Part 5 - Kesel!

12.9K 215 14
                                    

Sepertinya janjinya mereka kemarin. Kini aku tengah berada di lapangan basket disamping rumahku, menyaksikan Davin dan Al bermain basket.

Kuminum jus jeruk buatanku sambil mengotak-atik handphone. Sesekali aku menyaksikan bagaimana Davin mengajari Al teknik-teknik bermain basket.

Entah aku dapat ide gila darimana, setelah tadi aku membuka aplikasi instagram. Tiba-tiba terlintas nama yang sangat ingin ku cari di aplikasi ini.

Kuketikkan tiga kalimat dikolom explore. Aha!

Aku menemukannya. Akun milik Davin.

Ck. Baru saja merasa kegirangan. Ternyata akun Davin diprivate.
Gagal deh niat acara stalking nya.

"Pinjam paha kamu bentar ya sayang?" Tanpa persetujuanku Davin langsung merebahkan kepalanya dikedua pahaku.

Peluh membanjiri sekujur tubuh Davin yang tercetak di kaos putih yang dipakainya. Rambut dan wajahnya pun basah bermandikan keringat. Namun tidak tercium bau asam yang menguar dari tubuh pria itu.

Bau shampo pada rambut Davin tidak berkurang sama sekali bahkan setelah ia berlari mengelilingi lapangan basket dan berpanas-panasan dengan sinar matahari yang entah begitu teriknya bahkan ketika jam menunjukkan angka tiga sore.

"Dav, bangun ah..." Mintaku sambil kugoyang-goyangkan tangannya. "Kamu bau keringat tauk!" Ujarku bohong pada Davin yang malah semakin erat mengaitkan tangannya disekeliling perutku.

Sedangkan kulihat Al tengah berdiri dengan tas tersampir di bahunya yang berisi perlengkapan basket. Ia begitu serius bermain game pada tablet miliknya sambil bersandar di dinding teras ujung sebelah kanan.

'Errr... ini posisi yang gak patut dilihat sama Al, batinku meneguk ludah.'

"Dav bangun dulu dong, gak nyaman nih ada anak SMP disini." Bisikku pelan pada Davin.

Kelapa Davin terangkat, kemudian dia tersenyum mengggoda kearahku.

"Oh jadi kamu maunya mesra-mesraan sama aku kalau gak ada Al?" satu alisnya terangkat dengan senyum genit mengembang dibibirnya.

"Bukan git..."

"Al?" Panggil Davin pada Al setelah ia beehasil duduk.

"Kenapa kak Dav?" Panya Al tanpa mengalihkan fokusnya dari tabletnya.

"Kakak boleh minta bantuan kamu?" tanya Davin.

"Boleh dong kak. Apa emang?"

"Bisa ambilin bola kakak gak? Ada didalam mobil kak Davin. Kamu bisa buka kuncinya kan?" Tanya Davin.

"Bisa dong. Sini kak" Al merebut kunci mobil ditangan Davin.

"Good. Bolanya ada di kursi penumpang."

"Oke kak, aku ambil dulu ya." Ujarnya kemudian meletakkan tab warna silver nya dan pergi sesuai intruksi Davin.

"Oh iya Al disana ada snack sama kue, kamu bawa keluar juga ya? Kamu habisin juga gak papa." Seru Davin berteriak pada Al yang sudah menjauh.

Lalu terdengar teriakan kegirangan dari Al. Dasar bocah, runtukku dalam hati.

"Al kan udah pergi? So kamu pengen kita main apa?" Tanyanya sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Ish. Apaan sih Dav? Genit banget sih." Sungutku menjauh.

"Eleh-eleh sayangku lucu banget sih" Katanya sambil menoel hidungku.
Sedangkan aku hanya mendengus keras.

"Hape kamu sepi amat sih yang? Gak ada game nya gini? Aku download in mau?" Usulnya setelah berhasil mengutak-atik handphone-ku.

"Gak usah Dav, emangnya aku Alvin atau Kamu pecinta game yang gila-gilaan?" Dengusku kecil.

Kisah Romantis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang