carousel

1.4K 184 9
                                    

Multimedia: Carousel - Melanie Martinez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Multimedia: Carousel - Melanie Martinez

Vancouver, Canada


You are so stupid, Gucci. How dare you brought him into here?


Can you shut fucking up, Dior?”


What if he calls the cops after you save him?”


This is your fault afterall. Because you stupidity has shot the wrong target, I have to clean up everything.”


Samar – samar aku mendengar cekcok dari dua orang yang asing bagi pendengaranku. Setelah pertengkaran yang menyangkut diriku berlangsung sebentar, ku mendengar suara pintu yang dibanting cukup keras. Kutebak salah satu dari mereka pergi dari tempat ini.


Padahal aku ingin melihat langsung siapa yang bertengkar namun mataku begitu berat untuk dibuka. Badanku juga seperti mati rasa ketika mendapati sebuah peluru merangsang di bahu beberapa saat lalu. Paru – paru ku juga lemah untuk menghirup oksigen di udara yang pengap ini. Mungkin dalam beberapa menit lagi aku sudah tidak ada di dunia ini.


Aku mencoba mengumpulkan ingatanku tentang apa yang terjadi padaku beberapa waktu yang lalu. Saat itu aku sedang mengelilingi karnival yang di adakan dekat rumah sepupu ku – Mark Lee. Sayup -sayup, aku mendengar sebuah permintaan tolong seseorang dalam bahasa Korea di dekat permainan carousel. Dan saat aku mencoba membantu, entah dari mana sebuah peluru melesak masuk di bahuku.


Aku mendengar derap langkah mendekati sofa tempatku duduk. “You can hear me, right?” sebuah suara wanita yang barusan berkata kasar itu bertanya padaku. Jemarinya mengusap anak rambutku serta pelipis ku yang dipenuh peluh. Aku mengangguk pelan tapi aku berharap gesturku cukup menjawab pertanyaannya.

Setelah pertanyaan itu di jawab sesuai ekspetasinya, wanita itu menarikku, lalu  melepas hoodie hitamku dan merobek t – shirt putih yang telah merembes  darah segar dari bahuku.

Good boy. Now, just endure this pain little longer, ‘kay. I’m gonna take the bullet from your body.” Entah mengapa suaranya melembut membuatku sedikit tenang. Wanita itu tahu bagaimana memperlakukan orang sekarat sepertiku.


Aku mengerang kesakitan saat wanita itu berusaha mengambil peluru di tubuhku dengan pinset namun ia selalu membisikkan kalimat ‘it’s okay’ berulang kali seolah memantraiku agar aku bisa bertahan dari rasa sakit ini. Dan ajaibnya itu berhasil. Seperti yang ku pikirkan sebelumnya, bahwa wanita ini memiliki kemampuan untuk menenangkan orang sekarat.


Aku merasa lega ketika kurasakan peluru yang menancap akhirnya lepas dari bahuku. Namun tubuhku kembali menegang, ketika wanita itu mulai menjahit lukaku lalu membalutkan perban ke bekas tembakan tersebut.


Done!” ucapnya memberitahuku. Ia mulai membereskan perlatannya dan meninggalkanku sejenak.


Mungkin efek telah keluarnya peluru itu, mataku mulai kuat untuk terbuka perlahan. Pandanganku masih agak kabur tapi cukup untuk menilai di mana aku sekarang. Dan dugaan awal ku benar bahwa saat ini aku ada di sebuah gudang.

Are you okay?” tanya wanita itu sambil mengisi spasi kosong di sampingku. Lagi – lagi ia mengusap anak rambutku dan menghapus sisa peluh di sana.


I’m fine. Thanks for saved me,”gumamku. Ku lihat samar senyum manis terpatri di sudut bibir wanita itu setelah mendengar ucapan terimakasihku. Sayangnya penerangan minim di gudang ini membuatku tak dapat melihat rupa wanita yang menyelamatkanku. Yang kuingat adalah aroma vanilla yang menguar dari tubuhnya. Dan pikiran tidak pantas mulai mendominasi otak ini seperti seperti apakah memang semanis itu jika aku saat menyecap kulitnya?


What’s your name?” tanyaku.


I’m Gucci.”

Jawabannya tak memuaskanku, hingga aku berujar, “I guess that’s not your real name,”


Yeah, but somebody call me with that.


May I know your real, name?”


Nope. It’s secret.


Oh, I see. By the way, I’m Lee—” ucapanku terputus ketika secara tiba – tiba wanita mengecup bibirku dengan miliknya yang terasa seperti cherry wine dalam sekejap mata. Aku tak mengerti dengan tindakannya yang tak terduga ini.


Don’t tell me your name, okay,” pintanya yang membuatku mengangguk patuh. Ia terkekeh melihat reaksiku. Aku benar – benar seperti bocah yang menurut kepada ibunya ketika di hadapan wanita ini.

And can I call you ‘Balenciaga’ instead?” Ia memberiku sebuah panggilan yang setipikal dengan miliknya dan orang yang meninggalkan kami tadi. Dan oh—itu adalah brand dari sepatu yang kupakai saat ini. Kurasa itu alasannya memanggilku ‘Balenciaga’.


Okay, as your wish, Gucci.”


So, can I ask you something?” tanya wanita itu dengan suara lebih serius.

Sure. What is that?


Please forget all the things that happened to you last night and don’t tell anyone about this. Can you promise it?

Aku terdiam ketika mendengar permintaannya yang justru cenderung seperti sebuah ancaman yang membuatku takut melanggarnya. Jika diingat kembali, ia pastilah bagian dari komplotan penjahat yang targetnya aku selamatkan.


Hanya saja aku tak menyangka bahwa wanita yang berbisik lembut beberapa menit lalu kini bisa berubah dingin dan mengintimidasi. Sosok wanita yang mungkin tak akan kutemui untuk kedua kalinya nanti.


I promise,” ucapku berjanji. “But don’t ask me to forget this,” lanjutku yang entah keberanian dari mana justru lancang menyecap sekali lagi bibir yang terasa cherry wine tersebut.


Wanita itu seolah tak keberatan dengan tindakanku karena ia pun membalas ciumanku dan membawanya ke dalam babak yang lebih menantang. Membuatku membuktikan kebenaran tentang aroma vanilla tersebut.






Round and round like a horse on a carousel, we go,
Will I catch up to love? I could never tell, I know,
Chasing after you is like a fairytale, but I,
Feel like I'm glued on tight to this carousel


Finish






Sebenernya kemaren sempet dipublish sbg series tapi kyknya aku ngga bakal sanggup mengingat ada work 'inception' yg mau kutuntasin dulu ditambah aku mulai jenuh dengan nulis dan lebih suka gambar fanart akhir2 ini. Kalian bisa cek di ig: @daniard3011 #promoterselubung lol

See ya

And

Keep bust a move

Jennie x Taeyong - Ficlet Series ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang