Perasaan Aneh

3.7K 51 0
                                    






"Tulis perjanjian lo disini" kata Aiman sambil menyodorkan kertas bermaterai

"Apa-apaan ini pake ditulis segala!"

"Jaga-jaga aja biar lo gak ingkar janji"

"Heh! Gini-gini gue gak pernah ingkar janji tau!" Hani dengan kesal mengambil bolpoin dan mengambil kertas yg isinya sudah ada perjanjian Aiman tadi lalu dia mulai menulis. Sesekali dia diam berfikir kadang juga tertawa kecil membuat Aiman yg terus memperhatikan Hani jadi bergidik ngeri dan menganggap orang yg sialnya sudah menjadi istrinya ini sudah gila.

"Jangan sampe lo nulis yg macem-macem" Aiman menegur Hani karna dia merasa Hani sedang merencanakan sesuatu

Hani melirik Aiman kesal. "Diem lo!. Gue gak nulis yg macem-macem cuma semacem doang".

"Udah belom. Lama banget" kata Aiman sambil melihat jam tangannya

"Nih nih nih ambil sono makan sekalian. Sebel gue!" sewot Hani sambil menggeser kertasnya kasar.

Aiman mengambil kertas yg di sodorkan Hani lalu mulai membacanya perjanjian yg pertama dan kedua ia anggap masih wajar tapi yg ketiga....

"Boleh mengajak temen cowok menginap? Maksut lo?!"

"Lo udah gede pasti tau maksut gue"

"Lo kira rumah kita hotel! Gak boleh! Perjanjian ketiga di coret"

"Kok gitu sih!. Gue gak protes tuh sama perjanjian yg lo buat"

"Karna perjanjian gue masih wajar. Apa kata tetangga nanti kalo liat ada cowok yg menginap di rumah suami istri. Apa lo gak takut ntar salah satu tetangga ada yg ngadu ke orang tua kita. Mikir dong!"

Hani terdiam sambil memikirkan perkataan Aiman Bener juga ntar kalo bokap tau mati gue!!!  Batinnya dalam hati.

"Ok. Karna nomer 3 udah lo coret sekarang gue ganti. Yg ketiga; lo gak boleh main kasar sama gue meskipun itu hanya bentakan. Ini leher gue masih sakit tau gara-gara lo"

Deg! Aiman terdiam dan merasa bersalah dengan Hani tidak seharusnya dia terbawa emosi dan menyakitinya. Dulu ia lelaki yg pantang main tangan untuk menyakiti wanita tapi entah kenapa ia selalu ingin marah dan kesal saat melihat Hani.

"Baik. Perjanjian diterima, lo boleh keluar sekarang"

"Kenapa sih Ai, lo suka seenaknya nyuruh gue kesana kesini"

"Salah sendiri kenapa lo mau"

"Kalo gue gak mau lo pasti ngancem gue bego. Ntar dikonci lah di jambak lah kadang...."

"Han berisik!"

Hani terdiam lalu menyeret tangan Aiman dan digigitnya lengan itu keras seperti di film vampir yg sering ia tonton.

"Aahhhhh... Sakit setan!"

"Rasain. Itu gak seberapa dari rasa sakit ati gue sama lo" lalu ia berjalan ke pintu membuka dan menutupnya kencang sampai foto yg tergantung di dekat pintu ikut terjatuh.

Hani sudah membersihkan diri dan mengenakan piyama tidurnya bersiap tidur sebelum nanti Aiman datang dan menendangnya untuk tidur di lantai lagi.

Aiman yg sudah mengantuk pun masuk ke kamar saat melihat Hani sudah tertidur di ranjang dia menghela nafas. Dia tidak mau tidur di sofa apalagi lantai kalo dia tidur di kamar orang tuanya juga tidak mungkin karna nanti tengah malam orang tuanya akan pulang dari luar kota. Aiman berjalan mendekati ranjang, ini kan kamarnya kenapa dia mesti bingung mau tidur dimana toh kalo nanti misalnya terjadi apa-apa juga gak papa kan mereka sudah sah bila Hani hamil dia pasti tanggung jawab kok. Aiman menggelengkan kepalanya kenapa dia sampai berpikiran seperti itu lalu menoleh ke arah samping saat dirasanya Hani bergerak. dia memperhatikan lebih dekat leher Hani ada memar sedikit dibawah dagunya seketika rasa bersalah mengerogoti hatinya.

Aiman berjalan kearah kotak P3K lalu mengambil obat merah kapas dan plester kemudian dia duduk diranjang mulai mengobati memar di dagu Hani selesai mengobati dia mengembalikan obat merah ke kotaknya dan bersiap tidur di ranjang baru saja dia menyamankan posisi tidurnya tapi pergerakannya terhenti saat tiba-tiba Hani memeluknya.

"Ibukk..." gigau Hani sambil menggesekan pipinya ke dada Aiman tak lupa tangannya juga sudah bertengger di pundak suaminya.

Apa yg dilakukan Aiman? Ia hanya terdiam sambil membelalakan matanya. Ini baru pertama kali dia ada diposisi yg sangat dekat dan cukup intim dengan Hani dan kenapa bisa membuat hatinya berdegup kencang tak beraturan.

"Euhhh..." gigau Hani merasa terganggu tapi tidak sampai terbangun saat Aiman berusaha memindahkan tangan dan tubuh Hani menjauh darinya tapi yg ada malah Hani semakin erat memeluknya.

Aiman yg pasrah pun hanya terdiam dan membiarkan Hani memeluknya. Satu yg baru di ketauhinya Hani ini suka menggigau dan cukup membuatnya terganggu akhirnya dia memeluk Hani sambil mengusap punggungnya pelan agar dia bisa tertidur.

Pagi harinya Aiman bangun lebih dulu dan terkejut melihat wajah Hani yg hanya berjarak 1 senti dengannya. Aiman memandangi wajah Hani saat sampai di bibirnya ada gejolak ingin menyentuh bibir yg berwarna pink alami itu. Salahkan hasrat lelakinya yg berapi-api bila di pagi hari salahkan juga bibir Hani yg menggoda itu. eh?

Aiman memberanikan diri mengecup bibir itu sekali hanya menempel tapi kok dirasanya tanggung hanya sekali akhirnya dia mengecupnya lagi tapi sekarang dia memberanikan diri untuk melumatnya. Saat dia merasakan pergerakan Hani, Aiman pun cepat-cepat bangun dan berlari ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi dia memegang bibirnya, ini bukan pertama kali dia melakukan ciuman bahkan ciumannya dengan mantan pacarnya dulu lebih panas dari ini tapi kenapa jantungnya berdegup kencang walaupun tadi hanya ciuman dengan sedikit lumatan. apa mungkin dia sudah....

"Ahh gak mungkin gak mungkin!" Aiman menggelengkan kepalanya saat pemikiran itu datang dan bergegas mandi menjernihkan pikirannya.

Tbc.

PASUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang