4

30 6 3
                                    


Tanpa sadar aku juga menutup mataku, sesuatu yang lembab dan kenyal menyentuh bibirku. Aku mengintip dan benar saja! Harry mencium ku.

Ia hanya mengecup bibirku, hanya 10 detik dan langsung ia menjauh dari wajahku.

Aku terdiam menatapnya, sumpah demi pizza ini sangat canggung.

"Eh, hm-mm Maafkan aku, A-aku tidak bermaksud mencium mu." Ucapnya gugup.

"Tidak apa apa." Ucapku sambil menunduk malu. Bisa kutebak pipiku memerah.

"Kau suka?" Tanyanya.

Sialan.

"Eh? Ya." Ucapku gugup

Sialan, ini semakin canggung.

"Itu ciuman pertamaku, hehe. Aku mengambil ciuman pertamamu, ya?" Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang kutebak tidak gatal.

"Iya, tapi tak apa. Ini sangat keren!" Ucapku sambil mengacungkan jempolku.

"Keren?".

"Eh? Maksudku, keren saja karena-- aku tidak tahu namun aku berfikir jika itu keren, lagipula kau kan hanya mengecup bibirku, kau kan kakakku jadi tak masalah."

Ia tersenyum sambil mencubit hidungku

"Kau mau naik perahu?" Tanyanya.

"Mau!" Harrypun menarik tanganku menuju perahu kecil dipinggir danau, ia memegang tanganku bermaksud menolongku agar tidak jatuh. Aku duduk di bangku yang sudah disediakan di perahu itu, Harry ikut duduk didepanku, dengan keadaan berhadapan denganku.

Harry's Point Of View.

Sumpah demi nasi goreng, aku tidak menyangka jika aku menciumnya tadi. Tapi bibirnya lembut sekali. Aku tidak berbohong kalau itu ciuman pertamaku.

Setelah kita menaiki perahu itu, aku mulai mengambil dayung dan mulai mendayung, aku melihat Ella yang sedang mengedarkan pandangannya itu ke danau ini. Taman ini memang indah.

"Harry?" Panggilnya.

"Ya?"

"Saat besar nanti kau bercita cita menjadi apa?"

Aku berfikir untuk mencari apa cita citaku.

"Penyanyi?" Ucapku yang lebih kelihatan seperti pertanyaan.

"Kau bisa menyanyi?" Tanyanya.

"Hmm, sedikit, tetapi suaraku tidak bagus." Ucapku.

"Menyanyi lah, aku ingin mendengar kau menyanyi."

"Tidak, aku malu." Ucapku.

"Cepatlah, kau ini seperti menganggap aku orang asing saja."

Aku menghembuskan nafasku dan mulai menyanyi.

(A/n justin bieber-be alright)

Across the ocean, across the sea,
Starting to forget the way you look at me now
Over the mountains, across the sky,
Need to see your face, I need to look in your eyes

Through the storm and through the clouds
Bumps on the road and upside down now
I know it's hard, babe, to sleep at night
Don't you worry
'cause everything's gonna be alright, ai-ai-ai-aight
Be alright, ai-ai-ai-aight

Through the sorrow, and the fights,
Don't you worry
'cause everything's gonna be alright, ai-ai-ai-aight
Be alright, ai-ai-ai-aight

All alone, in my room
Waiting for your phone call to come soon
And for you, oh, I would walk a thousand miles,
To be in your arms, holding my heart

Oh, I,
Oh, I,
I love you
And everything's gonna be alright, ai-ai-ai-aight
Be alright, ai-ai-ai-aight

Through the long nights
And the bright lights
Don't you worry
'cause everything's gonna be alright, ai-ai-ai-aight
Be alright, ai-ai-ai-aight

You know that I care for you
I'll always be there for you
I promise I will stay right here, yeah

I know that you want me too,
Baby we can make it through anything
'Cause everything's gonna be alright, ai-ai-ai-aight
Be alright, ai-ai-ai-aight

Through the sorrow, and the fights,
Don't you worry
'cause everything's gonna be alright, ai-ai-ai-aight
Be alright, ai-ai-ai-aight

Through the sorrow, and the fights,
Don't you worry
Everything's gonna be alright





"Wah! Suaramu merdu sekali! Tadi kau bilang suaramu jelek." Kicaunya, eh?

"Kukira suaraku jelek." Ucapku sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Kau sering sekali sih menggaruk tengkukmu, rambutmu kutuan, ya?" Ucapnya sambil terbahak.

"Garing." Ucapku. Tetapi ikut tertawa bersamanya.

"Ayo turun." Ucapku sambil membantunya turun dari perahu.

"Hari sudah ingin malam, ayo pulang. Bisa bisa Mrs Patricia mengadu ke Mom kalau kita pulang malam malam." Ucapnya.

Aku mengangguk dan langsung menaiki sepedaku.

---

Aku terbangun karena cahaya menusuk mataku. Aku mengerjapkan mataku lalu mengambil jam weker ku di nakas.

Seketika aku langsung melompat dari tempat tidurku dan langsung memakai seragam sekolah ku tanpa mandi terlebih dahulu

Aku keluar kamarku dan menatap kearah kamar Ella, aku membukanya dan mataku membulat mendapati Ella yang masih tertidur damai di ranjangnya, bagaimana bisa kita kesiangan bersama?

Aku menghampirinya dan menarik selimutnya sambil meneriaki namanya.

"Ella!" Teriakku.

Ia mengerjapkan matanya dan bergumam pelan.

"Ck, ini masih pagi, Harry. Keluarlah dari kamarku." Ucapnya.

"Bangunlah!" Teriakku lagi.

Ia membuka kelopak matanya dan menatapku dari atas sampai bawah dengan sorot mata bingung.

"Kau mau kemana?" Tanyanya.

"Tentu saja, sekolah bodoh!" Ucapku.

Ia tertawa terbahak bahak sampai mengeluarkan air matanya. Aneh sekali bocah ini.

"Kenapa kau malah ketawa? Cepatlah ganti baju, kita sudah kesiangan!"

"Kau jika ingin pergi, pergi saja. Aku tidak ikut ke sekolah." Ucapnya sambil menahan tawa.

"Kau gila, aku akan mengadu pada Mom."

"Mengadu saja."

"Kau ini kenapa sih?" Tanyaku kesal.

"Tidak ada yang kesekolah dihari minggu, Harry. Kau ingin bersekolah bersama satpam, huh?" Sarkasnya.

Bisa kutebak pipiku semerah tomat saat ini. Damn, it is so embarrassing.

Dia melanjutkan tawa bodohnya itu diselingi gumamannya yang sama sekali tidak jelas. Aku hanya menatapnya malas dan langsung keluar dari kamarnya. Setelah aku memasuki kamarpun aku masih mendengar tawanya yang menyebalkan. Sialan.

Oke, aku tau ini pendek:(
Janjideh, chap selanjutnya bakalan lebih panjang dari ini. Push the ⭐⭐⭐ buttons. Thank you:)

My Everything H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang