10

38 7 1
                                    


Yay, Gue lagi berbaik hati bisa 2 Kali update, baik kan?

Happy reading, my dearest reader:).

X X X X X X X X X X X X X X X X

"Ella! Ayo ke kantin! Tunggu, siapa yang-- Zayn?" Harry menatap tajam kearah Zayn, jadi mereka sudah saling kenal? Mengapa aku tidak tahu. Harry sepertinya menahan marah bisa dilihat rahangnya yang menegang.

"Hey Harry, kita bertemu lagi rupanya!, Kau dekat dengan Ella?" Sapa Zayn sambil tersenyum manis.

Ada apa sih sebenarnya? Harry terlihat tidak suka dengan Zayn.

"Ella, kemari!" Bentak Harry, aku tidak ingin membuat Harry marah, aku hanya menurut dan menghampiri nya.

Harry menarik lenganku kasar, aku meringis, ia kenapa sampai marah seperti ini sih?

"Harry! Sakit." Aku berucap, ia membawaku ke belakang sekolah, kurasa.

Kita berhenti di belakang sekolah, harry melepas tanganku. Ia menatapku marah.

Aku menunduk tak berani menatapnya, sungguh aku benar benar tidak punya salah dengannya.

"Kenapa kau bisa berkenalan dengannya, jawab aku." Ucapnya menahan marah.

"Memangnya kena-"

"Jawab saja!"

Aku menunduk enggan menatap matanya yang tersirat amarah itu.

"A-aku-- dia, hhmm. Ia meminta tolong aku untuk menunjukan ruang kepala sekolah, l-lalu disitu kami berkenalan."

"Jauhi dia, kau tidak boleh bermain dengannya, berbicara pun tidak boleh apalagi menjalin hubungan. Kau mengerti?" Tegas Harry.

Aku tak mengerti mengapa ia mengaturku, ia tidak pernah melarangku dekat dengan laki laki.

"Memangnya kenapa, aku-"

"Jangan membantah! Ia itu berengsek!"

Berengsek? Harry mengada ngada, bagaimana bisa laki laki seperti Zayn berengsek?

Aku tidak ingin membuat emosi Harry semakin meluap, jadi aku hanya mengangguk.

Harry berbalik dan meninggalkanku.

Aku berbohong, aku tidak ingin menjauhi Zayn, mungkin mereka pernah mempunyai masalah dan Harry dendam pada Zayn, buktinya Zayn baik baik saja kepada Harry.

Aku menuju ke kekantin, hari ini aku belum bertemu Selena. Tumben sekali ia tak menghampiriku.

Aku menuju kekelasnya untuk mengajaknya ke kantin.

Aku mencari Selena di kelasnya tetapi tidak ada. Kemana dia?

Aku menyerah mencarinya dan menuju ke kantin seorang diri, perutku sudah berbunyi.

Aku mengantri di antrean makanan sambil membawa nampan.

Aku memilih salad untuk menu makan siangku, fyi I'm vegan.

Aku juga mengambil orange juice untuk minumanku, akupun menuju bangku kosong.

Aku memakan makananku sambil membuka buku yang kupinjam di perpustakaan pekan lalu. Buku ini berjudul 'the fault in our stars' film nya sungguh membuatku menangis tak rela karena kematian Augustus waters.

Tiba tiba aku mendengar meja diseret disebelahku, aku mendongak menatap Zayn yang duduk disebelahku. Aku tersenyum menatapnya. Okay, aku harus pastikan di kantin ini tidak ada Harry, bcs u know.

Aku menatap ke seluruh kantin, tidak ada Harry. Tetapi tetap saja aku takut.

"So, Ella. Apa hubunganmu dengan Harry?" Tanya Zayn.

"Aku adiknya."

Zayn mengangguk mengerti.

"Kau pernah punya masalah dengan kakakku?" Tanyaku.

"Ya, tetapi hanya masalah sepele."

Aku mengangguk mengerti, mungkin ia tidak ingin menceritakan itu sekarang.

"Oh iya, ingin kita kerjakan dimana project Mr Smith itu? Dirumahmu atau dirumahku?" Tanyanya.

"Dirumahmu saja." Aku memilih dirumah Zayn saja karena jika dirumahku kau tahu Harry pasti akan marah.

"Sepulang sekolah, oke?"

"Ya, tetapi aku membawa mobil bersama Harry."

"Denganku saja, aku bawa mobil."

Aku mengangguk.

Bell berbunyi, murid murid masuk ke kelasnya masing masing masing.

Aku sudah selesai dengan makananku, aku. Beranjak berdiri dan berjalan menuju tempat lokerku.

Zayn mengikutiku dari belakang. Aku menaikan satu alisku.

"Dimana lokermu?" Tanyaku.

"Nomor 530. Kau nomor berapa?"

"Kita berdekatan, aku di nomor 526."

Ia tersenyum, aku membuka lokerku dan mengambil buku seni budayaku, buku biologyku kubiarkan ada ditasku berhubung nanti kita ada project.

Aku berjalan bersama Zayn menuju kelas kita. Kita duduk berdua seperti tadi.

Pelajaran berjalan seperti biasa. Aku melihat jam di pergelangan tanganku, mengapa lama sekali?

***

"Zayn, bisa kau tunggu di parkiran sebentar? Aku ingin izin dengan Harry.",

Zayn mengangguk, aku melangkah kan kakiku menuju kelas Harry.

Aku melihat Harry yang berdiri di depan kelasnya, ia menatapku datar.

"Em, Harry?" Panggilku.

Ia menaikan satu alisnya.

"Kau pulang saja. Aku ingin kerumah temanku, aku ingin mengerjakan project biology ku."
Aku berkata sambil menunduk, sungguh kenapa aku jadi takut dengannya.

"Siapa temanmu?" Tanyanya dengan nada dingin.

"S-selena." Maafkan aku yatuhan. Aku berbohong.

Ia menatapku datar dan pergi meninggalkanku, aku bergidik dan pergi ke parkiran.

Aku mencari Mobil zayn, eh aku kan tidak tahu yang mana mobilnya.

"Ella!" Aku menoleh dan benar saja itu Zayn sedang bersender di cap Mobil nya.

Aku menghampirinya dan masuk di bagian kursi penumpang. Disusul Zayn di kursi pengemudi.

Tidak butuh waktu lama akhirnya kami sampai di rumah yang tatkalah besar dari rumahku dan Harry.

Aku masuk kedalam rumahnya bersama Zayn.

Cat emas bercampur silver menjadi cat utama di ruang tamu ini. Aku menyukainya.

"Apa ada orang disini?" Aku bertanya.

"Ya, Orangnya aku dan kau." Ucap Zayn sambil terkekeh.

"Ck, maksudku selain kita."

"Hanya ada beberapa maid disini."

"Dimana orang tuamu?" Tanyaku.

"Mereka ada di Las Vegas untuk mengurus perusahannya."

Aku mengangguk. Aku menaiki tangga menuju lantai atas.

Dibukalah pintu yang Zayn buka. Sepertinya ini kamarnya.

"Ini kamarku, ayo masuk."

Aku masuk, kamar ini bersih dan mewah. Tidak seperti kamar anak laki laki pada umumnya.

"Jadi bagaimana, kau membawa bukunya kan?"

Gimme Vomments please 🐻

My Everything H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang