sesampainya dirumah, aku langsung bergegas kekamar. mengganti baju seragamku dengan daster. biar saja kalian fikir aku seperti emak-emak karna pakai daster, tapi serius pake daster itu enak loh. semriwing gimana gitu. hehe.
ah.. aku baru ingat, aku ingin membuka amplop apa yang diberikan oleh temannya Dimas itu. tapi, Dimas itu siapa ya?
sabodo teuing lah. aku penasaran dengan isinya. langsung saja ku buka dan ku baca.
amplopnya berwarna putih. ituloh amplop yang suka ibu-ibu pakai kalau mau kondangan yang diisi duit. kertasnya? aku yakin dia merobek bagian tengah bukunya. iyalah, wong dia nulis cuma secimprit kertasnya masa 4 lembar.
isinya adalah :
Saya Dimas. Kamu pasti Meiliana Utami Darmawan. iya kan?
Aku bingung. gimana gak bingung, ketemu yang namanya Dimas aja belum. tampangnya kayak apa, hidungnya mancung apa pesek, giginya lengkap atau ompong satu, dia botak apa ada rambutnya? aku jadi menerka-nerka sendiri.
**
pada saat jam makan malam, Aku, Mama, Papa dan Abangku makan malam bersama. hal yang sangat jarang terjadi. kalau Mama dan Papaku sih sering makan bersama dengaku. ini soal Abangku yang lebih memilih tinggal disebuah apartement biar mandiri katanya.
"gimana jadi anak SMA dek?" tanya Abangku
"not bad lah ya bang. hm.. anaknya asik asik sih terus seniornya juga pada baik gak kaya yang aku fikir kaya disinetron" jawabku
"hahaha kamu kebanyakan nonton sinetron sih Tam" Papaku tertawa. Mama tersenyum.
"tau gak bang?" tanyaku
"gak tau tuh" jawab abangku.
yaiyalah aku kan belum kasih tau jadi gimana bisa tau.
"serius nih, aku mau cerita"
"serius udah bubar dek, terus cerita itu benda apa? atau buah apa? nanti abang beliin" katanya dengan wajah polos. menjengkelkan.
"bete deh ah aku" kataku sedikit ngambek.
"baper banget sih unta minta mimi alias Utami. nanti aja ceritanya makan dulu" perintah abang
jadilah aku makan dulu. sampai selesai, aku pergi kekamar. aku dan abang sudah janjian untuk membuka sesi curhat dadakan. bahasa kerennya curcol.
aku menceritakan soal, Tito dan temannya Dimas. dari mulai Tito mengajakku mengobrol sampai isi surat yang diberikan Dimas. abangku? dia tertawa puas. katanya aku punya pengagum rahasia. katanya bahasanya kerennya adalah secret admirer.
"adik abang sudah besar. udah punya pengagum rahasia dihari pertama sekolah." masih dengan tawanya yang menggelegar
"aku tuh gak kenal dia bang, tapi aneh dia kenal aku. padahal aku kan bukan artis." kataku
"emangnya cuma artis yang terkenal?" tanya abang. "abang terkenal kok dikantor dan juga dikampus. apa abang artis? atau mirip artis mungkin?"
"gausah muji diri sendiri."
"udah malam, tidurlah besok sekolah. abang akan antar kamu besok mau lihat yang mana yang namanya Dimas. hahahaha" abang mematikan lampu kamar dan bergegas pergi kekamarnya.
mungkin, abang ingin tau siapa Dimas. tapi, aku tidak ada niatan untuk mengetahui siapa itu Dimas. karna dia bukan artis, jadi aku anggap dia hanya manusia biasa. hehe
YOU ARE READING
Seandainya
Teen Fictionseandainya aku bisa meminta permintaan, aku akan mengulang waktu saat besamamu. seandainya kejadian itu tidak terjadi, pasti aku masih bersamamu saat ini. seandainya ... seandainya ...