3.

135 53 2
                                    

Difa tidak menemukan apapun di dapur padahal sejak tadi perutnya sudah bernyanyi karena lapar dan membutuhkan makanan. Sayangnya dia tidak menemukan apapun dan siapapun di dapurnya

"Coklat sama susu strawberry gue kok udah habis ya, bude lupa beli apa gimana ya?" Difa menatap kulkasnya yang hanya berisi air mineral dan beberapa sayuran

"Bude.. bude.." Difa menutup kulkas dan mengedarkan pandangn mencari Bude Lilik. Bude Lilik adalah orang kepercayaan kedua orang tua Difa sekaligus orag tua Mas Asep yang diberi tugas mengurus rumah dan menjaga Difa karena orang tua nya memang jarang sekali dirumah

"Bude kemana ya?" Difa melipat kedua tangannya di depan dada karena tak juga menemukan Bude Lilik. Akhirnya dia memutuskan untuk masuk kembali ke dalam kamarnya

Dia duduk di meja belajarnya dan mengambil sebuah novel yang belum sempat ia selesaikan. Baru membaca beberapa kalimat ia beralih menatap ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Ia melangkah menuju kasur untuk melihat pesan siapa yang dari tadi masuk dan membuatnya tidak konsen membaca novel.

Ane: Nyet, lo udah ngerjain pr matematika?

Ane: Heh nyet

Ane: Anjing lo kemana

Ane: Difa balesss

Ane: Difa lo mati apa gimana sih

Ane: Difa gue gak bisa ni, mau nyontek. Lo kemana ih sebel gue

Ane: Anak kadal lo kemana

Difa mendengus membaca beberapa pesan dari Ane yang masuk ke ponselnya kemudian mengetikkan beberapa kata untuk membalas

Difa: Gue belom ngerjain pr
Males

Ntar aja

Masih baca novel

Kalo mau nyontek besok aja

DAN GUE BUKAN ANAK KADAL NYET!!


send

Beberapa menit kemudian ponselnya berbunyi kembali menampilkan pesan balasan dari Ane

Ane: Oke. Besok gue minjem

Ane: Terus lo anak apa? Anak monyet? HAHAHAHA..

Difa hanya membacanya kemudian kembali fokus pada novel di tangannya namun tak lama kemudian ponselnya berbunyi lagi

Ane: Anjir lo cuman di read doang

Lagi dan lagi Difa hanya membacanya kemudian beralih mengambil buku matematika untuk mengerjakan pr yang tadi dimaksudkan oleh Ane. Meskipun terbilang anak malas, tapi Difa tetap ingat untuk mengerjakan pr dan tidak mencontek di sekolah kecuali satu pelajaran. KIMIA

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Difa baru saja selesai mengerjakan pr nya, kini ia berbaring di kasur berusaha memejamkan matanya tapi apa daya ia tak juga tidur, mungkin karena sore tadi ia tidur pikirnya. Karena bingung tak kunjung bisa memejamkan mata, Difa meraih ponselnya menyusuri Instagram, Difa tertawa melihat beberapa meme comic di timeline Instagram nya hingga dia terdiam melihat sebuah post foto dari akun seseorang. Foto itu menampilkan seorang cowok yang duduk di kemudi mobil mencium tangan cewek yang ada di sebelahnya

Ia memandang lekat foto itu, menggenggam kuat ponselnya, mengambil nafas dengan perlahan lalu bergumam dalam heningnya malam 'dulu bilangnya gak bisa hidup tanpa gue, mohon-mohon biar gue nerima dia jadi cowok gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia memandang lekat foto itu, menggenggam kuat ponselnya, mengambil nafas dengan perlahan lalu bergumam dalam heningnya malam 'dulu bilangnya gak bisa hidup tanpa gue, mohon-mohon biar gue nerima dia jadi cowok gue. Nih buktinya masih hidup mana udah nyengir-nyengir di instagram punya cewek. Memang spesies kalian sama saja ya.' Ia kemudian membuka profil orang tersebut dan memencet tombol block agar ia tak lagi harus melihat pemandangan yang membuatnya kesal, oh atau jijik mungkin. Difa melemparkan ponselnya ke sembarang arah kemudian membaringkan diri diatas karpet disamping kasurnya. Ia hanya diam menatap langit-langit hingga tertidur dengan sendirinya.

--

Sinar matahari pagi masuk ke dalam kamar Difa membuatnya terbangun dari tidur dengan malas dan tidak bersemangat. Ia berjalan malas menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah. Tidak perlu waktu lama, 30 menit kemudian Difa sudah siap untuk berangkat sekolah. Ia memaku tubuhnya di depan cermin, melihat betapa kacau dan menyedihkan penampilannya saat ini. Hari ini dia tidak akan tersenyum atau bicara. Ia merasa lelah untuk berinteraksi dengan manusia

Difa menuruni tangga untuk sarapan karena sedari tadi Bude Lilik sudah menyuruhnya untuk turun

"Mbak Difa teh kenapa?" Tanya bude dengan wajah khawatir

Difa hanya menggelengkan kepalanya

"Mbak Difa gak sakit kan?"

Lagi-lagi hanya dijawab oleh gelengan kepala

"Yasudah, di makan sarapannya, nanti terlambat kalo berangkat kesiangan"

"Bude semalem kemana?"

"Maaf mbak, tadi malam bude sama Mas Asep kerumah sakit, kerabat bude ada yang sakit. Mbak Difa nyari saya ya? Maaf ya mbak."

Difa hanya mengangguk sambil melahap sarapannya

"Berangkat. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati mbak"

Difa memberi jempol pada bude lilik yang berarti 'oke' tanpa menoleh dan berlari kecil menuju halaman

Di halaman Mas Asep sudah siap di mobil untuk mengantar Difa ke sekolah

Sepanjang jalan Difa hanya diam. Mas Asep yang merasa ada yang aneh pada Difa penasaran dengan apa yang terjadi pada majikan sekaligus adik baginya itu namun ia tak berani bertanya karena takut jika Difa marah karena ia terlalu ingin tau

***

Aku tau ini pendek karena aku bingung mau nulis apa, ini aku nulis udah malem dan mata aku udah capek sebenernya tapi gak papa kupaksa dikit demi kalian ..

Vote and coment yaa...

KnottyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang