Sembilan
Adit Story in Singapore
"Dit, Kankermu sudah tak bisa hanya dengan metode perawatan saja. Kamu harus segera operasi sebelum menyebar kemana-mana. Setelah itu kamu harus menjalani kemoterapi dan radiasi secara bersamaan" kata seorang dokter yang sedang berbicara kepada adit
"apa harus dilakukan dalam waktu cepat ini dok?" Tanya ku kepada dokter
"lebih cepat lebih baik dit"
"apa kemungkinan bisa sembuh dok?" tanyaku yang semakin ragu
"dit, kankermu sudah mulai memasuki stadium 4. Saya, kamu dan keluarga hanya bisa berdoa dan melakukan yang terbaik. Kamu tetap semangat, percayalah Tuhan tau mana yang terbaik untukmu" kata dokter sambil menepuk pundakku mengisyaratkan semangat untukku
Seusai berbicang dengan dokter aku kembali ke apartement. Ingin rasanya aku memeluk Nara saat ini, bagaimana Nara harus mengetahui semuanya tentang ini? Rasanya cemas selalu menyertaiku
"dit, gimana perkembangan kamu kata dokter?" Tanya ka danil yang baru sampai ke apartement
"dokter menyarankan adit untuk operasi ka. Menurut dia, kanker adit udah gak bisa dengan cara perawatan dan dengan obat-obatan aja" kataku dengan mencoba tersenyum
"terus kamu?" Tanya ka danil
"entahlah kak" kataku yang acuh tak acuh
"ka, awal minggu depan aku mau pulang dulu ya ke indo. Minggu depan Rena kan nikah" lanjut kataku
"iya dit" kata ka danil
"dit, lakukan yang terbaik yang menurut kamu terbaik" kata ka danil yang kembali memulai pembicaraan
"adit takut ka" kataku yang mulai cemas
"takut kenapa?" Tanya ka danil
"adit takut, operasi akan membuahkan hasil yang sia-sia. Rasanya adit mau menyerah dan biarkan adit pergi bersama kanker ini" kataku yang mulai pesimis
"dit? Tuhan itu gak tidur. Dan Tuhan tau mana yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Lakukanlah jika itu masih salah satu usaha kamu untuk bertahan hidup. Tuhan gak pernah suka dengan hamba-Nya yang pesimis. Kamu harus bisa berfikir secara jernih, dengan hati dan fikiran yang tenang dit, jangan ikutin ego kamu. Tuhan juga mau liat usaha setiap Hamba-Nya, dan biar nanti Dia yang nentuin apa yang terbaik untuk Hamba-Nya. Nah, kewajiban kita itu ya Cuma usaha dan berdoa" kata ka danil sambil menepuk pundak-ku
"makasih ya ka. Adit bakal pikirin ini baik-baik" kata-ku sambil tersenyum
Tak lama setelah ka danil berbicara, Hana mengirim pesan untukku. Dalam pesan itu dia meminta bertemu denganku selagi dia di singapur. Dan aku pun mengiyakan permintaannya
*****************************
Akupun bertemu dengan Hana di sebuah resto yang tidak jauh dari apartement ku. Aku datang terlambat, karena aku harus kembali berkonsultasi dengan dokterku masalah operasiku.
"maaf ha, aku terlambat. Aku tadi ada urusan sebentar" kataku kepada perempuan yang sudah menungguku di sudut kaca sebuah restaurant
"tak apa dit" hana tersenyum manis seperti biasanya
"ada apa kamu menyuruhku menemuimu?" Tanya Hana
"tak ada apa-apa Dit. Hanya karena kamu sedang disini aja aku mau ajak kamu hangout" kata hana
"gimana bisnis kamu dan ka danil disini?" Tanya hanya, melanjutkan pembicaraan
"semua baik-baik saja" kata-ku isngkat kepada Hana

YOU ARE READING
Tentangmu
Genç KurguMalam ini, entah harus dari mana aku memulai. Entah harus darimana aku menyelesaikan apa yang sudah ku mulai, entah harus seberapa lama aku bertahan dalam keadaan seperti ini. Ya, dia orang yang selalu aku impi impikan, ya dia orang yang telah hadir...