Malam Pertama

9.8K 65 1
                                    



Hari yg paling ditunggu pasangan setelah sah adalah malam hari. Tapi itu tidak berlaku pada Hani dan Aiman, pasangan bekas perjodohan orang tua yg beberapa jam lalu resmi jadi pengantin baru.

"Lo tidur dibawah". Aiman dengan kasar mendorong Hani yg baru duduk di tepi ranjang sampai jatuh terjungkal di lantai

"Apa-apaan sih lo" kesal Hani saat Aiman sengaja memenuhi ranjang dengan tubuhnya sampai tidak ada celah yg tersisa

"Tadi denger gue ngomong apa kan!"

Darah Hani mendadak naik sampai ke ubun-ubun, dia dengan kasar juga berusaha mendorong tubuh suaminya tapi bukannya Aiman yg jatuh malah dia yg jatuh lagi saat suami sialannya mendorong dia dengan sekali dorongan.

"Enak aja gue yg tidur dibawah. Seharusnya itu elo!"

"Heh!. Lo gak ngaca ya. Ini itu kamar gue dan yg boleh tidur disini pasti gue lah bego!!"

"Nyesel gue mau dijodohin sama lo! Ngerti gini dari dulu mending gue kabur dari rumah!"

"Jangan sok cantik lo! Emang gue mau dijodohin sama cewek krempeng kayak lo!"

Aiman memejamkan matanya saat merasa Hani kalah debat dengannya. Tapi dia mengaduh kesakitan saat perutnya seperti dihamtam dengan sesuatu yg berat. Seketika matanya terbuka dan memandang marah pada Hani bagaimana tidak istri brengseknya itu berdiri diatas perutnya dengan kesal dia berbalik sampai Hani terjatuh dan langsung menggeret rambutnya erat sampai ke kamar mandi lalu dengan senang hati dia menguncinya dari luar meninggalkan Hani disana yg meraung minta tolong tak lupa mulutnya dengan indah mengalun cacian mesra untuk Aiman.

"Untung gue punya kunci ini"

Aiman itu tipe orang yg aneh tidak mudah percaya dengan orang lain bahkan pada orang tuanya. Bila dia pergi bekerja dia mengunci semua lemari bahkan laci kecil samping ranjang dan tak lupa kamar mandi. Itu semua dia lakukan agar tidak ada orang yg bisa membuka dan mengotak-atik lemarinya. Kamar mandi juga ikut dikunci supaya tidak ada orang yg dengan sembarangan mandi disini. Kamarnya ya istananya.

"Matiin lampu ah biar seru"

"AAKKHHHH!!! AIMAN GUE BUNUH LO!"

Untung kamarnya kedap suara jadi dia bisa tertawa keras dan jeritan Hani akan percuma karna tidak ada yg bisa mendengarnya apalagi menolongnya.

"Rasain! Makanya jangan main-main sama gue"

"Ai. Gue takut". Walaupun Hani bersuara pelan tapi Aiman masih bisa mendengarnya. Tidak ada rasa kasihan dihatinya. Ia tidak suka dibantah tapi istri brengseknya dengan terang-terangan melakukanya bahkan sempat menyiksanya. Aiman mengusap perutnya yg masih terasa sakit.

"Nikmati hukuman lo Hani sayang. Selamat tidur bareng hantu toilet"

"Ai. Dingin gue takut sumpah gue takut"

"Gue janji kalo lo bukain pintu gue bakal tidur dibawah" Hani masih memaksa Aiman membuka pintu kamar mandi. Dari tadi dia menutup wajahnya sambil jongkok di balik pintu.

"Lo jahat banget sih! Rambut gue sakit lo tarik gue kedinginan disini" kesal karna tidak ada jawaban, Hani menggedor-gedor pintu dan terus berteriak. Entah sudah berapa lama dia disini bibirnya sudah pucat karna dingin kerongkongannya kering karna harus berteriak terus menerus tadi. Sekarang yg bisa dilakukannya adalah pasrah berharap besok dia masih hidup.

Sampai pagi harinya pun Aiman masih mengunci kamar mandi, dia memilih mandi di kamar mandi bawah dan membiarkan Hani tetap terkurung disana sampai entahlah. Dia berani melakukan ini karna orang tuanya subuh tadi sudah berangkat ke luar kota.

"Mas Ai. Mbak Haninya mau minta saya bangunin gak?" tanya mbak ijah pembantu rumah ini saat melihat majikannya sarapan sendirian.

"Gak usah mbak. Biarin dia tidur mungkin dia kelelahan" kelelahan yg dimaksut Aiman adalah Hani yg terus berteriak sampai dini hari tadi.

"Oh yaudah. Maklum ya pengantin baru" setelahnya mbak ijah pergi ke dapur

Aiman masuk ke kamar dan terus memandang pintu kamar mandi ini sudah jam 10 pagi ia agak bimbang memilih membuka atau membiarkan istri brengseknya disana.

Tangannya terulur untuk mengetuk pintu itu tapi tidak ada jawaban akhirnya egonya kalah dan memilih membuka pintu baru selangkah masuk dia dikejutkan dengan serangan air shower yg mendadak dia juga merasakan tubuhnya terdorong ke depan dengan sekejap keadaan berbalik sekarang dia yg terkunci disini dengan tubuh badah kuyup.

"Ahahaha..." terdengar tawa mengelegar Hani

"Han. Berani-beraninya lo! BUKAIN GAK!!"

"Eh kunyuk lo kira gue takut sama lo! Beraninya sama cewek. Banci lo!

"HANIIII BUKAIN SEKARANG GAK!! ATAU..."

"APAA!! MAU NGADU KE NYOKAP LO!!"

"SETAN LO! CEPET BUKAIIIINNNN!!!!!"

Hani tertawa puas. "selamat bersenang-senang Aiman sayang. Istri lo yg cantik ini mau shopping dulu sampe ntar malem"

"Eh gak jadi sampe ntar malem deh. Sampe besok malem aja" Hani menekankan di setiap katanya.

"WOI KUNTI TUNGGU GUE BALES LO!!"

"Uh-uh gue takuttttt... Ahahaha"

Aiman terus berteriak dan menggedor-gedor pintu sama persis dengan yg dilakukan Hani semalam.

"Mbak Hani capek banget keliatannya ya" goda mbak ijah sambil menyiapkan sarapan untuk majikannya

"Iya nih pegel semua tubuh gue, mana semalem baru tidur subuh lagi. Uaaaahhhhh.. Ngantuk!" Hani menguap dan meregangkan tubuhnya. Semalam dia tidur sambil berjongkok walaupun tidurnya dikategorikan tidur ayam yg bentar-bentar bangun.

"Itu sih biasa mbak kalo masih baru"

"Mbak ijah ngomong apa sih"

"Hehe gak ngomong apa-apa kok mbak. Ini saya masakin yg banyak buat tambah tenaga nanti malem"

"Uwahhh makasih" mata Hani berbinar melihat aneka daging tersaji di piringnya tapi kemudian mengernyit dengan perkataan pembantu mertuanya ini. Dia terus memperhatikan mbak ijah yg berlalu sambil senyum- senyum gak jelas lalu matanya kembali ke piring sambil mengedikkan bahu dia mulai memakan sarapannya yg sangat terlambat.

"Enak makannya"

Seseorang menginterupsi Hani saat dia melahap makanan terakhirnya. Hani menolehkan tubuhnya ke belakang dan tersedak makanannya sendiri melihat suami sialannya berdiri sambil melipat tangannya di dada tak lupa dengan tatapan marahnya yg membuat Hani meneguk ludahnya kasar.

Tbc.


PASUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang