Still Gazella's Point Of View.
"Mom pergi dulu ya! Jangan tidur malam malam, besok kalian sekolah." Ucap Mom sambil mencium pipiku dan Harry.
"Kapan kau pulang?" Tanya Harry.
"Besok sore, sayang. Aku sudah menyuruh Mrs Patricia untuk memasak makanan kesukaan kalian." Ucap Mom.
Harry hanya bergumam kecil.
Mom pun masuk kedalam mobilnya dan kami juga masuk kedalam rumah. Hari sudah senja.
Harry melangkah cepat menaiki tangga, entah kenapa.
"Harry?" Panggilku.
"Hmm?" Tanyanya.
"Kau mau tidur sekarang?" Tanyaku.
"Tidak."
"Cepat masuk kekamarku." Lanjutnya.
Aku tersenyum dan langsung mengikuti nya memasuki kamar.
Ia naik ke atas kasur akupun duduk disebelah Harry.
"Kau tau Taylor, kan?" Tanya Harry tiba tiba.
"Ya, kenapa? Kau tampak kesal melihatnya, kenapa?" Tanyaku.
"Makanya aku ingin bercerita." Ucapnya.
"Go ahead."
"Aku suka padanya. Dia juga suka padaku, tetapi tadi ia mesra sekali bersama teman sekelasnya."
Entah kenapa dadaku sedikit sesak mendengarnya bercerita. Aku kenapa ya?
"Lalu?"
"Aku baru saja ingin mengajaknya kencan." Ucapnya.
"Jika Mom dan Dad tahu kau akan dimarahi." Ucapku.
"Ck, kalau begitu jangan mengadu pada mereka." Ketusnya.
"Hmm, kurasa dia tidak suka padamu." Ucapku.
"Ck, kau sok tau. Banyak yang bilang padaku jika taylor suka padaku." Ucapnya ketus.
"Jika ia bermesra bersama laki laki lain, itu tandanya ia tidak suka padamu. Kurasa Tay hanya kagum melihatmu waktu main basket." Ucapku sambil menyeringai.
"Sudahlah! Kau bukannya membuatku tenang tetapi justru membuat moodku menambah buruk. Sudah keluar sana dari kamarku. Aku ingin sendiri!" Ucapnya ketus.
Aku bangun dari ranjangnya sambil mencibir pelan.
"Dasar bocah labil." Cibirku pelan bermaksud supaya ia tidak bisa mendengarnya.
"Aku mendengarnya." Ucap Harry.
Aku terkekeh dan langsung keluar dari kamar Harry menuju kamarku.
Aku membuka laptopku dan bermain game favoritku, The sims.
Aku membuat sims ini terdiri dari empat orang, Yaitu Mom Anne, Dad Des, Harry dan aku.
Saat aku sedang asik bermain tiba tiba aku teringat oleh kedua orang tua kandungku. Mengapa mereka tidak mencariku? Apakah mereka sudah mempunyai penggantiku? Aku merindukan mereka.
Tidak kusangka sangka air mataku tiba tiba menetes.
Pintu kamarku terbuka, aku langsung mengusap air mataku.
"Ella?" Panggil Harry.
Aku menengok dan mengangkat alisku bermaksud menjawab 'apa?'
"Kau menangis? Maafkan aku, aku tidak bermaksud ketus denganmu. A-aku baru saja ingin meminta maaf." Ucapnya.
Aku tertawa terbahak saat mendengar jelasannya, ia hanya terdiam melihatku.
"Kau kenapa tertawa?" Tanyanya bingung.
"Habis kau lucu. Aku tidak menangis gara gara kau ketus denganku, Harry."
"Lalu?" Tanyanya sambil mendekatiku.
"Aku hanya sedikit merindukan orang tuaku."
Sedikit? Hahaha.
"Kau kan sudah punya orang tua juga disini, Mom dan dadku adalah Mom dan Dad mu juga." Ucapnya sambil tersenyum.
Aku tersenyum dan langsung memeluknya, entah kenapa air mataku pecah.
"Ssh, sudahlah. Nanti matamu bengkak, kau sangat jelek tau." Ucapnya.
"Kau tahu? Suatu saat nanti kau akan bertemu mereka, mungkin saja mereka sedang mengkhawatirkanmu sekarang."
Sialan.
"Terima kasih, kau membuatku lebih tenang." Ucapku.
"Sudah kewajibanku."
"Yasudah kau temani aku tidur disini ya?" Mohonku.
"Yasudah, aku memang ingin tidur disini. Aku sedang membutuhkan pelukan." Ucapnya.
Aku terkikik mendengarnya. Aku menutup Laptopku dan langsung merebahkan tubuhku di ranjangku.
Ia memelukku dari belakang, aku suka posisi seperti ini.
"Good night, Little Bunny." Ucapnya.
"Bunny? Sejak kapan kau memanggilku little Bunny?" Tanyaku.
"Sejak Sekarang."
"Yasudah, kalau begitu aku memanggilmu Boo Bear, ya?"
"Terserah kau saja, Good Night, Little Bunny." Ucapnya lagi.
"Night, Boo Bear."
---
"Harry?" Tanyaku padanya yang sibuk mengendarai sepeda.
"Hmm?"
"Kita mau kemana? Ini bukan arah pulang." Ucapku.
"Kau ingat janjiku kemarin ingin membawamu kesuatu tempat, bukan?" Jawabnya.
"Oh, ya! Aku ingat."
"Bentar lagi sampai, tunggu saja."
Aku mengangguk.
Setelah 15 menit Harry mengendarai sepeda, akhirnya kita sampai di-- taman?
"Taman?" Tanyaku pada Harry.
"Bisa disebut taman, bisa juga disebut pinggir danau." ucapnya.
Tempat ini indah, tidak terlalu banyak orang. Banyak bunga dipinggir danau. Ada perahu juga disana. Aku suka tempat ini!
Harry menarik tanganku menuju pinggir danau. Ia melepaskan genggamannya dan beranjak kearah kananku. Mau apa dia?
"Kau mau kemana, Harry?" Tanyaku.
"Sebentar."
Ia mengambil gulungan besar lalu membukanya menjadi lebar, Carpet toh.
"Ayo duduk sini."
Akupun duduk di atas carpet ini. Darimana ia mendapat carpet ini? Tapi kuurung niatku untuk mempertanyakannya, aku terlalu banyak tanya.
Dipinggir danau ini tidak ada orang, ada tetapi jauh dari tepi danau ini.
"Ia mengambil sesuatu dari belakang punggungnya dan menyodorkannya padaku, eh? Bunga tulip!
"Ambillah." Ucap nya.
"Wah, such a romantic boy." Ucapku sambil terkikik.
"Terima kasih, Harry. Kau baik." Ucapku.
"Ya, kau suka?"
"Tentu!"
Aku melihat lihat bunga pemberiannya. Tidak ada yang membuka suara setelah kejadian dimana ia memberiku bunga tadi. Awkward.
Aku melihat kearahnya yang sedang menatapku juga. Ia lama lama sedikit menyodorkan kepalanya kearahku. Dia ini ingin ngapain sih?
Ia menutup matanya dan aku baru tahu apa yang ia ingin lakukan.
Tanpa sadar aku juga ikut menutup kedua mataku.
Hihi, Mereka ngapain ya? Vote and comments below↓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything H.S
FanfictionIa hanya menunduk, menatap kakinya sambil merenung berharap orang tuanya datang dan memeluknya. Tiba tiba hujan tidak lagi mengguyurinya, ia mendongak dan mendapati laki laki seumuran dengannya yang melindungi anak perempuan itu dengan payung. "Kena...