9: Disgusting, He Said

7.1K 1.1K 131
                                    

Chapter 9: Unlocked!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 9: Unlocked!

🔓

Acara pensi hari ini ditutup oleh penampilan dari Raisa. Setelahnya ada sesi meet 'n greet buat para peserta lomba yang beruntung dari hasil undian hari ini.

Sesuai dengan apa yang udah dibilang Kak Dirga, setelah pensi selesai panitia harus segera membereskan semua properti yang ada di panggung.

Kal mengedarkan pandangannya, bermaksud mencari presensinya Tama. Seharian ini dia gak papasan sama sekali.

Tetiba Kak Dirga menghampiri Kal yang lagi mengangkut beberapa dekorasi di panggung. "Kal, lo liat Irene gak?" Tanya Kak Dirga.

Kal sontak menggeleng pelan, dirinya juga gak ada papasan sama Irene selama pensi hari ini.

"Gak kak, emang kenapa?"

"Oalah. Gak kenapa-kenapa, sih. Soalnya dari pas Raisa tampil, dia gak keliatan sama sekali. Takutnya kalo ada apa-apa nyokap bokapnya yang marah ke gue."

Kak Dirga jelas keliatan cemas, "Mungkin lagi ke toilet." Ujar Kal asal.

Kak Dirga memandang Kal sejenak, bisa jadi emang dia beneran di toilet.

"Kalo gitu, temenin gue ke toilet, ya? Siapa tau beneran ada di sana. Gue kan gak bisa masuk ke dalem toiletnya, hehe." Ujar Kak Dirga cengengesan. Kal mendengus pelan lalu mengangguk. Akhirnya dia mengikuti Kak Dirga dengan setengah hati.


***


Di luar toilet dipenuhi sama panitia pensi, entah lagi ada apa. Kal dan Kal Dirga saling melirik bingung.

"Kenapa pada ngumpul di sini?" Tutur Dirga.

Tetiba Irene sama Tama keluar dari toilet dengan kondisi Irene yang basah kuyup. Tama yang sadar ada Kal langsung menghampirinya dengan emosi.

"Ternyata lo itu busuk!" Sahutnya dengan emosi. Kal jelas kaget dengan apa yang dibilang Tama.

"Maksud—"
"Gak usah bacot! Gue tau ya elo ngebully Irene! What is really wrong with you, Kal? Are you insane?" Bentaknya.

Di sampingnya, Kal bisa melihat Irene tersenyum miring ke arahnya.

God, this girl is so manipulative.
Padahal siapa yang semalem kena bully?

Kal tertawa sinis, sungguh drama sekali kedua orang di depannya ini. Kal lalu melangkah mendekati Tama.

"Fyi, selama pensi berlangsung gue gak ada ketemu salah satu dari kalian. Jadi, bukti dari mana yang nyatain kalo gue ngebully Irene?" Ujarnya sengit.

Mendengarnya Irene langsung menyanggah ucapan Kal, "Bohong! Gue di kunci di kamar mandi dari tadi siang sama dia!" Ujarnya. Irene menatap Tama dengan raut wajah yang ingin menangis.

"Gue gak tau salah gue apa, tiba-tiba dia narik tangan gue ke dalem toilet terus nyiram dan ngunciin gue. Kalo gak ada lo, gue masih di toilet kali." Sambungnya sambil menangis.

Kal melotot tidak percaya ke arahnya. Gila, cewek ini ahli banget ya kalo ngebohong?

Sebaliknya, Tama malah memandang Kal dengan jijik setelah mendengar ucapan Irene. "Mulai sekarang gak usah ganggu Irene lagi! Gue muak sama tukang bully kayak lo!" Ujarnya lalu menarik Irene, namun Tama kembali menatap Kal.

"Oh, dan satu lagi. Berhenti suka sama gue. So disgusting that I got crushed by you." Sahutnya lalu meninggalkan Kal.

Ouch! That was really hurt. Disgusting, he said.

Panitia pensi yang mendengar itu memandang Kal dengan wajah kaget, seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar tadi.

This girl got so much attention right now.

Rasanya Kal ingin langsung pulang ke rumahnya lalu menangis dengan puas. Kal berpikir bahwa dunia gak adil banget sama dia.

Why is this happening? What is her fault, actually?

Sementara Kak Dirga yang sedari tadi berdiri di sebelahnya memandangnya ragu, "Beneran kamu ngebully dia?"

Kal menoleh dengan tidak percaya, "Excuse me?"
Tanyanya.

"Lo percaya sama cewek yang jelas-jelas ngebully gue kemarin? Which side are you, honestly?"

Dirga terkesiap saat melihat Kal yang mulai menangis. "E-eh, jangan nangis! Sorry, sorry, that was a stupid question. Gue percaya sama lo, kok." Ujarnya sambil mengusap kepala Kal.

"Sekarang lo balik aja. Gue yang anter."

🔒

Chapter 10: Loading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 10: Loading....

Kakel JudesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang