"lo gak apa apa bro?" kata Lio
"gak apa apa bang. ini mah ga kerasa sakitnya. he he" kata laki-laki itu
"lo gak apa apa?" kali ini giliranku yang bertanya
"iya Meiliana, saya baik baik saja" katanya dibalik buff
"oh iya bro, bukalah buff lo masa ngomong pake buff gak sopan apalagi sama yang lebih tua" kata Lio lagi
dia membuka buff nya. seperti yang sudah aku duga. dia Dimas. kenapa aku bisa berfikiran itu Dimas? karna bahasanya yang sangat baku saat berbicara denganku. dan aku mengenal wangi parfum nya.
"gue Aprillio. panggil Lio aja." Lio mengulurkan tangannya kepada laki-laki itu. maksudku, Dimas.
"gue Dimas" katanya tersenyum
"oh ini Dimas?" Tanya Lio. aku benci melihat muka Lio seperti sekarang ini.
"terima kasih Dimas, sudah membantu gue." kataku sedikit tidak enak.
"sama sama Meiliana, saya senang membantu kamu" dia tersenyum lagi. aku meleleh
"ayo pulang." kataku sambil menarik tangan Lio.
tapi sebelum itu, Lio sudah pamit kepada Dimas. entah kenapa aku jadi merasa tidak enak. dia harus terkena bogem mentah dari Rendy karna membela ku.
selama didalam mobil, Lio tersenyum seperti orang gila sambil memandangku.
"apaan deh?" kataku sambil mendelik
"itu Dimas?" tanya nya
"hm.."
"lumayan lah cakep sih, tapi masih cakepan abang sih dek. hahahaha" dia tertawa. padahal menurutku tidak lucu.
"abang suka sama dia? nanti aku sampein. berhubung abang jomblo , dan pernah ditinggal nikah sama sang mantan kali aja jadi berubah haluan suka sama sesama pisang" kataku cuek
"buset dah dek, lo kalo ngomong pedes bener kaya samyang."
"hehe. abang ganteng" kataku merayu
"mau apa lo?" katanya. sepertinya dia tau apa maksudku merayu nya
aku hanya nyengir dan memasang wajah seimut mungkin. padahal mah amit. jijik juga sih melakukan nya. tapi karna terpaksa ya gapapa deh.
"oke! fine! kita makan." yess!!
itulah abangku, tanpa aku mengucapkan aku lapar, dia sudah tau bahwa adiknya ini ingin makan. aku sayang abanglah pokoknya. hehe
YOU ARE READING
Seandainya
Teen Fictionseandainya aku bisa meminta permintaan, aku akan mengulang waktu saat besamamu. seandainya kejadian itu tidak terjadi, pasti aku masih bersamamu saat ini. seandainya ... seandainya ...