Bagian 3 (a)

5 0 0
                                    

Jakarta, 6 Juli 2011

aku tidak pernah merasa sebahagia ini, maksudku ini perasaan yang sangat aneh. entah karna apa, mungkin karna satu hal yang memberiku semangat? atau karna hal lain? 

pagi tadi, aku menerima bunga. dan aku yakin itu dari Dimas. bagaimana aku bisa tau? karna ada suratnya didalam bunga. bukan bunga seperti yang difilm-film. tapi itu bunga yang ada madunya. 

ah.. bagaimana aku menjelaskannya? kalian tau bunga yang berwarna merah yang pada waktu itu jika melihat bunga itu, kalian akan mengambil sarinya yang manis. yang kalian sebut itu adalah madu. ya seperti itu lah. aku susah mendeskripsikannya. 

isi dari suratnya adalah 

have a nice day Meiliana, saya harap kamu suka bunga ini. jangan dimakan madunya ya hehe. saya belum punya penghasilan, jadi saya petik bunga yang ada ditaman saja. -Dimas

aku melambung tinggi diangkasa. haha biarlah kalian berfikir aku lebay atau anything else. tapi aku senang. hanya perlakuan sederhana, namun ini romantis. hahaha tidak-tidak. 

aku tidak boleh luluh, bisa saja aku adalah bagian dari taruhannya dan teman temannya? aku terlalu kepedean. 

"senyum-senyum mulu lo" kata Tiara. 

"eh? emang iya ya?" 

"wah sakit lo ya? ngeri gue deket-deket sama lo" aku tersenyum lagi.

"menurut lo, Dimas gimana?" tanyaku

"Dimas? Dimas kakak kelas kita?" aku mengangguk. 

"dia itu... baik, pinter, ganteng, ramah, murah senyum, gak pelit, banyak fans nya, eh tapi dia gak ganteng banget sih, cuma manis aja kalo senyum ada lesung pipinya. terus juga katanya dia jagoan sekolah" kata Tiara panjang lebar

"jagoan sekolah?" tanyaku

"iya.. jagoan sekolah. udah ah kenapa jadi ngomongin dia? nanti dia keselek kalo lagi makan" 

dan sepertinya aku memang harus banyak tau tentang Dimas, jika aku ingin mengenal siapa Dimas sebenarnya. ini seperti.... teka-teki yang harus dipecahkan. 

SeandainyaWhere stories live. Discover now