Flashback on*
[Difa POV]
1 Tahun yang lalu..
Aku tersentak dari tidurku karena mendengar riuh suara dari banyak manusia, aku membuka mata dan mendapati semua orang menatapku dengan tatapan penuh kekhawatiran"Lo gapapa?" Aku mengernyit melihat Ane bertanya dengan sangat khawatir seperti ini
"kamu gapapa?" ya itu mamakku, dan ayah disampingnya
"emang anjing si Julio" itu umpatan dari mulut Ane
"Julio? Kalian ini kenapa" Aku masih kebingungan mendeskripsikan situasi ini
Semua orang terdiam, lalu dokter mendekat memeriksa entah apa dari diriku
"Difa, lo beneran gapapa kan?" Ane sekali lagi memastikannya seakan aku baru saja bangkit dari kematian.
"gue gapapa, gue baik-baik aja. Tapi Julio siapa, Ne?"
Sekali lagi semua orang terdiam, mereka hanya saling pandang tanpa ada yang berniat menjelaskan
"Ayah? Dokter? Ane? Kok gaada yang jawab si?"
"Bukan siapa-siapa, yang penting lo gapapa kan?" lagi, Ane memastikan itu
Tapi, siapa Julio?
"Ini ada apa sih? Ini aku dimana? Kalian semua kenapa? Dokter saya kenapa ya"
"Kamu di rumah sakit sayang"
"Aku kenapa"
"Kamu tenang aja, dokter bilang kamu gak papa"
Aku hanya menggeleng
"ini aku gak sakit parah terus udah mau meninggal kan? Aku masih mau jadi penulis lo, Yah."
"gak kok, kamu tenang aja" ya begitulah ayahku membuatku tenang sambal mengelus kepalaku.
Flashback off*
[Autor' POV]
Ponsel Difa bergetar memunculkan sebuah notifikasi
Dafa: Gue baru aja nyampek, tadi macet banget jalanan. Lo udah dirumah?
Dafa: Udah tidur?
Difa melirik jam dinding di kamarnya, dan ternyata sudah pukul 2 dini hari, pantas saja Dafa bertanya seperti itu. Buru-buru Difa membalas pesan dari Dafa
Difa: Belum. Gue gak bisa tidur
Dafa: Lo baik-baik aja kan?
Difa: Apaansi
Dafa is calling..
Difa mengernyit melihat layar ponselnya
"Halo"
"Lo baik-baik aja kan?"
"Kayaknya kita gak sedeket itu untuk gue jawab pertanyaan lo"
Difa memutus sambungan telfonnya
Difa menggigit tepi ponselnya, tidak ada reaksi apapun dari Dafa, 5 menit, 10 menit, 30 menit.'apa gue terlalu dingin ya'
Ia beberapa kali memutar dan menggenggam ponselnya. Entah mengapa Difa gelisah. Setelah berpikir selama beberapa menit akhirnya Difa menyalakan ponselnya dan membuka aplikasi LINE, ia membuka chatroom dengan Ane
Difa: Ne gue bingung deh
Send
Setelah menunggu beberapa detik akhirnya ponselnya bergetar, Ane membalas pesannya
Ane: Bingung kenapa? Gak ada PR kan Dif? Lo ngerjain apaan?
Difa: Bukan soal PR Ane
Ane: Trus apaan dong?
Difa: Jadi gini, tadi si Dafa, maksud gue Kak Dafa tu telfon, lo tau gue gak suka ditelfon orang kan? Yaudah gue bilang aja kalo dia ganggu terus gue matiin, tapi gak ada reaksi apapun dari dia. Gue salah ya?
Ane: kebiasaan emang, kurang-kurangin deh mulut jahanam lo itu, kurang-kurangin deh lo nyakitin orang pakek itu mulut
Difa: Lah, salah dia tiba-tiba nelfon gue
Ane: Dia niatnya baik kali, lo nya aja yang keburu sensi sama dia
Difa: Lo temen siapa si?
Ane: Gue bukan belain dia, lo tu emang kebiasaan banget kayak gitu
Difa mematikan ponselnya, enggan melanjutkan pembicaraan itu karena tidak mendapatkan jawaban. Ia menenggelamkan wajahnya di bawah bantal, kepalanya sakit, dia tidak tau harus berbuat apa.
Sedangkan di lain tempat Dafa masih memandangi roomchat nya dengan Difa. Ia ratusan kali menimang apakah ia harus mengirimkan pesan kepada Difa atau tidak. Laki-laki itu seakan kehabisan cara untuk mendekatkan diri pada gadis dingin tak tersentuh itu. Dafa benar-benar menyesal pernah bersikap buruk pada gadis itu. Kini ia bingung bagaikana harus menebus kesalahannya. Dafa bukan tipe cowok yang ketika suka dia akan langsung mengambil tindakan untuk mendekati lalu mengungkapkan. Dia akan memilih untuk diam dan jika dia punya kesempatan dia akan memulai semuanya.
Sebenarnya bukan hanya itu alasannya, tapi memang Dafa adalah cowok yang sulit untuk mengawali, dia takut untuk memulai sehingga dia akan lebih banyak diam dan menanti, tapi kali ini mungkin memang Dafa yang harus bergerak, karena diam nya tidak akan menghasilkan apa-apa.
Dafa sangat berharap kali ini takdir berpihak padanya.
BERSAMBUNG....
KAMU SEDANG MEMBACA
Knotty
Teen Fiction[BERHENTI UPDATE UNTUK SEMENTARA WAKTU] Tentang hati yang sudah mati. Tentang raga yang tanpa jiwa. Tentang cinta yang sudah tidak ada artinya. "Lo pernah janji Daf sama gue. Dan sudah seharusnya lo tepatin janji itu" "Semua manusia bisa berubah kan...