya. Frank mengambil ponselnya dan menemukan pesan baru dari Ray.

Aku menemukan botol xannax, antidepresan dan sejenisnya, juga beberapa absinthe, kurasa ini milik Mikes. Bob dan Brian tidak tau ini, pls jangan bilang pada Gerard. Aku butuh bantuanmu.

Shit.

Frank melemas, memijat keningnya. Dia tak tau apa yang harus dilakukan. Dia membaca ulang pesan itu. Mikey jatuh lagi dalam lubang yang sama seperti tahun lalu dan tak satupun dari mereka menyadarinya, bahkan Gerard. Ditambah lagi, masalah dengan Pete musim panas lalu, rasanya Mikey masih tak bisa melepaskan apa yang terjadi, dan wajar saja jika Gee marah dengan Pete.

Dia tak habis pikir, meskipun dia juga tau jika depresi menurun dalam keluarga Way, tapi Mikey sangat hebat dalam menyembunyikannya.

Sama hebatnya dengan Gee.

"Frank." Seseorang memanggilnya. Dia mendongak keatas dan menemukan Gerard memandangnya. "ada masalah?"

"uh-" Frank cepat-cepat memasukkan ponselnya kesaku. "tidak."

"kau terlihat pucat." Sambung Gerard, keningnya berkerut khawatir.

" hanya kelelahan." Frank menambahkan senyuman palsu, lalu beranjak berdiri. "Gee, akan kuajak Mikey, supaya kau bisa bayar itu-" dia melirik beberapa baju yang telah mereka pilih.

"uh kau yakin...?" Gee menaikkan sebelah alisnya, merasa janggal.

"Yeah." Kali ini Frank benar-benar memandang Gerard di mata. "apa salahnya mengenal versi kecil adikmu, ya kan?"


 =7= 

MikeyWay is awesome human being and he deserves so much love 

fix me [mcr fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang