Pagi harinya Hani bangun lebih dulu dia sempat kaget melihat posisi kepala Aiman yg ada di atas perutnya pantas aku sesak bernafas.
Aku menggusap kepalanya sambil menggingat kejadian semalam wajahku terasa panas bila teringat adegan intinya yg ahh sudahlah jelas itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Aiman sangat lembut menyentuhnya semalam.
Aku mengambil smartphone dan mengecek jam sambil masih terus mengusap kepala Aiman. Lalu dengan pelan mencoba memindahkan kepalanya dari perutku tapi sebelum kupindahkan Aiman sudah bangun dan mendongak menatapku.
"Selamat pagi" sapaku pelan
"Hmmmh... Pagi" gumamnya sambil merangkak maju dan mengecup bibirku
Blushhh
Walaupun kami sudah sering melakukannya semalam tapi tak bisa dipungkiri aku masih merona hebat bila bibir Aiman sudah bermain bebas di atas bibirku.
"Muka kamu merah kayak tomat busuk" ledeknya setelah melepas ciumannya sambil terkekeh
"Biarin! Tap-mmmh kamu suka ka-mmmh" jawabku tidak jelas karna Aiman kembali bermain dibibirku
"Hani.."
"Ya"
"Sekali lagi ya"
▶▶▶▶▶▶▶
"Kita mau kemana lagi sih! Aku lapar Ai" Hani melihat ke arah Aiman sambil menyebikkan bibirnya
"Ini juga perjalanan mau makan. Sabar bentar dong"
Saat aku hendak menelpon karyawan hotel untuk menggantar makanan di kamar kami, Aiman malah menutup telponnya dan menarikku keluar kamar katanya ia akan menggajakku sarapan ke tempat yg indah.
"Nah itu mobilnya! Yuk!" dia menarikku lagi kali ini sambil berlari kecil.
"Bisa gak sih biasa aja jalannya gak usah pake acara lari pagi"
"Kamu kalo gak ditarik gini jalannya lemot. Bisa-bisa jalan kesini sampe mobil butuh waktu 2 hari"
"Emangnya gue bekicot" gumamku pelan dasar diktaktor!!
Kami sudah sampai di samping mobil aku penasaran siapa orang yg akan membawa kami ini. Baru saja membuka pintu mobil aku mendengar suara yg kemarin membuatku kesal.
"Pagi Aiiii" sapanya sok cantik
"Pagi Han" ia menyapaku cuek tanpa melihat ke arahku malah terus memperhatikan wajah Aiman.
Aku juga melihat Sam dan Gio di kursi depan. Karna mereka menggunakan mobil van jadi agak luas di dalamnya.
Aiman duduk di kursi sebelah Olla. Aku menatapnya tajam tapi ia malah sibuk menggunakan seatbelt. Posisiku sekarang masih di luar tubuhku terasa enggan untuk masuk ke dalam.
"Kok kamu gak masuk?" akhirnya ia menatapku
Karna di kursi belakang kemudi hanya ada 2 kursi dan sekarang sudah di tempati Aiman dan Olla aku melirik kursi belakang yg masih kosong.
"Aku duduk di belakang?" tanyaku pada Aiman
"Iya, gak papa kan" itu yg menjawab Olla si cabean
"Kamu mau duduk disini?" Aiman menawarkan tempat duduknya tapi langsung di cegah Olla
"Udah gak usah tukeran tempat duduk. Kamu disini aja Ai! Han, yuk buruan ntar keburu siang kita gak sempet sarapan"
Aku menghela nafasku kasar lalu mulai naik ke dalam mobil mengambil tempat di belakang dan dengan kesal memasang seatbelt kasar biar aja biar rusak mobilnya.
Selama beberapa menit aku hanya diam mataku dari tadi bersitatap dengan Aiman yg melirikku. Aku tau dia merasa tidak enak denganku dilihat dari raut wajahnya.
Olla mulai melancarkan acara grepe-grepenya di tangan Aiman. Dan yg bisa kulakukan hanya menatap Aiman tajam dan menatap tangannya yg di genggam Olla.
Saat aku menatap matanya lagi Aiman ternyata sudah menatapku aku melenggoskan wajahku menghadap kiri melihat jalan sepertinya lebih enak. Tiba-tiba aku merasakan tanganku di genggam orang, aku langsung menatap tanganku dan ternyata Aiman yg melakukannya lalu mataku pindah menatap Olla, dia memandangku dengan kesal.
Sukurin!!!! Emang enak di kacangin!! Mau sampe kapanpun cabe gak akan menang lawan berlian. Semahal-mahalnya harga cabe gak akan bisa ngelampaui mahalnya harga berlian. Dan disini gue yg berlian hahaha.
Aku merasakan hangat di punggung tanganku ternyata itu bibir Aiman yg mencium tangganku. Dug dug dug jantungku rasanya ingin meledak kemudian aku punya ide cemerlang saat kulihat Olla yg masih melirikku tajam. Aku menarik tangan Aiman yg menggenggamku lalu mempraktekan apa yg dilakukan Aiman tadi.
Pokoknya seharian ini aku sangat possesive dengan Aiman. Tidak aku biarkan Olla menyentuh Aiman lagi. Saat sedang duduk Olla yg duduk di kanan sedang aku di kiri Aiman, Olla mengeser kursinya agar lebih dekat dengan Aiman aku yg melihat hal itu langsung memeluk Aiman dan menarik tangannya ke pinggangku.
"Kamu kenapa?" tanyanya heran sambil memindahkan tangannya yg tadi di pinggang menuju rambutku dan menggelusnya
"Gak papa" aku tersenyum manis menghadapnya dan melirik Olla. Aku sudah melihat raut mukanya yg memerah karna marah.
Aiman juga sepertinya tidak begitu memperhatikan kenapa aku jadi manja dan possesive dengannya. Malahan sekarang ia menyandarkan kepalanya di atas kepalaku yg menempel di dadanya dan ikut memelukku.
Setelah tadi selesai sarapan kami duduk-duduk dulu di teras. Ternyata aku di ajak kerumahnya Ririn yg di bali. Ternyatanya lagi dia orang asli bali.
Rumah Ririn bener-bener nyaman dan sejuk. Mirip kayak rumah yg jadi tempat syuting Eat Pray Lovenya Julia Robert. Di sampingnya ada sawah yg luas dan sesekali ada ibu-ibu yg membawa sajen di kepalanya berjalan di depan rumah. Aku juga baru tau kalo di bali itu ada sawah aku kira hanya pantai saja.
"Nanti kita mau pergi kemana lagi nih?" tanya Gio sambil memakan buah yg tadi dikupas Fanny.
"Gimana kalo kita ke pantai Thomas" jawab Olla antusias
"Iya! Gue kemarin nonton di tv pantainya bagus banget sepi lagi kayak pulau pribadi" celetuk Fanny
"Gimana kalo kita ke wahana permainan baru yg di tenggah laut itu" aku ikut menimbrung dan menggatakan apa yg ada di kepalaku.
Tapi jujur aku ingin sekali datang kesitu karna kemarin ponakan ibu dateng ke rumah dan cerita tentang liburannya di bali lalu aku tergiur ingin mengunjungi tempat itu. Katanya sih itu masih baru tapi sudah jadi incaran penggunjung khususnya wisatawan mancanegara."Gak bisa! Gue kan mabuk laut!" aku meringgis saat Olla langsung menolak saranku
"Tapi kan naik kapalnya mungkin cuma 10 menit" aku masih memaksa
"Tetep aja. Gue trauma sama kapal"
"Udah-udah kok jadi ribut" Aiman menginterupsi percakapan kami
"Tapi kan Ai, dia yg mulai dulu" Olla menuduh dan menunjukku
"Aku gak ngajak ribut kok. Cuma memberi saran aja kalo lo gak suka gak usah pake urat juga jawabnya". Pembelaanku sambil menatap Olla sadis.
Hey...
Senangnya dalam hati
Kalo beristri duaaaa
Sam bermain gitar dan bernyanyi dengan suaranya yg cempreng
Kepada istri Olla
Kanda sayang padamuu
Kepadaa istri Hanii
I say i love you
Aku baru sadar kalo Sam menyindir kami. Dan aku tidak terima! Istri Aiman itu hanya aku! Olla itu racun pernikahan.
"Sialan lo" Aiman melempar vas bunga plastik di depannya ke arah Sam dan mereka semua tertawa kencang kecuali aku Aiman dan Olla.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI
ChickLitPernikahan seperti nano nano yg manis asem asin rame rasanya. Korban perjodohan!! Happy or sad ending???