frankie

165 16 7
                                    

Setelah kejadian semalam, hal-hal menjadi kalang kabut. Frank berusaha untuk tak panik saat membantu menenangkan Gerard yang saat itu mencoba menggapai adiknya yang dibawa petugas medis.

Malam itu akhirnya ia habiskan dengan pergi ke bus band lain atau bar, Frank tak ingat. Yang dia lakukan hanya sekedar untuk minum dan bermain kartu. Entah apa yang merasukinya, dia menemukan dirinya digotong kembali ke hotel oleh Ray dan Bob.

Ray berteriak pada orang lain.

Ray mengambil botol birnya.

Dan Bob menghajar seseorang.

Frank tak bisa mengingat begitu jelas apa yang terjadi tadi malam, dan sepertinya memang tak berjalan dengan baik karena dia terbangun dengan rasa memar di pipi sebelah kiri dan sakit kepala yang luar biasa karena hungover.

Frank terjingkat bangun dari tidurnya menyadari ponselnya berdering nyaring. Frank mengucek matanya lelah lalu membaca caller ID.

Brian

Di tempat tidur satunya, Bob mengerang marah dan menutupi kepalanya dengan gusar. "fraaaank-"

"yeayea, sorry." ucap Frank setengah hati, dan segera mengangkat panggilannya.

" ini jam 4 pagi, bry!" desis Frank, balik berbaring dan menutup matanya lagi.

"selamat pagi juga, Frankie." Frank dapat mendengar sarkasme dalam suara Brian.

"apa yang kau mau?"

"bilang pada Gerard untuk belanja sendiri kali ini, aku tak bisa membantunya karena aku punya pesawat yang harus kukejar--- goddamit" terdengar suara klakson dibelakang suara Brian.

"apa susahnya sih telepon sendiri ke Gerard?"

"dia tak bisa dihubungi, demi tuhan aku akan menghajarnya jika dia melakukan sesuatu yang bodoh" jawab Brian cepat. Frank bisa mendengar lebih jelas kali ini dan menyadari jika Brian sedang menyetir, barangkali juga ngebut di jalan tol. "kau bisa mengatakannya pada Gerard kan? aku benar-benar sibuk sekarang, aku akan menutup telepon jika tak ada pertanyaan."

"tunggu---"

"hmm?"

"kau pergi kemana? Mikey sakit, dan kita masih tour, kau tak bisa perg-"

"New Jersey, Frank." Potong Brian datar, "aku harus menemui Cortez."

Dengan itu panggilannya diputus. Frank memicingkan mata pada layar ponselnya dan menyadari jika dia sudah benar-benar terbangun, tak bisa lagi mendapatkan tidur nyenyaknya.

==

Selesai membersihkan diri, termasuk bagian muntah karena hungover dan bercekcok dengan Bob karena Frank tak sengaja membuka tirai ruangan mereka dan sekali lagi membangunkan Bob, Frank akhirnya mencari asupan kopi-nya.

Frank mengecek jamnya, 9.47 AM. Dia mengangguk pada dirinya, waktu yang tepat untuk membangunkan Gee.

Frank berjalan kearah pintu kamar Gerard dengan gelas kopi di tangan kiri dan pertanya-pertanyaan kenapa Brian terbang ke NJ. Aku harus menemui Cortez. Suara Brian terdengar dikepalanya dengan jelas mengingat kembali percakapan mereka tadi pagi.

Dengan tak sabar Frank mengetuk pintu beberapa kali dan tak ada jawaban. Kesal, dia akhirnya langsung membuka pintu.

Pintunya tak terkunci? Wow itu baru aneh, pikir Frank.

Matanya disambut dengan pemandangan kamar yang berantakan. Lebih berantakan dari kebiasaan Gerard. Mainan lego. Sepasang kaus kaki kecil. Dan seorang anak kecil duduk di tengah ruangan, memandangi Frank dengan mata lebar.

"GEE ADA ORANG ASING MASUK!" teriak anak itu, membuat Frank mengernyit. Lalu anak itu berlari, kearah Gerard yang berdiri di mulut pintu kamar mandi.

"uh crap... Frankie!" desis Gerard, terdengar takut daripada terkejut.

Frank memperhatikan Gee yang hanya menggunakan towel di pinggangnya, tubuhnya masih basah dan rambut silvernya berbau sampo.

look at this sin damn, desis Frank.

Frank menelan ludah dan mengalihkan pandangannya kearah lain. Frank mendesis, merapal sumpah serapahnya mencoba menghentikan kepalanya mengirimi gambar-gambar Gerard sedang- ya ampun. Frank kau kotor sekali.

Frank berjalan mengambil ponsel Gee di meja terdekat, tetapi ponsel itu mati. "Brian uh..." Frank masih tak mau melihat kearah Gerard. "Brian bilang kau tak bisa dihubungi."

"benarkah? Wah ponselku kehabisan batrai karena semalaman aku menelpon ibuku, kau tau karena, yeah, Mikey-" kalimat Gerard terputus, lalu mendengus singkat. "Brian bilang apa?"

Frank berbalik, melihat ekspresi sedih dimuka Gerard. Dia merasa buruk mengingatkan Gee tentang Mikey. "Brian sepertinya terbang ke New Jersey untuk menemui Cortez."

"oh." Gerard mengangguk mengerti. Frank memicingkan mata, Gee dan Brian tau sesuatu.

"dan," Frank mengangkat sebelah alisnya, "dia bilang kau harus belanja sendiri. Aku bisa membantu jika kau tak keberatan."

Frank memperhatikan Gee mengerutkan dahinya. Berpikir keras. Dibelakang Gee, anak kecil itu memandangnya takut.

" siapa dia?" tanya Frank pada Gerard. Anak laki-laki dibelakang Gerard terlihat ragu dan mencengkram towel yang dipakai Gee, yang dalam hal ini membuat Gee panik.

"dia-" Gee menegerutkan dahinya, mencari jawaban yang tepat.

Frank mengiriminya tatapan bingung. "tunggu, apa yang kau lakukan dengan anak kecil itu? Kau pedof-"

"bukan!" ucap Gerard agak keras, memotong kalimat Frank.

"Gee-" bisik anak kecil itu takut. Gerard berbalik dan menggendong anak laki-laki itu. "oh ya ampun, maafkan aku aku tidak membentakmu, Mike-"

Frank masih mengirimi tatapan bingung pada Gerard.

siapa dia kenapa terlihat seperti Gee siapa dia siapa dia kenapa terlihat seperti Gee siapa dia

Frank mendesis pada kepalanya untuk diam sejenak.

"namanya Michael." Gee tersenyum pada anak itu, dan menggapai tangannya lalu melambaikannya pada Frank. "Michael, dia Frank. Frank adalah pemain gitar yang hebat." Ucap Gee pada anak itu. "bilang hai pada Frank."

"hai, Frank." suara anak itu kecil sekali. Frank hampir tak mendengarnya.

"hai Michael." Balas Frank tersenyum sambil mengamati muka anak itu.

Sangat mirip dengan Gee.

Sangat mencurigakan.

"well, okay." Frank menarik nafas dalam, menghindari tatapan mata Gerard. "aku akan uh—keluar. Dan, kau, Gee berpakaianlah."


=5=


hello~ lama udah ga kesini. anyway aku masukkan unsur frerard (ehem) *ship em so hard  wkwkwk

fix me [mcr fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang