5.

79 28 1
                                    

"Dif.."

"Difa..."

"WOYYYY"

"Gue gak mungkin suka sama dia!"

Tanpa sadar Difa mengucapkan kalimat itu dengan keras membuat se isi kelas seketika menatap ke arahnya. Ane yang sejak tadi menepuk bahu sahabatnya berusaha memanggilnya tidak kalah kaget mendengar teriakan Difa

"Suka sama siapa lo?"

Ane terkekeh kecil menatap curiga kearah sahabatnya itu

"Bukan siapa-siapa"

Difa menggelengkan kepalanya sambil berusaha mengalihkan pandangan

"Sama Dafa ya?"

"Gak usah ngawur ya mulut lo"

"Ya terus lo suka sama siapa?"

"Bukan siapa-siapa Ane ku sayang"

"Geli gue Dif di panggil sayang sama lo"

"Lo biasanya yang manggil gue begitu ya" Difa menampar pelan pipi Ane

Wildan tiba-tiba masuk kelas membuat se isi kelas hening dan memerhatikannya. Wildan adalah ketua kelas dan apabila dia sudah berdiri di depan pasti ada sesuatu yang akan di sampaikan, dan benar saja, Wildan mengingatkan kepada teman-temannya jika sepulang sekolah kelas mereka akan melakukan foto kelas yang di lakukan di taman kota

Difa menepuk jidatnya karena ia baru ingat bahwa hari ini ada acara foto kelas sehingga dia akan pulang lebih sore sedangkan Mas Asep siang ini akan berangkat ke rumah saudaranya.

--

Difa, Ane, dan teman sekelasnya yang lain sudah berada di taman kota untuk melakukan beberapa kali sesi foto kelas, mulai dengan gaya formal, bebas dan lain-lain. Difa nampak gelisah karena memikirkan akan naik apa dia pulang sekolah nanti. Setelah selesai, Difa bergegas lari meninggalkan taman kota untuk kembali ke sekolahnya yang berada tak jauh dari taman itu. Sambil berlari Difa mencari ponselnya, mencari kontak Mas Asep dan menelfonnya

"Halo Mas Asep, bisa jemput aku sekarang gak? Aku udah selesai mas."

"Haduh mbak, mas sudah di terminal ini. Bahkan sudah di bis dan mau berangkat" jawab Mas Asep di sebrang sana

Difa menghentikan langkahnya, mencerna kalimat yang baru saja diucapkan Mas Asep lalu memutus sambungan telfonnya tanpa mengucapkan kalimat apapun

Mas Asep memang sudah mengatakan apabila Difa pulang terlalu sore Mas Asep tidak bisa menjemput dan benar saja kini ia bingung harus pulang naik apa

Difa berdiri di tepi jalan depan sekolah berharap ada yang tiba-tiba menawarkan padanya untuk mengantar pulang kerumah atau setidaknya ada angkutan lewat, tapi sepertinya sia-sia karena semua temannya sudah pulang dan tidak ada kendaraan umum yang lewat, Difa membuang nafas kasar lalu menunduk lemas putus asa. Beberapa saat kemudian dia mendengar suara motor yang berhenti di hadapannya, ia yakin motor itu sengaja berhenti di depannya karena ia bisa melihat roda dan kaki dengan sepatu untuk menyangga motornya. Ia mendongak dan mendapati Dafa yang duduk di atas motor memandang ke arahnya. Difa mengabaikannya seakan tidak melihat bahwa ada orang disana. Difa menatap ponselnya dan melihat jalanan berharap ada taksi atau angkutan yang lewat, Dafa seperti tau apa yang ada di pikiran Difa kemudian mendekat menghampiri Difa

"Kok lo belum pulang?" Dafa melihat Difa yang nampak gugup

Hening...

"Lagi nunggu jemputan?"

Masih hening...

Difa tidak menjawab dan hanya sibuk dengan ponselnya dan memandang kearah jalanan. Merasa tidak di hiraukan, Dafa kemudian menuju halaman sekolah dan pergi untuk mengambil barangnya yang tertinggal

Saat Dafa kembali, ia masih melihat Difa yang masih sibuk sendiri ditempat yang sama kemudian ia menghampirinya

"Jam segini udah gak ada angkutan lewat, kalo gak ada yang jemput gue anter aja. Kalo gak mau dianter sampek rumah, gue bisa anter sampek jalan depan siapa tau ada angkutan lewat"

Difa masih diam, menimbang-nimbang tawaran yang diberikan Dafa

'kalo gue iyain ntar dia kesenengan lagi, tapi kalo ditolak ini gimana gue pulangnya'

"Gue cuman mau bersikap sebagai manusia yang baik, gak ada niat apa-apa"

Seolah Dafa tau apa yang sedang Difa pikirkan, kalimat itu akhirnya membuat Difa mengangguk kemudian menghampiri Dafa

Difa masih menengok ke jalan memastikan apakah benar-benar tidak ada lagi angkutan umum yang lewat sebelum memutuskan menerima tawaran Dafa.

"Kalo masih gak percaya ya udah. Gue duluan kalo gitu"

Difa menahan lengan Dafa sesaat sebelum ia pergi. Ia akhirnya mengangguk dan naik ke motor hitam milik Dafa. Dafa melajukan motornya membelah jalanan kota yang mulai macet karena ini merupakan jam pulang kantor. Difa hanya diam karena tidak tau harus mengatakan apa, dia melihat Dafa melalui spion motornya yang fokus menatap jalan.

"Rumah lo dimana?"

"Komplek Puri Indah blok D nomer 7"

"Lah itu mah deket banget anjir dari sini, kenapa lo gak jalan kaki aja"

Difa diam. Malas menanggapi

Sadar jika dihiraukan. Dafa hanya diam dan menyadari bahwa cewek di belakangnya ini sepertinya memang terlahir sebagai cewek judes yang menyebalkan

menyadari bahwa Dafa sepertinya sengaja melewati beberapa halte begitu saja dan berencana mengantarkannya hingga rumah, Difa menepuk pundak Dafa pelan

"haltenya udah kelewat" ucapnya sedikit berteriak karena angin sore itu sedikit kencang

"gak apa gue anterin sampek rumah aja, orang deket dari sini"

Difa tidak mencegah, dia hanya diam, malas bicara lebih tepatnya. Mereka berhenti di depan rumah dengar gaya minimalis khas perumahan dengan cat warna abu-abu dan ditumbuhi bunga-bunga di halamannya

"Thanks"

Difa turun dari motor dan langsung menuju gerbang rumahnya tanpa melihat kearah si pengantar yang berharap Difa mengajaknya mengobrol atau menawarkan segelas air untuk diminumnya.

--

Matahari sudah berganti sinar rembulan malam. Difa duduk di meja makan, menyendok nasi demi nasi di piringnya sambil memainkan ponselnya. Mencari soal informasi seseorang yang membuatnya sedikit penasaran.

"Ketemu. Ohhh suka travelling"

Sesaat kemudian Difa membeku, sendok yang ia pegang meluncur begitu saja, ia menyadari sesuatu dan berulang kali memastikan kembali lewat layar hp nya

"oh no he's not just like travelling, but i think he's really interest with bus, and train too"

***


Jangan lupa Vote and coment yaa.. maaf kalo ada typo. Dan ini ceritanya belum seru, tenang aja nanti pasti greget hehe

KnottyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang