ENAM
Dua minggu sudah aku tak melihat tawa adit. Rindu rasanya. Dan sepertinya di singapur adit begitu sibuk dengan berbagai macam kegiatannya hingga aku sesekali kesulitan untuk menghubungi dia. Ah rindu rasanya. Padahal sudah 13 tahun bersama dan hampir setiap hari bertemu tapi entah mengapa tak bosan aku bersamanya, malah aku seolah rindu dengannya layaknya anak remaja yang sedang jatuh cinta padahal baru dua minggu tak bertemu.
Hari ini hari minggu dan aku rasanya malas untuk kemana-mana, lebih lebih aku sedang merindukan sosok adit yang biasanya setiap hari aku diajak untuk sekedar berjalan-jalan dengannya.
Tiba,tiba handphone ku berdering terdengar ada yang menelponku. Ah, ternyata itu Rena si bawelku.
"halo Nar" terdengar suara Rena dari jauh sana
"mmmm" jawabku malas yang masih ingin menempel di kasurku
"ya ampun, anak perempuan jam segini belum bangun? Gimana gak mau jauh jodohnya? Ayuk bangun Nar" kata rena yang sedikit agak teriak hingga membuatku menjauhkan handphoneku dari telinga.
"apasih Ren? Ini mumpung gak ada ibu. Ibu lagi di rumah nenek jadi aku bisa bangun siang. Kok kamu jadi gantiin ibu sih pas ibu nggak ada. Lagian tumben banget kamu nelpon aku sepagi buta kayak gini" kataku panjang lebar sambil sedikit mengomel
"sepagi buta? Yaampuun ibu guru ini sudah jam 6.30 pagi kamu bilang masih pagi buta? Kebangetan banget sih nih anak" kata Rena yang mengendus kesal sendiri dan akupun tertawa meledek dia
"ibu rena ini hari minggu. Paginya Nara itu jam 10 atau enggak jam 11 kalo hari minggu. Kamu kayak baru sahabatan sama aku ajadeh" kataku dengan sedikit tertawa meledek dia.
"udah ayuk bangun setengah jam lagi aku sampe rumah kamu pokoknya" kata Rena yang seakan kesal karena aku malah meledek dia
"setengah jam? Yakin dari bekasi ke rumah aku setengah jam doang?" kataku yang meledek
"heiiiii aku udah di daerah kuningan. Ini aku lagi sambil nyetir mobil. Okkai?" kata Rena yang langsung menutup telponnya.
Bahkan aku kaget namun tak menghiraukan. Ah, biarkan saja rena sampai sini dulu baru aku rapih-rapih kalau memang dia mau mengajakku pergi. Lalu aku menarik selimut lagi dan lanjut meneruskan mimpi indahku. Hihihihihi
Dan benar saja, 30 menit kemudian Rena masuk ke kamarku sambil teriak
"Naraaaaa OMG udah aku bilang kamu harus siap-siap. Ishh kebiasaan deh kamu, kenapa sih harus kayak gini Nar? Ayuuk bangun cepeetttt" Rena menarik selimutku dan menarik tanganku utnuk bangun.
Ah, sahabatku ini memang benar-benar tak bisa melihat sahabatnya menikmati ahri minggu tanpa ibu dirumah yang selalu menyuruhku bangun pagi agar jodohku dekat
"Reeenn sakit ih tangaku di tarik tarik gini" aku pura-pura kesakitan dan rena melepas tanganku. Lalu aku tidur kembali sambil senyum-senyum meledek
"OMG naraaaaaaaa kamu tuh ya gak berubah dari jamannya sekolah. Heran aku kenapa orang pemalas kaya kamu gini bisa jdi guru
"aduuuuhh ren jangan bawa-bawa profesi aku deh kamu tuh yaa...." Kataku
"lagian kamu mau kemana sih pagi-pagi gini? Berangkat dari bekasi jam berapa coba?" kataku dengan sedikit kesal
"kamu lupa? Kan hari ini aku prewed Nar dan kamu harus nemenin aku" kata Rena sambil mengoyak ngoyak badanku
"yamppuun reen, yaduah nanti aku nyusul kamu send location aja ke Line aku nanti aku nyusul" kataku yang masih memeluk bantal
![](https://img.wattpad.com/cover/90672667-288-k599015.jpg)
YOU ARE READING
Tentangmu
Teen FictionMalam ini, entah harus dari mana aku memulai. Entah harus darimana aku menyelesaikan apa yang sudah ku mulai, entah harus seberapa lama aku bertahan dalam keadaan seperti ini. Ya, dia orang yang selalu aku impi impikan, ya dia orang yang telah hadir...