Suprise? - Wizardcookie

532 48 1
                                    

Sesekali pandangan dialihkan pada dosen yang sedang menjelaskan, lalu kembali pada pemandangan yang berada di luar jendela. Mendengarkan ocehan yang hanya berisikan 25% materi dan sisanya adalah curhat membuatnya malas mendengarkan dan mata pun selalu memejamkan diri, walau batin memaksa untuk tidak melakukan hal tersebut.

Pukul 11 pagi dan udara semakin dingin. Semakin membuat kelopak mata ingin menutup dan membawa diri ke alam mimpi. Ditambah dengan hangatnya pakaian yang dipakai sebanyak 4 lapis termasuk sweater.

Saat kepala hampir jatuh ke atas meja, segera ia membangkitkan diri dan menepuk kedua pipinya sekuat tenaga hingga meninggalkan kemerahan disana. Ia pun meringis karena menepuk terlalu senang.

Tinggal beberapa menit lagi dan kelas ini pun berakhir. Menghela napas lalu menopang pipi. Dengan wajah yang cemberut ia menggerutu di dalam hati, berharap dosen tersebut mengatakan, "Kita sudahi sampai disini." dan semua orang pun bersorak ria sambil menghela napas lega.

"Baiklah, kita sudahi sampai disini."

Pucuk dicinta, kelas pun selesai. Setelah dosen tersebut keluar di kelas, para mahasiswa-siswi bangkit dari kursi masing-masing. Ada yang merenggangkan otot, menghela napas lega, menggerutu karena dosennya terlalu banyak omong dan lain-lain.

Tanpa menunggu orang lain karena memang tak ada yang perlu ia tunggu, tas lempang yang berada di atas meja ia sampirkan di bahu kanan dan berjalan keluar kelas mengikuti yang lainnya. Kakinya bergerak begitu saja menuju kelas seseorang.

Ngomong-ngomong tentang seseorang itu, sebentar lagi adalah ulang tahunnya. Apa yang harus diberikan? Langkahnya tiba-tiba saja memelan saat pertanyaan itu muncul.

Iya ya, mau kasi apa? Semakin keras berpikir, semakin tak ada jalan keluar. Ia pun mendecak dan akan memikirkan hal itu lain kali. Lagipula masih ada persiapan selama seminggu.

Ah!

Seseorang itu tertangkap oleh pandangan. Kakinya bergerak dengan sendirinya, berlari kecil dan menghampiri seseorang itu. Tangannya pun terulur dan menggenggam tangan besar milik pacarnya dan tersenyum.

"Kau seperti tidak menemuiku selama satu tahun," ejek lelaki itu, pacarnya.

Kau cemberut dan menghempaskan tangannya, namun dibalas dengan kekehan pelan disertai tepukan pelan di puncak kepala.

"Aku tahu. Kau lapar 'kan?" tebaknya.

Yang dijawab oleh anggukkan. Siapa juga yang tidak lapar karena sudah melewatkan sarapan? Perutmu juga rasanya seperti ditusuk, namun kau mengabaikan rasa sakit itu. Karena kau memang sudah terbiasa dan juga kau sering melewatkan jam makanmu.

Ah, bisa gawat jika dia tahu kau melewatkan sarapanmu.

"Kalo begitu, ayo!"

Kau menggandeng lengannya. Hal sama juga kau lakukan pada lelaki berambut pucuk yang sedari tadi berada di tengah-tengah kalian, Isogai.

"Isogai-kun juga ikut!" ajakmu.

"A-Ah tidak perlu. Maehara mungkin sudah menung--"

"Biarkan saja! Ayo!"

Isogai sweatdrop. Mau tak mau ia harus menurut, mau menolak pun akan tetap dipaksa. Palingan jadi nyamuk.

Suprise?
Ansatsu Kyoushitsu (c) Yuusei Matsui-sensei
Akabane Karma x Reader ; Slight!Isogai Yuuma
Teen+, Romance, TYPOS, OOC, plot gaje dkk
Di persembahkan untuk husbando saya, Akabane Karma, yang berulang tahun hari ini.
Story (c) Wizardcookie
Selamat membaca~

Draone: Winter et AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang