The Day We Meet

11.3K 671 47
                                    

Jadi begini, Jennie si anak berusia 11 tahun bukan tipikal yang rajin beribadah ke gereja. Bahkan kegiatannya di hari minggu lebih sering bergulung di atas ranjang dengan selimut tebal bergambar Winnie the Pooh. Ia selalu berargumen bahwa weekday-nya sudah cukup melelahkan dan ia tidak ingin hari sakralnya re: minggu terganggu.

Tapi berbeda dengan hari minggu ini. Karena hari ini adalah hari natal, terlebih beberapa hari sebelumnya sekolahnya sudah memasuki libur musim dingin jadi tidak ada alasan untuk tidak datang ke gereja. Jennie sendiri juga senang jika sudah keluar rumah dengan mantel tebal dan hangatnya menyambut hujan salju ringan.

"Jennie, di sini!" Panggil Lisa sambil melambai kepada Jennie yang baru memasuki gereja terbesar di Seoul. Jennie pun akhirnya berpisah dengan orang tuanya dan memilih untuk bergabung dengan Lisa dan Jisoo yang sudah menyiapkan space kosong untuknya.

Dari ambang pintu, langkahnya dipercepat menuju barisan kursi panjang kedua dari depan, namun tanpa disadari seorang bocah justru menabraknya dengan keras dan membuat Jennie terjatuh. "Awww," ringisnya merasakan pantatnya yang baru saja berpapasan dengan karpet merah.

"Maaf, aku tidak sengaja," sahut si laki-laki yang tampak seumuran sambil membantunya berdiri.

Jennie tidak bisa melihat dengan jelas bocah itu karena rambut hitam legamnya yang lebat menutupi hampir menutupi matanya, terlebih dia terus menunduk minta maaf.

Belum sempat Jennie membalas atau lebih tepatnya ingin mengomel, pria kecil itu segera pergi terburu-buru.

"Aishh, menyebalkan," gerutu Jennie melihat punggung bocah itu menjauh darinya.

"Kau tidak apa-apa, Jen?" tanya Jisoo saat Jennie duduk di sebelahnya.

"Lupakan kejadian tadi. Itu memalukan," sahut Jennie mengingat kejadian tadi. "Eh tapi kenapa harus duduk depan sih?"

"Kita harus duduk di depan untuk mendukung Rosé. Dia kan bergabung dalam paduan suara," jawab Lisa dengan semangat, Jennie pun mengangguk mengerti. Untuk menjadi bagian dari paduan suara dibutuhkan seleksi yang ketat terlebih untuk mengisi acara natal seperti ini tapi bagi Rosé pasti mudah, suaranya memang patut diacungi jempol. Jennie baru tahu itu, karena dia sendiri kan jarang ke gereja.

-0-

Rangkaian misa natal mencapai pada puncaknya dan penampilan paduan suara khusus anak-anak akan berlangsung. Mereka berbaris menuju panggung dengan mengenakan jubah warna merah untuk perempuan dan hijau untuk laki-laki dan Jennie bisa melihat Rosé berdiri paling depan. Namun ada yang mencuri perhatiannya pada barisan paduan suara tersebut. Seorang bocah dengan rambut hitam legam yang sengaja diberi jel agar terlebih rapih. Jennie memperhatikan dengan jeli, dibalik jubah bocah itu terlihat flanel biru yang mengingatkannya pada bocah yang menabraknya tadi.

"Astaga, jadi dia juga ikut paduan suara?" Batin Jennie. Ia ingin bertanya pada Jisoo atau Lisa siapa bocah yang berada di belakang Rosé namun mereka tampak khidmat mendengarkan nyanyian paduan suara tersebut membuat Jennie menarik niatnya dan kembali memerhatikan laki-laki itu.

Part solo pun di mulai dan ternyata Rosé lah yang terpilih namun ada yang menarik karena sebagai pianis yang mengiringi penyanyi adalah bocah itu. Bocah yang menabraknya tadi. Senyuman terlukis di wajah Jennie, entah karena apa. Ia terpesona dengan permainan jemari laki-laki itu yang seolah mempunyai magis yang mampu menenangkan jemaat di gereja ini.

-0-

Di akhir acara, setiap anak menerima  kado yang dibagikan secara acak. Ya mereka melakukan tukar kado dan Jennie sendiri memberikan sebuah mug bergambar Brown si maskot Line sebagai kado, ia berharap mendapat  mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Karena hey, ada yang mengatakan bahwa jika kita memberi sesuatu kita akan mendapatkan balasan yang berlipat.

Jennie x Taeyong - Ficlet Series ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang