Cekukan

583 62 10
                                    

Summary : Cekukan sialan. SungJong tak baik-baik saja, ia sudah cekukan selama 4 jam.

A Ficlet

     Hik-hik-hik.

     SungJong memukul dadanya beberapa kali, lalu menghembuskan nafas panjang. Ia menatap lelaki berkulit pucat di hadapannya. "Yoongi-ya, sepertinya caramu berhasil.." Ucapnya girang. Lalu, Hik!

"Ishh... Gagal lagi.. Hik" SungJong merengek sambil menghentakkan kaki.

Yoongi turut menghela nafas berat. "Aku tak tau lagi cara menghentikan cekukan, kau tanya orang lain saja. Aku mau pergi menemui Jimin dulu, bye.." Yoongi berlalu begitu saja di depan SungJong.

Hik.

SungJong menunduk kecewa dan mulai melangkah. Ia kesal. Bisa-bisanya Yoongi lebih mementingkan pacarnya dibandingkan teman sendiri. SungJong 'kan sedang butuh bantuan. ㅠ.ㅠ

Hik.

SungJong semakin kesal. Cekukan ini, kenapa tak mau berhenti sih? SungJong meneguk air mineral lagi. Sampai habis. Entah sudah berapa banyak ia minum air hari ini demi menghentikan cekukannya. Perutnya sudah hampir kembung.

Hik.

Lagi-lagi SungJong menunduk karena suara cekukannya didengar oleh siswa lain di sekitarnya. Ini sungguh memalukan dan mengesalkan. Semuanya dimulai setelah SungJong menghabiskan susu coklatnya pagi ini. Ia cekukan sejak pagi. Bayangkan! SungJong bahkan terus cekukan di sepanjang jam pelajaran tadi.

Hik.

Dan sekarang tak ada yang bisa membantunya. Sahabatnya bahkan pergi demi pacar. Ia juga sudah lakukan segala cara agar terbebas dari cekukan sialan ini. SungJong menahan nafas, berharap dapat meredam suara cekukannya. Tapi tetap saja lolos dari bibirnya dan didengar oleh orang-orang sekitar. Tunggu! SungJong terpikir seseorang yang mungkin dapat membantunya. HoWon Hyung. SungJong yakin HoWon bisa membantunya. HoWon 'kan siswa terpintar di sekolah.

Hik.

SungJong berjalan di sepanjang koridor berniat menuju kantin, mencari HoWon. Belum sempat SungJong tiba di kantin, tiba-tiba ia merasakan sesuatu. Langkahnya terhenti dan tangannya memegangi perutnya. Tentu saja, setelah minum seharian, ia juga perlu mengeluarkannya. SungJong butuh toilet sekarang juga.

Hik.

SungJong berbalik dan bergegas melangkah menuju toilet yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya sekarang. Ia sempat hampir mengutuk jarak toilet. Dan ia tiba di depan pintunya sekarang.

Damn it!

SungJong benar-benar mengutuknya sekarang. Sejak kapan toiletnya rusak?! SungJong kembali memegangi perutnya. Dengan langkah cepat ia menuju tangga. Tujuannya adalah toilet lantai dua. Persetan dengan cekukan yang masih terdengar dari tenggorokannya. Dan persetan juga dengan siswa yang menatapnya aneh. Kandung kemihnya sudah seperti ingin meledak sekarang. Yang penting adalah toilet. SungJong kebelet, tau!

Hik.

Langkah SungJong terhenti. Ia lega toiletnya sudah di depan mata, tapi, bukan karena itu langkahnya terhenti. SungJong menatap horror pada seseorang yang sedang berdiri tak jauh darinya itu. SungJong segera berlindung di balik tanaman dalam pot disana. Ia mengintip lelaki yang sedang bersandar di pintu kelas 2.4. Itu Kim MyungSoo, pacarnya.

Oh, Tuhan. Bunuh saja aku!

Hik.

Nafasnya tercekat karena cekukan. SungJong menggigit bibir bawahnya. Bagaimana caranya agar ia bisa melewati MyungSoo tanpa disadari dan tiba dengan selamat di toilet? Sebenarnya ini bukan masalah besar. Tapi, SungJong benar-benar tak mau bertemu MyungSoo dengan keadaan seperti ini. Ia tak mau MyungSoo melihatnya cekukan. Ini memalukan. Ia cekukan seperti anak kecil. SungJong memegangi perutnya lagi. Demi Tuhan, SungJong benar-benar kebelet pipis.

Sweet MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang