Delapan
Pagi pun tiba, kalau diingat semalam rasanya aku belum puas mengitari Dago dan menikmati malam di bandung, anggap saja ini liburan dadakan ku. Aku semalaman berfikir mengapa Haris tak menahanku saat aku beranjak pergi meninggalkannya. Ah, entahlah mengapa aku jadi berfikir seperti itu.
Handphone ku berdering, tanda bunyi viedeo call ya itu dari Adit. Ah, rasanya senang seklai aku akan melihat wajahnya meskipun sekedar di layar video Hp-ku.
"halloooo Nara-kuuuu....." seru Adit, suara laki-laki yang aku rindukan
"ohhh gitu ada yang sibuk sampe-sampe gak sempet bales pesanku, Cuma di Read lohhh..." Kata-ku dengan nada jutek
"jangan jutek dong Ibu guru, obat keriput mahal loh" kata Adit yang meledeki ku
"hmmmmm" aku hanya memasang muka jutek
"gimana Prwed Rena dan Rey?lancarkah ?" kata Adit
"Lancarrr bangeett.., sampe-sampe aku Bete disini" kataku yang masih memasang muka jutek di layar Hp
"loh? Kok bête? Kamu kan liburan dadakan?" kata Adit
"males aku ceritanya disini. Kamu kapan pulang dit?" Tanya ku yang mengalihkan pembicaraan
"Mmmmm belum tau sih Nar" kata Adit
"serius belum tau? 3 minggu lagi Rena dan rey wedding loh? Kamu gak mau pulang dulu?" kataku
"disini keadaannya ya masih urgent semua. Jadi aku belum tau bisa pulang kapan. Tapi, janji deh aku bakal usahain pulang pas wedding Rena dan Rey" kat Adit dengan memasang wajah yang sangat amat ku rindukan
"yaudah, kamu baik-baik ya disana. Jangan marah-marah mulu entar cepet tua loh" lanjut Adit
"iya-iya" kataku
Aku dan Adit pun mengakhiri pembicaraanku lewat Video call tersebut. Mmm.., entah apa yang dikerjakan adit di singapur sana..
"Nar, kita mau jalan-jalan dulu nih. Gimana? Sekalian balik ke Jakarta" Suara Rena lagi-lagi memecah lamunanku tentang Adit
"iya terserah aku ikut aja. Toh, kalaupun aku bilang enggak aku tetep harus ikutkan?" kataku yang seketika itu amat jutek
"Nar, jangan gitu dong. Aku selalu akan menghargai apa yang kamu mau, apa yang kamu butuh dan apa pendapatmu" kata Rena
Aku tahu Rena adalah orang yang mudah sensitive dengan perkataan yang sebenarnya tidak berniat menyinggungnya, dan aku sudah memahami itu "gak gitu maksudnya Ren. Maaf ya"
"iya aku tau, aku yang maksa kamu buat ikut ke sini. Sebenernya aku Cuma mau kamu deket sama Haris" kata Rena
"iya aku ngerti kok. Makasih ya, kamu, ibu adalah orang-orang yang amat care sama aku. Maaf, aku belum bisa jatuh hati dengan siapa-siapa" kataku yang ikut sedih karena melihat Rena mulai Sedih
"Nar, aku Cuma mau kamu juga ikut bahagia pas aku bahagia nanti. Aku tau kamu nunggu adit buat ungkapin perasaan ke kamu. Tapi, Nar ini udah terlalu lama" Kata Rena yang mulai serius
"aku janji sama kamu, aku bakalan buka hati aku buat orang lain" kataku kepada Rena dengan tersenyum
"yaudah yuk siap-siap nanti kesiangan kita kan mau jalan-jalan" lanjut kataku sambil tersenyum
Aku dan Rena pun beranjak dari kamar hotel untuk check out dari hotel dan menuju mobil, entah aku hanya ikut mereka swaja, mau berwisata kemana. Yang jelas mereka sangat exited untuk ke tempat ini. Ya Farm house katanya, tempat yang sedang nge-Hits di Bandung.

YOU ARE READING
Tentangmu
Teen FictionMalam ini, entah harus dari mana aku memulai. Entah harus darimana aku menyelesaikan apa yang sudah ku mulai, entah harus seberapa lama aku bertahan dalam keadaan seperti ini. Ya, dia orang yang selalu aku impi impikan, ya dia orang yang telah hadir...