Masih di Hari Pertama MPLS

504 32 8
                                    

Halo, Gilang. Ini spesial aku ketik untuk kamu. Di bagian ini, aku akan memberi tahu rahasiaku yang mungkin belum kamu tahu.
***
Kamu ingat saat kamu meninggalkanku setelah memberikan Id LINE-mu padaku? Saat itu juga, temanku yang bernama Ayuk, datang menghampiriku. Ku akui, dia datang di saat yang tidak tepat. Karena dia muncul ketika kamu sudah berjalan pulang, sayang sekali. Padahal, ingin aku beri tahu dia tentang kamu. Di hadapanmu langsung. Mungkin, sejenis memperkenalkannya padamu. Tapi kamu mungkin tak tahu, aku pasti tidak akan melakukan itu.

“Lo lihat cowok yang tadi itu?” tanyaku.

Ayuk menggeleng, lalu menggosok hidungnya pelan. Mungkin, karena ada upil yang ingin keluar. Entahlah, “Nggak, kenapa emang? Cakep?”

Aku tentu menggeleng keras. Bukan, Gilang, bukan maksud aku menghina atau apa, tapi, karena menurutku kamu tidak tampan. Kamu itu, mengesankan. Manis. Lebih dari tampan.

“Manis deh, gue suka,” ucapku sambil membayangkanmu saat itu.

“Tumben-tumbenan lo suka sama orang. Biasanya ge  setiap orang lu sebut biasa aja.”

"Dia tuh beda, Yuk. Dia itu, matanya cakep. Ya ampun, lucu dah. Lihat besok deh, gua bakal kasih tahu orangnya yang mana."

Saat itu, Ayuk hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Lalu berakhir dengan kita yang berpisah di gerbang sekolah. Sungguh, Gilang, itu adalah kali pertama aku menceritakan cowok yang aku suka di hari pertama aku bertemu dengannya! Gila apa? Yang kamu harus tahu dari aku, Gilang, aku adalah anak yang  lebih senang menyembunyikan perasaannya kepada orang lain. Aku selalu meyimpan perasaanku sendiri. Aku tidak suka berbagi. Tapi, khusus untuk kamu, perasaanku rela aku bagi-bagi. Agar semua orang tahu, kalau aku, menyukaimu.

Ku beri tahu, Gilang. Hari itu, mungkin adalah hari yang tak akan pernah aku lupakan. Karena hari itu, aku bisa bertemu dengan kamu.

Berkenalan dengan kamu. Meminta Id LINE kamu. Dan, pada akhirnya aku menyatakan kalau aku, menyukaimu.
***
Kamu kaget? Jangan heran, Gilang. Karena hanya kamu, yang bisa membuat aku begini. Sudah pernah aku katakan bukan, kalau kamu itu spesial?

Untuk Gilang [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang