Part 12 - Indomie Pedas Mampus

11K 213 11
                                    

Aku sedang duduk bersandar pada tiang di teras depan rumah sambil menyeruput sebotol teh kemasan dingin yang ku ambil dari dalam kulkas.

Seperti biasa, hari Sabtu sore Alvin dan Davin bermain basket, dan aku memilih menunggu mereka di teras daripada menunggu mereka bermain di bangku dekat lapangan mini yang masih disinari cahaya matahari itu.

"Kak haus kak."

Aku mendongak, wajah kelelahan penuh keringat Alvin muncul di depanku, ia kini sedang membungkukkan badan mengatur napas.

"Nih." Aku menyodorkan sebotol air mineral pada Alvin. "Davin mana Al?" Aku melihat sekeliling namun mataku tidak menemukan sosok tubuh tinggi tegap itu.

"Pulang."

"Loh kok pulang? Mana gak pamit lagi."

"Tadi udah pamit kok ke Al."

Aku mendengus kesal. "Tapi kan ke kakak belum."

"Tadi dapet telepon gitu sih Kak Davin. Pas aku coba intip nama cewek gitu yang telepon, tapi aku lupa siapa."

Aku memicingkan mata tajam pada Alvin. "Bohong! Gak usah ngerjain kakak deh gak mempan!"

"Lah serius juga."

"Davin itu gak mungkin macem-macem. Kamu tuh yang macem-macem! Belum juga tentu lulus ujian bulan depan udah bandel aja sama kakak. Awas kualat kamu."

Alvin duduk disampingku, "kakak gak boleh nyumpahin yang gak baik gitu sama adek sendiri. Pamali." Aku memutar mata jengah. Anak kecil pinter banget kalo ngomong ya?

"Kamu tuh makanya gak usah sok pake mau bohongin kakak gitu deh." Ku toyor pelan kepala Alvin.

Alvin terkikik.

"Yang minum dong." Aku mendongak lagi.

"Loh Dav, katanya kamu pulang?" Aku mengerutkan dahi bingung melihat Davin berdiri berkacak pinggang dengan baju basah karena keringat.

Lalu aku melirik kearah Alvin yang sedang menggaruk tengkuknya menyembunyikan tawanya sambil berpura-pura sibuk menyiramkan sisa air mineralnya kedalam pot bunga milik Mama.

"Enggak. Aku tadi abis dari mobil nyari baju, mau mandi abis ini tapi nunggu keringet kering. Boleh ya?" Ucap Davin menyengir lebar sambil menunjukkan kantong kertas berwarna coklat yang kuyakini berisi pakaian miliknya.

"Iya gak papa, nanti pake kamar mandi di kamar aku aja." Lalu aku menoleh kearah Alvin, kutoyor sekali lagi kepalanya dengan pelan. "Bandel banget ya kamu, awas ya kakak bales nanti. Ayo Dav, ambil minum di dalem aja." Ujarku kesal sebelum bangkit dan menarik tangan Davin masuk ke dalam rumah dengan menghentakan kaki kuat-kuat.

***

"Kamu naik aja ke kamar aku. Aku mau nyiapin makanan." Davin meletakkan gelas yang dipegangnya ke atas meja bar.

"Gak papa nih aku masuk kamar kamu?"

"Ya gak papa, udah pernah masuk juga." Ujarku sambil membuka kulkas mencari bahan makanan yang akan ku masak.

"Tapi kan beda yang, Mama sama Papa kamu kan sekarang lagi pergi."

"Ih gak papa Dav, yang penting kan kita gak ngapa-ngapain. Lagian aku juga kan gak ke kamar, nih mau masak." Ku tunjukkan kol dan wortel yang baru kuambil.

"Oke deh aku naik ya?" Davin bergegas melangkah, namun sedetik kemudian ia membalikkan tubuhnya kembali. "Eh yang, aku pengen makan indomie nih... Indomie goreng dua bungkus yang masaknya setengah mateng, terus jangan lupa diulekin cabe rawit merah dua puluh biji aja, oh iya sama telur ceplok yang kuningnya masih lumer ya?"

Kisah Romantis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang