Aefiliem Academy

62 12 6
                                    

Di kota Deferian kini sedang terjadi kehebohan, di mana kehebohan ini terjadi setiap tahunnya yaitu kehebohan penerimaan siswa baru akademi Aefiliem, akademi Aefiliem adalah salah satu akademi terhebat yang menghasilkan banyak penyihir berbakat. Bukan hanya dari kota Deferian saja yang mendaftar kesana banyak pemuda-pemudi  kota-kota lain yang lain juga yang mendaftar.

Di tengah kerumunan terlihat sesosok pria muda Bermata hitam, rambut hitam memakai memakai jubah biru gelap dengan tongkat pendek di punggung dan pedang bersarung hitam dan bergagang Ungu di pinggangnya. Ya tidak lain dia adalah Alvin Vermilion.

" Nama saya Alvin Vermilion umur saya 15tahun " Alvin mendaftarkan dirinya.

" Silahkan masuk keruangan pojok kanan sana! " wanita berambut biru bermata senada, memakai seragam sekolah putih hitam dengan dasi hijau muda dengan ramah. Dibalas dengan anggukan oleh alvin.

Di Aefiliem Academy sistem test masuk adalah dengan meletakkan tangan di sebuah barscan yang akan mengetahui element dan rank apa yang peserta miliki, di tambah dengan uji coba melawan murid senior di Aefiliem untok mengetahui seberapa besar potensi peserta.

Kini Alvin sudah menuju ruang tunggu arena setelah menjalani scan ability, tidak di sangka baru saja Alvin sampai kini sudah gilirannya.

Agkh, baru juga sampai batin Alvin

Alvin memasuki arena seperti lapangan bola dengan bentuk persegi panjang dan dikeliling penonton, di tengah lapangan ada seorang pria berambut hitam bermata hijau memakai pakaian serba hitam sebagai juri, di sebelah barat arena di sebuah altar ada beberapa guru penting dan para guru di belakangnya juga di sebelah timur di atas altar ada beberapa murid penting dan Osis.

Test ini untuk mengetahui seberapa besar potensi calon murid yang akan di tarungkan melawan senior.

" Senior dengan nomor 76 di minta turun ke arena " ucap suara dari sebelah timur. Sebagai tambahan para senior diberi nomor dan akan di acak untuk menunjukan kebolehanya kepada calon juniornya.

Terjunlah seorang pria tampan berambut merah berbola mata hitam memakai jubah/jaket berwarna ungu gelap. Saat ia turun semua wanita teriak histeris.

"Khya~ Takuchi-senpai pasti calon murid itu akan kalah dengan cepat." Dan banyak lagi teriakan para gadis.

Oh.. dia salah satu idol di sini. Alvin berbicara dalam hati.

" Oke peraturannya sederhana jangan sampai membunuh kalian bebas melakuman apapun" Ucap sang wasit/Juri. Di jawab dengan anggukan Oleh Takuchi dan Alvin.

" BATTLE STARRT "

" Keluarkanlah semua kemampuan mu jika kau tidak ingin tulang mu patah!" Ucap Takuchi menyombongkan diri.

Sombong sekali senior ini. Alvin sedikit kesal.

*Remukan saja tubuh orang itu Alvin.* Ucap Stoor di dalam tubuh Alvin.

" Mungkin akan aku lakukan." Jawab Alvin.

Pemuda berambut merah itu maju menerjang Alvin ia melancarlan tendanga vertikal mengarah ke wajah Alvin, Alvin menghidari tendangan itu dengan mundur beberapa langkah saat itu juga Alvin balik menendang si rambut merah dan di tangkisnya dengan tangan kanannya, ia pun terdorong mundur beberapa langkah.

Semakin lama pertarungan mereka semakin sengit kecepatan pertarungan begitu cepat semua penonton hingga membuka dan menutup mulut mereka setiap serangannya.

Di sisi lapangan di tempat para guru Aefiliem lebih tepatnya tempat duduk guru penting terlihat seorang pria berusia 40 tahunan sedang bergumam kecil, ia memiliki rambut hijau dan berbola mata biru dengan rambut sedikit panjang.

MAGIC AND BATTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang