Setelah mengeluarkan permintaannya kepada supir dari klien, Jani mencoba menegakkan kepala seseorang yang bersandar di bahunya dengan telapak tangannya. "Ngga usah modus, Tam. Pala lo berat juga," ucap Jani dingin.
"Bentar, Jan. Pala gue emang pusing banget ini," kilah Tama yang tetap bersandar kepada bahu wanita itu sambil memejamkan dwimaniknya dan menyilangkan kedua tangannya rapat. Jani pun berinisiatif mengecilkan ac yang berada di atas Tama.
"Kebiasaan entar, pak," balas Jani. Nyatanya alasan Tama seperti itu karena semalam dia minum banyak di party-nya Johnny. Jani sudah memperingatkan Tama agar jangan minum banyak karena paginya mereka ada flight ke Bandung untuk bertemu klien. Tama sendiri memang memiliki kadar alkohol yang rendah tapi egonya lebih besar.
Di penerbangan selama 40 menit tadi Tama sudah meminum susu beruang untuk menghilangkan aroma alkohol yang menyeruak dari mulutnya tapi pengarnya pastilah belum hilang hingga sekarang.
. . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tama yang masih dalam keadaan setengah sadar mendengar suara plastik yang sedang disobek.
"Makan dulu nih." Pria itu langsung melirik sebelahnya ketika Jani mengulurkan roti bungkus kearahnya.
Senyum tipis pun otomatis terulum ketika mendapati seketusnya Jani, wanita memberikan sedikit perhatiannya. "Makasih."
"Abis itu minum obat," perintah Jani sambil membuka botol air mineral.
"Ayay Captain."
. . .
Perjalanan diantara Bandara Husein Sastranegara dengan villa yang berada di Lembang membutuhkan waktu lebih dari satu jam jika tidak macet. Jani berharap setelah itu Tama lebih baik dan tidak membuat klien mereka kecewa.
