Sinar matahari menerangi pagi ini, menerobos masuk kedalam ruangan melalui kaca jendela yang ada disetiap bangunan itu. walaupun sekarang baru pukul 06.50 tetapi sinarnya sudah menerangi dunia
Azwa baru saja memasuki kelas X-MIPA-8 sejurus kemudian ia kemudian duduk di bangkunya yang berada di tengah, di meja nomor dua.
ia menaruh sejumlah buku di kolong meja dengan satu tangan.
Merasa ada yang mengganjal, ia lalu menarik sebuah benda yang berada di kolong meja tersebut.
"apaan ini?" sambil mengambil benda itu
ternyata itu adalah sebuah surat berwarna merah muda dan dihiasi pita berwarna merah terang
"apaan tuh wa?" tanya Keyra teman sebangku Azwa yang baru saja datang "cie surat cinta ya?" sambungnya sambil menyenggol bahu Azwa.
Belum sepat Azwa menjawab, keyra langsung bertanya panjang lebar
"Dari siapa wa? Penggemar rahasia lo? Atau Dimas? Apa jangan-jangan ka Alex? Apa sih isinya? coba buka dong" sambil mengintip isi surat itu yang kini telah terbuka"diem bawel, ini baru gue mau baca" ia membaca surat itu perlahan "dari ka Alex" ucapnya kepada keyra dengan pelan
"tuhkan bener ka Alex" ia mangucapkan pernyataan tadi sangat keras. Untunglah di kelas masih sepi hanya ada beberapa orang siswa, ada yang sedang mengobrol, main kartu, main gitar, bahkan tertidur
"Biasa aja dong ngomongnya"
Alex, kaka kelas Azwa yang sudah dua minggu ini pdkt dengan Azwa.
"Alex? Ada apa?" tiba-tiba Dimas muncul dihadapan mereka
"nggak ko, bukan apa-apa" Azwa sedikit gugup menjawab pertanyaan Dimas tadi.
Dimas memang sudah lama menyukai Azwa, Azwa pun sudah mengetahuinya. Bahkan, dimas sudah pernah menembak Azwa di sebuah restoran. Tapi, azwa menolaknya. Bukan karena dimas jelek ataupun apa, karena kenyataannya Dimas cukup tampan, anak orang kaya, plus pintar. Tapi Azwa menolak dimas karena ia sama sekali tidak memiliki rasa apapun ke Dimas, ia tidak mau memberi harapan apapun ke Dimas
"dim, lo ngapain masih disini? Ganggu kita aja, pergi sono" usir Keyra kepada Dimas, dibalas pelototan dari dimas
"jadi apa Wa isinya?" Keyra sepertinya sangat kepo dengan surat itu
"dia ngajakin gue ketemuan pulang sekolah di kafe"
"trus lo mau jawab apa?" Keyra menggeser bangkunya supaya lebih dekat dengan bangku Azwa.
Azwa hanya mengangkat kedua bahunya bertanda dia tidak tau jawaban apa yang harus dia katakan ke Alex. Menerima tawarannya atau menolaknya?
"okein aja Wa, kalo lo takut sendirian, gue temenin deh"
tawaran keyra berhasil di setujui oleh Azwa "oke deh Key, eh tapi. Ngomong Ka Ashraf-nya gimana?"
Ashraf adalah kakak sulung Azwa yang satu sekolah dengan Azwa. Usia mereka hanya berselisih satu tahun. Hal itu yang membuat Azwa sangat dekat dengan Ashraf, mungkin orang yang tidak tahu mereka kaka beradik akan mengira mereka berpacaran.
"urusan ka Ashraf, biar gue yang ngomong. Bilang aja ada kerja kelompok"
"oke deh, itu tanggung jawab lo ya key!"
"iya! Tenang"
***
Kafe
Azwa langsung memulai percakapan
"sebenarnya ada apa ka? Kaka ngajakin aku kesini?"
"jadi gini wa, gini. Aduh gimana ya ngomongnya" Alex sangat gugup saat ini, dirinya terus menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal itu
"to the point aja ka, aku di tungguin Keyra nih di depan" Keyra sengaja tidak ikut masuk, takut mengganggu katanya.
Alex menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Lalu berkata "gue suka sama lo, gue mau lo jadi pacar gue"
Azwa sontak terkejut mendengar pernyataan Alex barusan
"ha?""gak perlu gue ulangin lagi kan Wa?" ucap Alex setelah meneguk lemon tea pesananan nya. Dengan wajah cemas
"ka, boleh ga kasih waktu aku. Seminggu" pinta Azwa kepada alex di balas anggukan oleh Alex
Bagaimanakah selanjutnya? apakah Azwa akan menerima Alex?
Baca terus ya! Kalo suka Jangan lupa vote, komen, and follow ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Double LDR (Long Distance Relationship + Love Different Religion)
Teen FictionLebih milih LDR yang mana, Long Distance Relationship atau Love Different Religion? Pasti pada gak mau dua-duanya kan? Tapi bagaimana jika keduanya di jalani oleh sepasang kekasih yang hidup berjauhan dan di barengi oleh perbedaan keyakinan. Ya...